Gridhot.ID-Belakangan ini PT Garuda IndonesiaTbk (Persero) ramai disoroti dan jadi pembicaraan publik.
Semuanya berawal setelah terbongkarnya kasus temuan penyelundupan motor Harley Davidson dan sepeda lipat Brompton dalam pesawat baru Garuda Indonesia.
Siapa sangka jika oknum penyelundup tidak lain adalah Direktur Utama dari maskapai pelat merah itu sendiri,I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra.
Tak berselang lama, sosok yang akrab disapa Ari Askhara tersebut pun dicopot dari jabatannya olehMenteri BUMN Erick Thohir.
Usia perusahaan ini nyaris sama dengan umur berdirinya republik ini. Sejarah Garuda tak bisa dilepaskan dari masa perang kemerdekaan, saat rakyat Aceh sukarela menyumbangkan hartanya untuk pembelian pesawat pertama Garuda, Dakota RI-001 Seulawah.
Dalam beberapa dekade sejak orde lama, Garuda Indonesia mengalami pasang surut bisnis seiring pergantian penguasa.
Seperti diberitakan Harian Kompas, 26 Januari 1999, Garuda Indonesia sempat menikmati kejayaannya di tahun 1980-an.
Armada Garuda Indonesian Airways waktu itu mencapai 79 pesawat, menjadikan Garuda sebagai maskapai penerbangan terbesar di belahan bumi selatan dan kedua di Asia setelah Japan Air Lines.
Butuh waktu bertahun-tahun membangun reputasi tersebut. Tidak lain dibangun dengan kredibilitas dan pemupukan modal yang saat itu susah payah dibangun Direktur Utama Garuda Wiweko Soepono yang menjabat tahun 1968-1984.
Saat itu, Wiweko merombak habis-habisan Garuda. Tindakannya ini sangat tidak populer dan kecaman datang dari segala penjuru, namun ia tidak peduli dan terus melabrak setiap usaha yang menghalangi tugasnya menyehatkan perusahaan yang dipercayakan oleh pemerintah.