Find Us On Social Media :

Kesakitan Usai Jalan 2 Kilometer dan Rela Rogoh Kocek Rp 2 Juta Untuk Ikut Kirab, Teryata Hal Ini yang Dicari Seorang Buruh Tani Hingga Gabung Keraton Agung Sejagat, Tak Mau Komentar Saat Raja dan Ratunya Ditangkap

Keraton Agung Sejagat

Gridhot.ID - Keraton Agung Sejagat yang belakangan ini ramai menjadi perbincangan publik telah diruntuhkan oleh Polda Jateng.

Pasangan pemimpnnya Totok Santoso dan Fanni Aminadia telah diamankan dan sedang dimintai keterangan.

Sementara pengikutnya yang merasa menjadi korban penipuan mencoba menuntut uang yang telah diberikan ke Keraton Agung Sejagat dikembalikan.

Baca Juga: Mangkir Saat Dipanggil Polisi, Siwi Widi Pamer Foto Ini, Kondisi Ibunya Dijadikan Alasan

Salah satu orang yang ikut serta dalam kirab adalah Kasnan, buruh tani berumur 40 tahun asal Dusun Conegaran, Desa Triharjo, Kapanewon Wates, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Kasnan ikut jalan berbaris sambil mengangkat panji-panji bertuliskan aksara jawa yang tidak dimengertinya.

Kirab dilakukan dengan cara berjalan selangkah demi selangkah.

Baca Juga: Kariernya Berubah Berkat Lawakannya di TV, Komedian yang Dulunya Hanya Seorang Kuli Bangunan Ini Kini Jadi Pengusaha Sukses, Punya Tanah Ribuan Meter di Jawa Barat

Pelan, tapi jaraknya dirasa Kasnan jauh sekali.

Jalan seperti itu membuat Kasnan merasa sakit di kakinya.

"Saya jalan 3 kilometer sambil bawa bendera.

Itu jauh sekali. Katanya 1 kilo saja, ternyata jauh.

Baca Juga: Waspada, Nonton Film Porno di Ponsel Bisa Dilacak Polisi, Negara Tetangga Indonesia Sudah Membuktikannya, Pantau 24 Jam Siapa Saja yang Unduh Video

Kaki saya mudah sakit kalau jalan jauh.

Waktu itu rasanya ingin lepas saja dari barisan. Habis jalan, saya langsung tidur di mobil," kata Kasnan mengenang peristiwa lalu, Jumat (17/1/2020).

Demi ambil bagian dalam kirab, Kasnan rela merogoh Rp 2 juta untuk membeli baju seragam beserta topinya.

Baca Juga: Tergeletak di Kamar Hotel Usai Ditemani Minum oleh Wanita Bayaran, Kematian Bupati Boven Digoel Masih Jadi Misteri, Jenazahnya akan Dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Marauke

Uang itu juga jadi syarat untuk mendaftar sebagai anggota Keraton Agung Sejagat.

Baju itu berwarna hitam semacam seragam serdadu pengibar bendera.

Kancing emas berbaris di sisi kanan kiri depan badan dari atas ke bawah.

Terdapat pangkat bertuliskan aksara jawa di pundak, bordiran keemasan di lengan bawah dan sekitaran kerah baju.

Baca Juga: Mahfud MD Semprot Duta Besar China Saat Diplomasi Soal Pelanggaran ZEE Natuna, Minta Nelayannya Ganti Profesi: Natuna Hak dan Kedaulatan Kami!

"Istri belum tahu waktu itu. Saya dapat pakaian Kamis, saya pakai di sana (sebelum kirab)."

"Kalau saya pakai sejak dari sini (Cogenaran), bisa heboh kampung," kata Kasnan.

Ayah empat anak ini senang menjalin perteman. Hal itu yang membuatnya mau beberapa kali ikut acara yang digelar Keraton Agung Sejagat.

Baca Juga: Siwi Sidi Diduga Gunakan Uang Negara untuk Operasi Plastik di Korea, Kira-kira Segini Harga yang Harus Ditebus Sekali Ubah Bentuk Wajah, Bisa Seharga 1 Unit Motor Sport

Namun, ia belum sepenuhnya yakin akan terlibat di dalam komunitas ini.

Ia berharap menemukan hal positif setelah membuka jaringan pertemanan.

Dalam berbagai pertemuan itu, kenang Kasnan, lebih banyak membicarakan soal kemanusiaan dan sosial kemasyarakatan, diawali mendata warga yang layak mendapat uluran bantuan.

Kasnan mengaku tergugah oleh rencana kegiatan kemanusian dalam komunitas ini.

Baca Juga: Ngaku Dapat Bisa Panggil Nabi Untuk Bantu Obati Pasien, Ningsih Tinampi Diserbu Tentangan dari Banyak Pihak, Curhat di Depan Media Sambil Menangis

Ia pun akhirnya mau bergabung. "Tapi tidak serta merta ikut. Saya bukan orang yang cepat langsung log in gitu saja."

"Saya harus berpikir panjang. Akhirnya ikut, siapa tahu bagus," kata Kasnan.

Saat Raja dan Ratu Keraton Agung Sejagat berurusan dengan polisi.

Baca Juga: Belum Genap 2 Minggu Putrinya Bungsunya Meninggal Dunia, Ade Irawan Kini Juga Tutup Usia, Titip Pesan Terakhir untuk Dewi Irawan: Kasihan Ria Sudah Nungguin

Kasnan menyadari ada yang salah dalam komunitas itu. Hanya saja, dia tidak mau berkomentar banyak.

Kasnan merasa bersyukur semua orang tetap baik dan menghargai dirinya.

Penghargaan terbesar tetap diberikan istri beserta anak-anaknya.

"Ini jadi ujian bagi keluarga kami. Saya menerima semua masukan dari istri dan anak-anak."

Baca Juga: Berjuluk Monster Lautan, Ini Penampakan Kapal Gahar Milik Bakamla Indonesia, Dilengkapi Kamar Jenazah Hingga Ruang Tahanan, Siap Adu Banteng dengan Coast Guard China di Natuna

"Kalau keluarga tidak ada yang piye piye, (hati) saya jadi tenang. Kalau keruh ya malah tidak enak," katanya.

Tetangga juga memperlakukan apa adanya.

Tidak ada tudingan miring bagi dirinya.

Baca Juga: Perkuat Kavaleri TNI, Kendaraan Tempur Ini Miliki Efek kejut Mematikan untuk Dobrak Kekuatan Lawan, Sudah Ada Sejak Perang Dunia Jadi Salah Satu Alutsista Matara Darat Tersukses

"Saya memilih diam saja. Kalau pun ada yang mem-bully, saya juga tetap diam saja."

"Mem-bully berarti perhatian. Saya tidak benci. Biar lah. Saya ini orang santai. Saya berdoa saja," katanya.

Kini, Kasnan hanya bisa memantau perkembangan kasus Keraton Agung Sejagat.

Dia juga tidak mau mengingat lebih jauh masa-masanya tergabung dalam kerajaan fiktif itu.

"Saya sudah putuskan semalam untuk melupakan," katanya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cerita Buruh Tani yang Rela Keluarkan Rp 2 Juta untuk Ikut Kirab Keraton Agung Sejagat"