Dua sahabatnya, yakni Tan Teng Hun dan Hasan Basri, meminta Kim Teng untuk membantu perjuangan Indonesia. Kim Teng kemudian menjadi anak buah Letnan Satu (Lettu) RA Priodipuro di Resimen IV Riau.
Selama bertugas, Kim Teng mengurusi soal perbekalan, antara lain amunisi, bahan peledak, senjata, pakaian tentara, dan kebutuhan anggota lainnya.
Tak hanya itu, ia juga bertugas sebagai mata-mata Indonesia.
Tantangan
Kim Teng mengalami kesulitan ketika Agresi Militer I dan II Belanda berlangsung.
Untuk dapat lolos dari penjagaan Belanda di perairan rute Riau-Singapura, Kim Teng harus menyamar sebagai pedagang.
Suatu ketika, dia hampir tertangkap basah membawa senjata yang disembunyikan dalam tumpukan garam curah.