Masuk Musim Kawin, Ular Kobra Teror Rumah Warga Jember, Panji Petualang Sebut Ada yang Menarik Perhatian Mereka, Ini Alasannya

Rabu, 04 Desember 2019 | 14:13
Instagram/Panji Petualang

Ular Kobra meneror sebuah pemukiman di Jember, Panji Petualang ungkap permasalahannya

Gridhot.ID - Salah satu perumahan di kabupaten Jember kini sedang diteror oleh kawanan ular kobra.

Pasalnya, hewan tersebut ditemukan warga bersarang di rumah-rumah.

Kejadian ini tepatnya terjadi di Perumahan Tegalbesar Permai 1 Kecamatan Kaliwates, Kabupaten Jember.

Baca Juga: Sendirian Datang ke Galaxy Mall dengan Kondisi Murung, Seorang Pengusaha di Surabaya Nekat Bunuh Diri dari Lantai 4, Sang Istri Ungkap Keganjilan

Teror ular kobra tersebut terjadi selama akhir November hingga awal Desember 2019 ini.

Dikutip TribunJabar.id dari laman TribunMadura.com, Selasa (3/12/2019), ular korba masuk ke perumahan warga di blok AQ-AP.

Windi Asri, salah seorang warga di perumahan tersebut, mengakui ular kobra yang masuk ke rumahnya berjumlah delapan ekor.

Baca Juga: Tiada Teman dan Musuh Abadi dalam Politik, Begini Jatuh Bangun Hubungan Megawati dan Prabowo Subianto, Sempat Tuding Ketua Umum PDIP Berkhianat Meski Pernah Selamatkan Dirinya Saat Terlantar Tak Punya Kewarganegaraan

Jika ditotal, ular yang ditemukan warga di perumahan itu berjumlah puluhan ekor.

Selain itu, di selokan sekitar perumahan tersebut, ditemukan juga telur ular yang sudah pecah.

Panji menjelaskan mengapa ular kerap ditemukan di wilayah permukiman.

Baca Juga: Disuntik Dana Rp 3 Triliun oleh Pemerintah, Bisnis PT PANN Justru Bikin Bingung Menteri BUMN Erick Thohir, Menkeu Sri Mulyanai Malah Tak Familiar

Awalnya, Panji menjelaskan mengenai musim kawin ular dan reptil-reptil lain.

Ia mengatakan, ular dan reptil lain akan masuk musim kawin di awal tahun atau sekitar Januari sampai Maret.

"(Karena itu) biasanya di akhir tahun akan bermunculan anak-anak ular dan reptil lain ke dunia," ujar Panji Petualang, dikutip TribunJabar.id dari kanal YouTube PANJI PETUALANG, Selasa.

Baca Juga: Garuda Indonesia Sebut Bukan Direksi yang Bawa, Inilah Identitas 2 Karyawan yang Selundupkan Onderdil Limited Edition Harley Davidson dan Sepeda Brompton, Baru Ketahuan Saat Pesawat Mendarat di Hanggar GMF

Lebih lanjut Panji menjelaskan mengenai mengapa ular banyak ditemukan di permukiman.

Ia mengatakan, dulu sebelum manusia membuka lahan untuk tempat tinggal, para ular dan reptil lain hidup nyaman di tempat mereka.

Ular dan reptil lain ini tak terganggu.

Baca Juga: Hanya Satu-satunya yang Tersisa di Dunia, Hewan Ini Dijaga Pasukan Militer Bersenjata Lengkap, Tapi Malah Begini Endingnya

Termasuk ekosistem dan rantai makanan mereka pun stabil dan seimbang.

Namun, seiring berjalanya waktu, populasi manusia semakin bertumbuh banyak.

Salah satu penyebab populasi manusia jadi banyak adalah karena tak ada predator yang memburu manusia.

Baca Juga: Gara-gara Diberi Uang Bonus Terlalu Banyak, ART Sandra Dewi Pilih Mengundurkan Diri, Kok Bisa?

Semakin lama, manusia membutuhkan tempat untuk tinggal.

Manusia pun, lanjut Panji, membuka lahan untuk tinggal.

Tak hanya itu, manusia juga membuka lahan untuk kepentingan tertentu seperti jalan, industri, dan lain sebagainya.

Baca Juga: Rela Ngemis hingga Jualan Tisu di Pinggir Jalan, Bocah 9 Tahun Ini Selalu Jadi Sasaran Pukul Ibunya Jika Pulang Tak Bawa Uang, Hasilnya Ternyata Dipakai Bayar Arisan

Pembukaan lahan tersebut, menurut Panji, tentu menganggu ekosistem yang ada.

Rumah bagi para hewan akhirnya tergusur oleh pembukaan lahan manusia.

"Hewan tersebut pontang-panting ke sana ke mari mencari rumah baru untuk mereka. Ketika terciduk ditemukan manusia, manusia akan membunuhnya, manusia menganggap mereka adalah hewan berbahaya," ujar Panji Petualang.

Baca Juga: Orang Dalam Berasa Kebal Aturan, Sosok Penumpang yang Bawa Onderdil Harley Davidson Ilegal di Pesawat Ternyata Bukan Orang Sembarangan, Berstatus Direksi Garuda Indonesia, Pihak Maskapai Kini Lepas Tangan

Dia menjelaskan, kerusakan habitat itulah yang menjadi faktor utama mengapa ular masuk ke permukiman.

Lalu ada juga faktor lain.

Faktor lain ular masuk ke permukiman adalah karena kerap ditemukan tikus di sekitar rumah-rumah warga.

Baca Juga: Nasib 20 Ribu Ton Beras Bulog, Dilelang Hingga Dijadikan Pakan Ayam, Pengamat Sebut Rencana Itu Sangat Keterlaluan

Tikus adalah makanan pokok dan makanan yang paling disukai oleh ular.

Beberapa kobra dan jenis ular lainnya menyukai tikus.

"(Akhirnya) mereka masuk ke permukiman untuk memburu tikus," kata Panji.

Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Teror Ular Kobra di Jember Bikin Warga Geger, Ada Puluhan Ekor, Panji Petualang Jelaskan Penyebabnya.

(*)

Tag

Editor : Angriawan Cahyo Pawenang

Sumber Tribun Jabar