2. Buat sebagian kalangan resah
Adanya fenomena pohon menangis di Jember, ternyata membuat sebagian kalangan merasa resah.
Mengutip Kompas.com, Mawardi mengaku ia tak bisa berkebun di sekitar pohon akasia miliknya karena banyak warga yang datang.
Disisi lain, banyaknya warga yang datang juga membuat Mawardi khawatir jika ada motor hilang.
“Saya usahakan agar yang berkunjung lebih sedikit, kalau langsung ditutup takut orang jauh-jauh datang melihat,” tutur dia.
Tak hanya itu, Kapolsek Puger, AKP Ribut Budiyono, juga khawatir adanya fenomena pohon menangis dimanfaatkan orang lain untuk mencari untung.
“Kami khawatir ini dimanfaatkan oleh pihak ketiga untuk mencari keuntungan materi,” ujar Ribut, Jumat.
Karena itu, polisi bersama pemilik pohon akasia berkoordinasi agar pohon dipotong.
Tak hanya itu, polisi juga meminta Pemdes Mojosari dan Muspika Puger untuk memberi pengertian pada masyarakan mengenai fenomena pohon menangis.
Hal itu dilakukan agar warga tetap berpikir logis.
“Supaya masyarakat berpikir secara logis,” tandas Ribut.