Find Us On Social Media :

Raja-raja Nusantara Menjulukinya Tanah di Bawah Angin, Ini Harta Karun yang Tersimpan di Natuna Hingga Buat Tiongkok Tergila-gila, Pernah Jadi Singapura-nya Indonesia

Wisatawan menikmati suasana di kawasan wisata Batu Sindu, Ranai, Natuna, Kepulaua Riau, Jumat, 11 Oktober 2019. Natuna merupakan lokasi wisata yang telah ditetapkan sebagai Geopark Nasional.

1. Pernah hampir di klaim China

Sejak berakhirnya Perang Dunia II setelah Jepang kalah, Pemerintah Tiongkok merasa berhak atas kepemilikan pulau Spratley dan Paracel.

Tapi kedua gugus kepulauan itu juga diklaim oleh Filipina, Vietnam, Brunei dan Malaysia.

Hal tersebut kemudian menjadi sengketa laut selama bertahun-tahun hingga saat ini masih belum menemui titik temu kesepakatan antara negara-negara yang bertikai.

Melansir dari TribunBali.com, kabar terakhir Tiongkok sudah memasang sistem rudal anti kapal perang di kepulauan Spratley.

Pemerintah Tiongkok kemudian mengeluarkan garis batas laut yang dinamai 'Ten Dash Line' untuk mengklaim wilayah kepemilikannya di Laut China Selatan yang menyerobot teritori laut milik Vietnam, Filipina dan Malaysia. Walaupun Indonesia tidak dirugikan atas klaim Tiongkok menggunakan Ten Dash Line karena tidak ada wilayah lautnya yang dicaplok, namun pemerintah Indonesia tetap waspada.

Hal ini lantaran tinggal sedikit lagi Ten Dash Line yang berbentuk seperti lidah itu 'menjilat' pulau terdepan bagian utara Indonesia, Natuna.

Cadangan minyak dan gas alam lepas pantai Laut China Selatan disebut berada dalam jumlah yang sangat besar disana.

Dengan adanya kekayaan alam seperti itu maka tak heran banyak negara yang tergiur untuk segera mengeksplorasi Laut China Selatan.

Baca Juga: Tertidur Lelap Berselimut Kain, Bayi Baru Lahir Ini Selamat dari Banjir Berkat Gendongan Anggota Korem, Pasukan TNI Sampai Lakukan Aksi Estafet Saat Evakuasi Sang Bocah

2. Dijadikan pangkalan Militer Indonesia

Mau tak mau Natuna kini dijadikan pangkalan militer oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Anggaran pertahanan Indonesia yang semakin meningkat setiap periodenya berimbas pada penguatan batas negara terluar termasuk di Natuna.

Setelah pembangunan infrastruktur macam pelebaran dermaga, pembangunan landasan pacu, hanggar dan barak prajurit selesai maka isian 'alat penggebuk' pun mulai disuntikkan ke Natuna.

Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) yang ditempatkan di Natuna pun tak main-main.

Di sana disiagakan tiga kapal perang ukuran besar sekelas Fregat dan Korvet untuk melakukan patroli di Laut China Selatan.

Ini berarti bakal ada Fregat Ahmad Yani Class dan Diponegoro Class milik TNI AL yang akan siaga disana.

Perkuatan Natuna dimaksudkan sebagai unsur penangkal dengan jargon 'gebuk duluan sebelum masuk' dalam artian cegah dulu jauh diluar sebelum masuk ke teritori Indonesia.

Baca Juga: Tanpa Mogok Terjang Tingginya Banjir Bak Belah Lautan, Angkot Panther Tua Ini Curi Perhatian Warga, Ternyata Ini Rahasianya