Masa Kecilnya Direnggut Karena Jadi Titisan Dewi, Nihira Bajracharya Dilarang Menapakkan Kaki ke Tanah dan Harus Pisah dengan Orang Tua, Begini Kisahnya

Selasa, 17 Desember 2019 | 09:13
Twitter

Nihira Bajracharya

Gridhot.ID - Nepal dijuluki sebagai negara ksatria perang karena suku Gurkha memiliki tradisi kebudayaan yang unik.

Masyarakat Nepal amat mempercayai adanya seorang manusia berjuluk Dewi Kumari.

Dikutip dari Natiobal Geographic Indonesia, Rabu (5/9/2018), Dewi Kumari dipercayai sebagai titisan Dewi Taleju dan disembah oleh umat Budha dan Hindu di Nepal.

Baca Juga: Jenazah Bayinya Dibawa Kabur Rombongan Ojol dari Rumah Sakit, Dewi Ternyata Bekerja Jadi Tukang Laundry, Saat Hamil Besar Ditinggal Pergi Suami

Dewi Kumari ialah seorang manusia, biasanya sejak usia sangat kecil umur 3-5 tahun, orang yang terpilih menjadi Dewi Kumari akan diangkat menjadi sesembahan di Nepal.

Pemilihan itu sendiri dilakukan oleh pemuka agama di kuil.

Dalam proses penilaian, para pemuka agama akan membaca berbagai pertanda dan melakukan penilaian berdasarkan 32 sisi kesempurnaan fisik manusia.

Baca Juga: Laporkan Novel Baswedan, Dewi Tanjung Tak Hanya Aktif di Dunia Politik, Politisi PDI Perjuangan Itu Sempat Muncul di Layar Kaca, Jadi Bintang Sinetron di Salah Satu Televisi Swasta

Pada Februari 2018 lalu pemuka agama Nepal memilih seorang balita gadis bernama Nihira Bajracharya sebagai Dewi Kumari.

Nasib bahagianya sebagai anak kecil harus terenggut setelah ia terpilih menjadi Dewi.

Nihira yang berganti status sosial dari manusia biasa menjadi dewi kahyangan diperlakukan amat istimewa.

Salah satunya setiap orang di Nepal akan mendoakannya, memujanya dan menyembahnya.

Baca Juga: Dulu Hidup Bergelimang Harta dengan Penghasilan Rp 100 Juta Per Hari, Mantan Suami Dewi Perssik Kini Justru Jadi Tukang Kopi di Penjara dan Jual Rumah Mewahnya Seharga 3,5 Miliar

Nihira juga dilarang menapakan kaki ke tanah.

Ia juga tak diperbolehkan berbicara dengan orang lain kecuali keluarganya.

Nihira juga harus berpisah dengan orang tuanya dan dirinya tak boleh meninggalkan kuil tempatnya sekarang tinggal.

Baca Juga: Gerah Suaminya Dituding Kerap Liburan ke Luar Negeri Pakai Uang Rakyat, Istri Gubernur Sumatera Barat Murka, Langsung Ancam Bakal Tembak Politisi Partai Gerindra

Setiap harinya Dewi Kumari akan memberkahi umatnya

Dewi Kumari hanya diperbolehkan keluar kuil pada saat ritual da festival Bhoto Jatra.

Bhoto Jatra sendiri adalah festival perayaan menyambut datangnya musim hujan.

Saat festival berlangsung, Kumari hanya boleh digotong dengan tandu emas dan diangkat oleh orang-orang terpilih.

Baca Juga: Nasib Tak Ada yang Tahu, Dulu Cuma Jabat Tangan PM Malaysia, Bocah Cilik Ini Kini Jadi Pimpinan di Kanada

Tugas Nihira sebagai Dewi Kumari akan usai jika gadis itu sudah mendapatkan menstruasi pertamanya.

Namun seorang mantan Dewi Kumari bernama Chanira Bajracharya mengaku sulit kembali hidup normal setelah bertahun-tahun sebelumnya menjadi Dewi Kumari.

"Bahkan sampai sekarang aku sulit berjalan kaki dengan gerakan yang benar, karena saat masih kecil aku selalu digendong dan ditandu. Dunia luar benar-benar hal yang asing untukku," ucap Chanira.

Baca Juga: 4 Hari Sebelum Nyawanya Melayang di Tangan Sang Kekasih, Mahasiswi UIN Sempat Curhat di Sosial Media: Haruskah Anak Ibu Meninggalkan Dunia dengan Cara Paling Tragis?

Bahkan kritikan juga datang dari aktivis hak asasi manusia Nepal.

Mereka memprotes pemilihan Dewi Kumari yang memberangus masa kanak-kanak yang harus didapatkan oleh semua manusia.

Meski begitu pemerintah Nepal acuh tak acuh atas semua kritikan dan tetap menjalankan ritual pemilihan Dewi Kumari sampai kapanpun.

Artikel ini telah tayang di Grid.ID dengan judul: "Kisah Nihira Bajracharya, Balita yang Harus Rela Masa Kecilnya Terenggut Karena Harus Menjadi Titisan Dewi."

(*)

Tag

Editor : Candra Mega Sari

Sumber Grid.ID