Laporan Wartawan Gridhot.ID, Candra Mega
Gridhot.ID -Menteri BUMN Erick Thohir belakangan menjadi perhatian banyak pihak.
Hal itu karena gebrakan yang dilakukan Erick di perusahaan plat merah usai resmi dilantik menjadi Menteri BUMN, 23 Oktober silam.
Beberapa gebrakan yang dilakukan Erick antara lain mengangkat Ahok menjadi Komisaris Utama PT Pertamina.
Selain itu, Erick memangkas seluruh pejabat Eselon 1 yang dipilih pada era menteri sebelumnya.
Erick juga memberhentikan Direktur Utama Garuda Indonesia, Ari Askhara dan pihak terkait yang terlibat kasus penyelundupan barang mewah.
Semua gebrakan itu lantas banyak disebut sebagai aksi sikat bersih BUMN ala Erick Thohir.
Sebenarnya tidak mengherankan ketika Erick melakukan gebrakan-gebrakan semacam ini.
Mengingat, Erick sudah terbiasa duduk di posisi pemimpin dalam sejumlah perusahaan atau tim besar yang dipimpinnya.
Namun, nyatanya ada juga beberapa pihak yang tak sejalan dengan kebijakan Erick Thohir.
Erick mengakui menerima banyak ancaman dan teror setelah melakukan pencopotan beberapa petinggi BUMN.
Erick mengatakan ancaman dan teror tersebut adalah hal yang harus dihadapi ketika ingin bersih-bersih BUMN.
Dikutip TribunWow.com, mulanya Erick mengungkapkan rasa syukurnya karena diberi amanat mengemban tugas sebagai Menteri.
"Alhamdulillah, bahwa Allah sudah memberikan sesuatu yang luar biasa kepada saya," kata Erick di YouTube OPSI METRO TV, Senin (16/12/2019).
"Tentu kita harus jaga, ini yang saya juga tidak malu-malu bicara dengan keluarga saya jangan ganggu saya," tambahnya.
Setelah menjadi Menteri BUMN, Erick memperingatkan orang-orang agar tidak tertipu ketika ada pihak yang mencatut nama keluarganya dalam suatu kepentingan tertentu.
"Jadi kalau nanti ada yang bawa nama istri saya, anak saya atau kakak saya, ataupun keluarga saya, cek dulu ke saya," ujarnya.
Erick kemudian mengatakan pencatutan nama sudah pernah terjadi.
Iabercerita nama Wakil Menterinya (Wamen) pernah dipakai dalam proses rekruitmen komisaris dan direksi BUMN.
"Sekarang banyak sekali, Wamen saya saja sudah dipakai namanya dalam perekrutan komisaris dan direksi," terangnya.
Kemudian menanggapi soal teror, Erick mengatakan memang mau tak mau harus siap menghadapi hal tersebut.
"Hal-hal ini memang menjadi sesuatu yang kita harus hadapi," ujarnya.
Teror yang diterima oleh dirinya selama ini berbentuk pesan melalui SMS atau aplikasi WhatsApp.
"Belum lagi misalnya teror-teror, bukan ke fisik, misalnya dengan SMS, dengan WhatsApp," jelas Erick.
Erick kemudian mencontohkan sebuah pesan teror yang pernah diterimanya.
"Saya dengar ini mau dicopot, kalau ini dicopot berhadapan dengan kami," ujarnya menirukan isi pesan teror yang pernah ia terima.
Ia lanjut bercerita soal kasus lain di mana dirinya dikirimi foto-foto direksi BUMN dengan tujuan agar mendapat nilai baik dari Erick.
Erick dengan tegas mengatakan jika memang ingin dinilai baik tidak perlu mengirimkan foto-foto dengan harapan mendapat respon positif.
Hal yang ingin dilihat olehnya menurut penjelasan Erick adalah kinerja nyata.
Kinerja tersebut nantinya dapat terlihat dari fakta-fakta di lapangan.
Erick justru akan mencopot terlebih dahulu oknum yang menggunakan cara lewat kirim foto tersebut.
"Hal-hal seperti itu, kita harus jalankan, justru itu yang saya bilang pada direksi BUMN yang sekarang banyak mengirim foto ke saya dari orang lain, mungkin itu yang saya copot duluan," paparnya.
"Berarti mereka tidak percaya dengan profesionalisme mereka, kalau mereka percaya kan akhirnya bisa saya lihat, company ini baik, bottomline-nya baik, bisnis modelnya baik."
"Bukan nakut-nakutin, tapi selama kita yakin, benar uangnya halal it's okay (tidak apa-apa," tambahnya.
Baca Juga: Baru 3 Hari Emban Tugas Sebagai Menteri BUMN, Erick Thohir Justru Dilaporkan ke Polisi, Ada Apa?
Selain menilai dari segi kinerja, Erick meminta Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) untuk memeriksa seluruh keuangan petinggi BUMN, termasuk dirinya sendiri.
"Selama itu transparan dan terbuka, mungkin ketua PPATK sudah bikin statement (pernyataan)," kata Erick.
"Tolong seluruh direksi maupun saya maupun Wamen saya maupun deputi saya mesti dicek keuangannya secara PPATK," imbuhnya.
Meski sangat ketat soal transpransi, Erick menegaskan dirinya tidak pernah melarang para direksi BUMN merasakan kemewahan.
"Saya tidak pernah melarang direksi BUMN nggak makan enak, nggak pernah melarang," katanya.
Ia membolehkan para petinggi BUMN menikmati kekayaan selama perusahaan yang dimpimpinnya banyak menghasilkan keuntungan dan berkembang.
"Tetapi kalau BUMNnya sakit, apa pantas, kemana-mana naik business class, bahkan first class," ujar Erick.
Untuk menegaskan hal tersebut, Erick telah membuat surat edaran soal pemilihan kelas saat berpergian menggunakan pesawat.
Kemudian soal tata cara penjamuan makanan yang harganya harus masuk akal sesuai dengan acara yang digelar.
"Makannya kemarin saya buat edaran, bahwa kalau BUMNnya sehat boleh bisnis, cuman kalau sakit ekonomi ," tutur Erick.
"Bagaimana kita cut cost (potong anggaran), itu yang akan menyehatkan," tambahnya.
Ketika membahas soal kesiapan para pimpinan BUMN mengubah gaya hidup mereka, Erick mengatakan semua tergantung kepada individu pimpinan masing-masing.
"Saya nggak tahu tergantung pimpinannya," kata Erick Thohir.
(*)