Laporan reporter Gridhot.ID, Nicolaus Ade
Gridhot.ID - Impian seseorang untuk menjadi orang sukses pasti akan selalalu diusahakan supaya akhirnya tercapai.
Jalan menuju kesuksesan setiap orang pun berbeda-beda dan tak ada yang bisa memprediksinya.
Ada yang melalui dari jalur kariernya, pendidikan, berdagang, hobi, atau bahkan sekedar iseng iseng yang ditekuni.
Banyak orang yang hidupnya berubah menjadi sukses dibanding sebelumnya.
Biasanya, orang yang meraih kesuksesan dengan usaha keras, tak akan pelit ilmu berbagi dengan sesamanya.
Itulah yang membuat seorang yang sukses dipandang sebagai sosok inspiratif bagi orang lain.
Seperti sosok Andy Wibowo, pria miliader asal Tanjung Pinang ini.
Melansir dari TeibunBatam, Andy Wibowo merupakan pembisnis yang sukses bahkan mampu membeli kapal pesiar seharga 50 Miliar.
Semuanya itu berawal dari kerja kerasnya sejak muda dengan berjualan ayam potong.
Sejak dini ia sudah membangun keuletan dalam bekerja yang kini menjadi modal dasar baginya untuk menapak ke dunia bisnis.
Kini ia pun dikenal sebagai pengusaha tangguh oleh orang-orang bahkan jenderal.
Andy Wibowo termasuk satu di antara sedikit pengusaha nasional yang punya kapal pesiar mewah.
Yacht Azimut 80 miliknya, yang dibelinya dengan harga Rp 50 miliar, selama 8 hari terakhir wara-wiri di Teluk Lampung, termasuk lego jangkar di Dermaga Tegal Mas. Tiba di Lampung sejak 24 Desember 2019, dan kembali ke Jakarta 1 Januari 2020.
Selamar merapat di Tegal Mas, Andy Wibowo bersama keluarga dan kru tidak menginap di villa atau cottage Tegal Mas. Mereka tetap di atas kapal.
Kembali ke cerita soal Andy Wibowo menapak kesuksesan, bagaimna dia bisa menjadi miliuner padahal dulunya ia berjualan ayam potong?
Cerita berawal saat ia duduk di bangku SMP di Tanjungpinang, Kepulauan Kepri, menjelang kenaikan kelas dari kelas 1 ke kelas 2, ia membangkang kepada orangtuanya lantaran ingin hidup mandiri.
Ia ingin cari duit sendiri dan meninggalkan sekolahnya dan menuju ke Bandung.
Di Kota Kembang, selama tiga bulan ia bekerja di bengkel.
Orangtuanya memanggilnya pulang dan memintanya kembali bersekolah.
Bahkan, SMP tempatnya bersekolah memberi dispensasi untuk tetap melanjutkan sekolah.
Dan, melihat tekad Andy untuk berbisnis, ayahnya memberinya mobil Pick Up.
Modal mobil itulah yang kemudian dijalankan Andy dengan berjualan ayam potong.
Ia membeli ayam potong dari peternak dan kemudian menjualnya ke pasar.
Mulanya hanya laku 10 sampai 20 potong dan untungnya sedikit.
Tapi, berkat keuletannya, dalam waktu singkat ia menguasai penjualan ayam potong di pasar tersebut.
Padahal, ketika itu ia masih seorang remaja yang berumur 12 tahun.
"Saya memanfaatkan secara maksimal semua peluang yang ada. Waktu jeda dari jualan ayam potong saya gunakan untuk mengangkut sayur," tuturnya kepada Tribun, Selasa (31/12) malam.
Dari sanalah, jiwa bisnisnya terus ditempa dana mulai menggeluti bidang usaha lain seperti bauksit dan minyak.
Hingga kemudian, seperti secara jujur diakuinya, ia sempat berurusan dengan hukum.
"Saya masih usia 21 tahun waktu itu," katanya. Namun, pihak yang tidak suka melihat kesuksesannya, melihat dia sebagai ancaman.
Malah, ia kemudian diberi cap oleh pihak tersebut sebagai bos mafia.
"Masa' anak umur 21 tahun bisa jadi bos mafia," katanya tertawa.
Namun, urusan hukum pun bisa diselesaikannya dan dianggapnya sebagai sebuah ujian.
Ia pun mulai melebarkan usahanya hingga kini menjadi sukses.
Saat memulai suatu usaha, Andy mengaku benar-benar total dalam menjalankannya. Ia bercerita pernah hidup di dalam hutan, hidup di bedeng-bedeng.
Dan, ia bersyukur, sang istri, Nadia Fransisca, sangat telaten menemani.
Bahkan, sang anak pun sempat ikut hidup susah di dalam hutan.
"Saya lihat Bapak sangat ulet, tidak pernah menyerah," tutur Nadia, yang ikut menemani sang suami saat berbincang dengan Tribun.
Dia pun mengakui, cobaan dalam kehidupannya datang tidak sekali dua kali.
Pernah, saat baru melahirkan, cobaan itu datang.
"Saat berumah tangga pun kami memulainya dengan perjuangan. Duit kami waktu itu hanya Rp 15 juta. Usia saya masih 18 tahun. Tapi, saya nekat untuk menikah," ujar Andy sembari melirik sang istri.
Setelah menikah pun, mereka pernah hidup di kamar kontrakan, bahkan pernah menumpang di rumah teman.
Andy Wibowo bersyukur kini hidup bisa lebih baik, bahkan jauh lebih baik.
"Kunci utamanya adalah keuletan dan jeli dalam melihat peluang bisnis," ujarnya, seraya mengakui, beberapa orang sangat berperan dalam hidupnya, termasuk menyelamatkannya dari berbagai masalah.
Pria yang jago masak dan hobi balap ini dikaruniai dua anak, Aditya Wibowo dan Calvin Wibowo.
Keduanya mengikuti jejak sang ayah yang merupakan pebalap senior nasional, dengan menuai hasil positif dari beberapa kejuaraan, bahkan di level Asia.
Di antaranya, Aditya menyabet Juara I Kelas Mini Rock Final Asian Karting Open Championship di Kartodromo de Coloane, Macau, 8 Desember 2019 lalu.(*)