Find Us On Social Media :

Julukan 'Musuh Bebuyutan' Berubah Jadi Kawan, Seteru Abadi BTP di DPRD Jakarta Ini Kini Justru Berbalik Arah Puji Habis-habisan Jabatannya di Pertamina: Saya Yakin Pak Ahok Bisa Libas Mafia Migas!

Ahok dan Haji Lulung

Gridhot.ID - Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok kini telah resmi menduduki jabatan sebagai Komisaris Utama PT Pertamina.

Ahok sendiri sudah diangkat saat Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa pada Senin (25/11/2019).

“Jadi sekitar jam 10 sudah diadakan penyerahan keputusan dari Menteri BUMN selaku RUPSLB ya PT Pertamina tentang pemberhentian dan pengangkatan anggota direksi maupun Dewan Komisaris baru," ujar Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman di Kementerian BUMN, Jakarta, Senin.

Baca Juga: Jabatan Hilang Seketika Jika Berani Menentang, Curhat Pramugari Garuda Era Ari Ashkara yang Kena PHK Sepihak Hanya Gara-gara 3 Slot Rokok, Semua Keputusan Berdasarkan Mood Bos Besar

Dalam struktur Dewan Komisaris, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok diangkat sebagai Komisaris Utama Pertamina menggantikan Tanri Abeng.

Lalu, Budi Gunadi Sadikin diangkat menjadi Wakil Komisaris Utama (Wakomut) Pertamina menggantikan Archandra Tahar.

Kemudian, Komjen Polisi Condro Kirono menggantikan Gatot Trihargo di posisi komisaris di perusahaan pelat merah itu.

Baca Juga: Semua Pramugari dan Awak Kabin Bisa Dibuat Tunduk Seketika di Hadapannya, Jacqualine Beberkan Kata-kata Sakti Ari Ashkara di Balik Kebobrokan Garuda Indonesia, 'Kata Bapak....'

Jenderal bintang tiga itu merupakan mantan Kabaharkam Polri sebelum digantikan oleh Irjen Firli Bahuri. Irjen Firli sendiri merupakan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terpilih.

Sementara itu, pada jajaran direksi, Emma Sri Hartini diangkat menjadi Direktur Keuangan Perseroan.

Emma menggantikan direktur keuangan sebelumnya, yakni Pahala Nugraha Mansury yang ditunjuk oleh Erick Thohir menjadi Direktur Utama BTN.

Anggota Komisi VII DPR Abraham Lunggana mengomentari dipilihnya Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sebagai Komisaris Utama Pertamina. Menurutnya, Ahok punya kapasitas untuk memberantas mafia migas di Pertamina.

Baca Juga: Ngaku-ngaku Rajin Sholat, Putri Novitasari Gelagapan Ditanya Tamu Soal Arah Kiblat di Rumahnya: Incess Kiblatnya ke Mana Ya Arahnya?

Pria yang akrab disapa Haji Lulung itu mengatakan, masuknya Ahok bisa memberantas mafia migas yang lama namun tidak kemudian memunculkan mafia baru.

"Saya yakin dengan adanya Pak Ahok tidak ada kemudian hilangnya mafia yang lama datang lagi mafia yang baru. Insyaallah ya, yakin itu," kata dia dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan direksi Pertamina di Gedung DPR RI, Jakarta Pusat, Kamis (28/11/2019).

"Saya yakin kalau Pak Ahok masuk (Pertamina) kemarin tagline di ILC (Indonesia Lawyers Club), untuk memberantas mafia, oleh karenanya saya sepakat dengan Pak Maman dari Golkar," ujarnya.

Baca Juga: Dihajar Bogem Mentah oleh 2 Orang Security, Pasien RSJ Babak Belur Usai Diduga Mau Melarikan Diri karena Tak Sanggup Lunasi Tagihan Rumah Sakit, Pihak RS Angkat Bicara

Pernyataan Lulung lalu sempat dikomentari oleh anggota yang lain, apakah benar saat ini di Pertamina ada mafia. Lulung pun meyakini itu karena isu yang beredar selama ini.

"Ya kalau isunya seperti itu kan pasti ada (mafia) ya," sebutnya.

Anggota Komisi VII DPR RI Abraham Lunggana alias Haji Lulung ikut angkat bicara terkait jabatan baru mantan lawan politiknya, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok sebagai Komisaris Utama PT Pertamina (Persero).

Lulung menyatakan yakin keberadaan Ahok di perusahaan minyak dan gas (migas) negara itu bisa membantu memberantas mafia migas.

Karenanya dia juga mengimbau agar kehadiran Ahok di tubuh Pertamina jangan dijadikan sebagai ancaman.

Baca Juga: Bak Menang Perang Usai Dibelenggu Musuh yang Kuat, Inilah yang Dirasakan Para Pramugari dan Awak Kabin Setelah Era Ari Ashkara Berakhir, Banyak yang Gelar Tumpengan hingga Undang Anak Yatim

"Pak Ahok itu orang baik yang saya kenal, jangan kemudian berpikir ada ancaman di situ," kata Lulung dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) di Komisi VII DPR RI, Kamis (28/11).

Lebih lanjut, Lulung juga mengatakan akan mengawal Ahok dalam tugas pemberantasan mafia migas di tubuh Pertamina. Dengan masuknya Ahok, dia juga optimistis mafia migas yang selama ini merugikan keuangan negara dapat dihilangkan.

"Saya yakin dengan adanya pak ahok tidak ada kemudian hilangnya mafia yang lama datang lagi mafia yg baru. Insyaallah ya, yakin itu," kata Lulung. Seperti diketahui, saat menjabat sebagai anggota DPRD DKI Jakarta Haji Lulung selalu menjadi buah bibir.

Baca Juga: Sejarah Besar Maskapai Garuda Indonesia yang Sudah 60 Tahun Mengudara, Bermodal dari Patungan Harta Rakyat Aceh hingga Sempat Jadi Raksasa Asia, Ternyata Juga Pernah Alami Kebobrokan di Era Soeharto

Pasalnya, Haji Lulung selalu berseteru dengan mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahok. Salah satunya terkait kasus relokasi pedagang kaki lima (PKL) Tanah Abang, Jakarta Pusat pada Juli 2013.

Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebelumnya menyatakan pengangkatan Ahok sebagai Komisaris Utama Pertamina antara lain bertujuan untuk menurunkan impor bahan bakar minyak (BBM) untuk mengurangi defisit neraca perdagangan.

"Menurunkan impor BBM, itu target untuk Pak Ahok," kata Staf Khusus Kementerian BUMN Arya Sinulingga, kepada awak media, Selasa (26/11).

Baca Juga: Dua Tahun Merantau dari Birmingham ke Suriah untuk Gabung ISIS, Pria Ini Langsung Jadi Sosok Algojo yang Ditakuti, Mengaku Telah Potong Lebih dari 100 Kepala Manusia

Arya pun mengatakan, pemerintah memiliki beberapa cara untuk menekan impor BBM, seperti dengan cara meningkatkan porsi energi baru terbarukan (EBT) dan mempercepat pembangunan kilang minyak.

Dia juga mengungkapkan bahwa pemerintah akan mengeluarkan beberapa kebijakan baru demi menekan impor BBM.

"Tunggu libur Desember, ada kebijakan bagaimana mengurangi bahan bakar impor," ujarnya.(*)

 

Artikel ini telah tayang di Fotokita.ID dengan judul "Dulu Jadi Musuh Bebuyutan di DPRD Jakarta, Kini Tokoh Tanah Abang Itu Malah Berbalik Arah: Puji Habis-habisan Ahok di Depan Pejabat Pertamina Saat Rapat Parlemen".