Find Us On Social Media :

Bikin Gempar Masyarakat Purworejo, Inilah 6 Fakta Soal Keraton Agung Sejagat, Terbentuk Secara Tiba-tiba Usai Kemunculan Sebuah Batu Misterius

Heboh Keraton Agung Sejagat di Purworejo, Sang Raja Ternyata Pernah Janjikan Uang Ratusan Dollar per Bulan Kepada Setiap Orang pada 2016, Sumbernya dari Sini

Baca Juga: Kembali Terpantau, Beberapa Kapal Asing Nekat Masuk ZEE Laut Natuna, TNI AL dan AU Saling Koordinasi Siagakan 3 KRI dan Jet Tempur

3. Aktivitas Keraton Agung Sejagat

Warga sekitar mengaku, awalnya tak mengetahui keberadaan kelompok Keraton Agung Sejagat.

Warga hanya tahu bahwa di dalam area rumah yang sekarang disebut sebagai keraton sering melakukan aktifitas budaya.

"Akan ada semacam museum, ada berbagai macam kesenian lainnya, sehingga masyarakat sekitar makmur karena ada wisatawan akan datang," ujar Sumarni (53) tetangga yang rumahnya dekat dengan area Keraton.

Dulunya hanya dikenal sebagai perkumpulan-perkumpulan biasa yang menamai dirinya sebagai Development Economic Commite (DEC).

Baca Juga: Geger Villa Dillen. Villa Khusus Pasangan Sesama Jenis di Bali, Dipakai untuk Pesta Gay, Hingga Penyewa dari Luar Negeri

"Itu adalah komunitas yang akan mencairkan dana pemerintah jaman dulu," jelas Sumarni.

Lebih lanjut, Sumarni menjelaskan, kegiatan mulai ramai dan mendatangkan berbagai orang dari luar adalah sekitar 14 Agustus 2019.

Orang-orang datang berdatangan menggunakan kain-kain tradisional seperti kerajaan.

Baca Juga: Dapat Inspirasi dari Gelaran Nobar, Skripsi dari Mahasiswi Ini Mendadak Viral di Media Sosial, Hasil Penelitiannya Terpajang di Museum Salah Satu Klub Sepak Bola Raksasa Inggris

Orang-orang itu datang bukan dari Purworejo atau orang asli disitu, melainkan mereka datang dari luar seperti Bantul, Imogiri, dan lainnya.

Aktifitas mereka dimulai pada pukul 17.00 WIB, dan acaranya adalah sekitar pukul 22.00 WIB.Acara yang mereka selenggarakan menggunakan tatacara upacara ala manten jawa.

Ada tarian gambyong, cucuk lampah hingga prosesi pecah telor.

Baca Juga: Kembali Jadi Sorotan Soal Metode Pengobatan Stroke Ciptaannya, Menteri Kesehatan Indonesia Dapat Kecaman dari Dokter dan Ilmuan: Tak Layak Pimpin Kebijakan Kesehatan di Indonesia

Warga yang melihat prosesi tersebut menjadi terheran-heran ada kegiatan apa seperti itu.

"Kita sebagai warga jelas heran itu ada apa kok malem-malem seperti itu," aku Sumarni.

4. Kemunculan Batu Tiba-tiba

Rasa penasaran dan keanehan warga kian bertembah ketika muncul batu besar di malam hari, pada Minggu kedua oktober.

"Itu batunya datang jam setengah tiga malam, otomatis kita sebagai tetangga dekat jelas dengar suaranya," tegas Sumarni

Setelah datang batu besar tersebut, Sumarni melihat ada kursi-kursi sudah tertata rapi.

Batu besar itu dianggap sebagai bentuk bangunan Prasasti tanda telah sah menjadi kerajaan berdiri.

Baca Juga: Ngeyel Ogah Serahkan Black Box ke Pihak Ukraina, Iran Kini Akui Tak Sengaja Tembak Pesawat Ukraina International Airlines, Menlu Iran: Itu Human Error

5. Reaksi Ganjar Pranowo

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menuturkan keberadaan kerajaan tersebut harus diuji secara ilmu pengetahuan.

"Syukur-syukur ada perguruan tinggi yang mendampingi. Baik juga untuk didiskusikan," kata Ganjar dalam keterangannya, Senin (13/1/2020).

Orang nomor satu di Jateng itu juga meminta Pemerintah Kabupaten Purworejo untuk mengajak komunikasi pentolan KAS sehingga mengetahui tujuan dan maksudnya.

"Kalau memang baik untuk masyarakat ya berarti baik. Tapi Pemerintah Purworejo harus memayungi langsung masyarakatnya, memberikan perlindungan, meminta klarifikasi sehingga bisa jadi jelas," tandasnya.

Ganjar tidak ingin keberadaan Pemimpin Kerajaan Agung Sejagat (KAS) Purworejo ini malah menjadi keresahan masyarakat yang mana organisasi ini belum diketahui secara jelas.

Baca Juga: Rudalnya Nyasar Jatuhkan Pesawat Ukraina, Iran Ngaku Sangat Menyesal dengan Tragedi Kecelakaan Makapai Ukraine International Airlines PS 752, Presiden Iran: Saya Ucapkan Belasungkawa yang Tulus

6. Kepolisian Turun Tangan

Kepolisian Resor Puworejo akan memanggil raja dari kelompok Kerajaaan Agung Sejagat.

"Kami sudah berbicara dengan Pak Bupati, mereka akan diundang untuk membahasnya," kata Kapolres Purworejo, AKBP Indra K Mangunsong, ketika dihubungi, Senin (13/1/2020).

Karena kewenangan ada di pemerintah, lanjutnya, kepolosian hanya bersifat fasilitator atau mediator saja dalam pertemuan tersebut.

Baca Juga: Tanggapi dengan Tawa, Sule Tetap Selow Usai Dituding Teddy Telah Lakukan KDRT Pada Lina: Saya Bisa Tuntut Balik Kalau Gitu!

Kecuali jika sudah terdapat tindakan pidana, pastinya polisi akan hadir di tengah masyarakat.

Indra mengatakan belum menerima delik aduan atau laporan resmi yang masuk terkait penipuan atau tindak pidana lainnya yang dibalut dalam organisasi atau kumpulan orang tersebut.

"Ada informasi bahwa ada pungutan sejumlah uang kepada anggotanya. Namun, itu bersifat sukarela, kecuali kalau ada pemaksaan, baru kami bertindak," tegasnya.

Perwira menengah kepolisian berpangkat dua melati itu menuturkan sudah berkomunikasi intensif dengan Bupati Purworejo.

Baca Juga: Datang ke Polres Jember Ngaku Habis Diperkosa, Kebohongan Nenek 65 Terbongkar Berkat Bercak Darah di Spreinya, Padahal Kapolres Sudah Simpati dan Tanggung Biaya

"Pak Bupati menyampaikan apakah itu sebagai sikap nguri-uri budaya atau bukan. Karena belum jelas latar belakangnya, jika kami bertindak nanti malah ribut dengan masyarakat. Makanya harus kedepankan klarifikasi untuk penanganan konflik sosial seperti ini," tandasya.

Untuk mengantisipasi gesekan yang tidak diinginkan di masyarakat, pihaknya telah melakukan pemantauan dan berkoordinasi dengan perangkat desa setempat.

Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul "6 Fakta Keraton Agung Sejagat di Purworejo, Batu Besar Tiba-tiba Muncul Pukul 3 Dini Hari"