Jadi Kebanggaan Rakyat Indonesia, Musik Dangdut Malah Dianggap Berbahaya Bagi Para Penerbang, Banyuwangi Jadi Wilayah yang Paling Bikin Kesal Para Pilot Pesawat, Ini Penyebabnya

Selasa, 31 Desember 2019 | 19:13
Kolase Pixabay dan Youtube

Musik dangdut dianggap berbahaya bagi para pilot seluruh dunia

Gridhot.ID - Musik dangdut memang sangat digemari di Indonesia.

Jadi musik populer khas Indonesia, Dangdut ternyata justru membawa bahaya tersendiri bagi para pekerja di bidang ini.

Para pilot dunia diketahui sangat terganggu dengan musik dangdut yang ada di wilayah Indonesia.

Baca Juga: Hidupnya Pernah Hancur Sampai Kehilangan Suami dan Anak, Maia Estianty Justru Doakan Hal Ini di Tengah Keterpurukkannya: Aku Mau Pulang Mau Senang-senang

Terbang di atas langit Indonesia ternyata menjadi tantangan tersendiri bagi para pilot.

Bukan hanya cuaca yang jadi faktor penyebabnya, tapi ada pula hal yang cukup unik yang hanya bisa ditemukan saat pilot menerbangkan pesawat di wilayah udara Indonesia.

Sejumlah pilot kerap mengeluhkan adanya frekuensi radio dari komunitas dan nelayan di lautan yang sering masuk ke dalam radio kontrol pesawat.

Baca Juga: Ditunggu Ayah dan Ibunya yang Sudah Siap Jalan, Betrand Peto Malah Asik Nyanyi di Kamar Mandi, Dipergoki Ruben Onsu hingga Berakhir dengan Adu Mulut

Mulai dari percakapan pribadi melalui HT (saluran radio pribadi), musik dangdut dan musik daerah lain kerap terdengar oleh pilot dan itu cukup mengganggu.

Apalagi saat pesawat terbang rendah dan akan mendarat di bandara, suara dari radio lokal itu makin terdengar.

Kebanyakan frekuensi radio lokal ini dipancarkan oleh nelayan dan rumah-rumah pribadi yang memasang antena radio untuk keperluan komunikasi menggunakan handy talky (HT).

Baca Juga: Ditutup Sarung dan Kain Merah Putih, Ini Detik-detik Evakuasi Jenazah Serda Miftachur Rohmat, Pentolan KKB di Luar Negeri Mengaku Bertanggung Jawab

Salah satu daerah yang paling banyak dikeluhkan adalah di sekitar Banyuwangi, tepatnya di Bandara Blimbingsari.

Dilansir dari Kompas, setidaknya ada enam radio komunitas ilegal di sekitar bandara Blimbingsari yang mengganggu aktivitas penerbangan.

Frekuensi radionya sebenarnya tak bermasalah, tapi kadang masyarakat menggunakan alat pemancar yang tidak memenuhi syarat.

Baca Juga: Kapal China Bikin Jengkel Indonesia, Nyelonong Masuk Perairan Natuna, Kemenlu Sampai Layangkan Protes dan Panggil Dubes Tiongkok

Untuk menindak lanjuti keluhan para pilot ini, pemerintah akan mengatur frekuensi radio yang digunakan para nelayan saat berkomunikasi di lautan.

Wakil Direktur Sumber Daya Perangkat Pos dan Informatika Kominfo, Sadjan membenarkan banyaknya keluhan dari pilot internasional terkait gangguan suara musik dangut ini.

Kominfo selanjutnya akan berkoordinasi dengan Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) untuk melakukan pembenahan.

Baca Juga: Langsung Dijaring Petugas, TNI-Polri Buru Mobil Mewah yang Pakai Plat Nomor 'RFD' dan Sejenisnya, Ternyata Miliki Kode Rahasia yang Belum Banyak Orang Tau

Namun hingga saat ini, mereka belum memiliki data mendetail mengenai berapa banyak saluran radio yang digunakan oleh nelayan.

Selain untuk keselamatan penerbangan di Indonesia, pengaturan frekuensi ini juga penting untuk hubungan antar negara.

Jangan sampai pilot internasional merasa resah dan menolak terbang di kawasan udara Indonesia karena gangguan ini.

Baca Juga: Diganjar Karma Usai Nekat Nyolong Ikan di Natuna dan Pakai Bendera Malaysia, Kapal Vietnam Justru Terbakar di Perairan Indonesia, KRI Tjiptadi-381 Berhasil Selamatkan ABK

Pemerintah juga mengimbau masyarakat untuk tidak menggunakan alat penguat sinyal (repeater) dan jammer yang saat ini diperdagangkan secara bebas.

Artikel ini telah tayang di Intisari dengan judul Gara-gara Radio Dangdut Nelayan, Penerbangan Pesawat di Langit Indonesia Dianggap Berbahaya.

(*)

Tag

Editor : Angriawan Cahyo Pawenang

Sumber intisari