Dari kabar yang beredar, diketahui Nadia merupakan anak bungsu dari 3 bersaudara.
Nadia juga baru saja kehilangan ibu kandungnya yang meninggal pada Maret 2019 lalu.
Dalam beberapa unggahan di media sosial, Nadia tampak sangat merindukan sosok sang ibu.
Beban psikis yang Nadia alami makin berat mengingat ia sering dibully di sekolah.
Bahkan, sang ayah sempat menyinggung perilaku bullying yang menimpa Nadia lewat media sosial pribadinya.
"Please Hentikan Bulying Anak!
Jaman gue dulu sekolah, bulying dilakukan secara phisik, berantem, dikeroyok, digas ddl. Semua Phisik. Paleng bebekas dua hari ilang dah.
Sekarang bulying di sekolah dilakukan secara verbal. Dan banyak banget motif dan caranya. Malah lebih gawat lagi abis ngebuly trus diviralin.
Damn!
Gilanya lagi, peran gur," isi status WhatsApp yang disebut akun Twitter @digeeembok sebagai status WhatsApp ayah Nadia.
Akun @alifianrv menyebut Nadia bukan korban bully di sekolah melainkan Nadia sering mendapat kekerasan fisik dari keluarga.
"Tanda biru itu sendiri Nadia yang bilang dia takut pulang nemuin keluarganya.Saya tidak menjelek-jelekkan keluarga Nadia tapi hanya bicara seadanya."
Meski demikian, belum ada pernyataan resmi dari pihak keluarga hingga berita ini diturunkan.
Namun, akun Twitter @tiburonmuerto yang mengaku sebagai teman dari kakak Nadia ingin membantu membagikan pesan dari sang kakak.
"Kalau kalian emg peduli sama Nadia, gausah bikin-bikin thread segala macem tentang Nadia. Toh udah telat, buat apa? buat konten? biar trending dan viral? udah nanya belom sama keluarganya? boleh atau tidak?
Jangan bikin thread dari sekedar denger omongan orang, kalian gatau sebenernya apa yang terjadi di kehidupan Nadia. So jangan sok tau.
Kalau emang peduli sama Nadia, kunjungi makamnya, doakan. Bukan bikin trending di Twitter, emang Tuhan main Twitter?" isi WhatsApp yang disebut akun Twitter @tiburonmuerto sebagai pesan kakak Nadia.
Sementara, Kepala SMPN 147 Jakarta Narsun mengatakan, penyebab Nadia mencoba bunuh diri bukan karena menjadi korban bully.
"Terkait bullying, bukan bullying, tidak ada bullying di sekolah, kalau kita fokus memberi materi di pendidikan pada siswa jadi tidak ada aksi bullying," kata Narsun, Jumat (17/1/2020).
Narsun menambahkan, pihaknya tidak mengetahui motif korban mencoba bunuh diri.
Pihak sekolah juga mengenal korban sebagai siswi yang baik dan tidak pernah melakukan pelanggaran yang berat.
"Kita tidak tahu motif dan pas kejadiannya, anaknya biasa-biasa saja seperti siswi pada umumnya," ujar Narsun.
(*)