Find Us On Social Media :

"Jika Berhasil Tidak Dipuji, Jika Gagal Dicaci Maki, Jika Hilang Tidak Dicari, Jika Mati Tidak Ada yang Mengakui"

sekolah tinggi intelijen negara, tempat agen rahasia digembleng

Prediksi masa depan

Didirikan pada 2004 oleh BIN yang saat itu dikepalai oleh A.M. Hendropriyono, STIN diharapkan mampu menjadi pemasok SDM bagi BIN.

Baca Juga: Baru Saja Duduki Kursi Kasat Reskrim Polres Jaksel, AKBP Andi Sinjaya Ghalib Langsung Dicopot dari Jabatannya, Anak Purnawirawan TNI Ini Diduga Terlibat Kasus Pemerasan Rp 1 Miliar

Khususnya untuk menjadi penerus para agen rahasia Indonesia pada 10-15 tahun mendatang.

Sebenarnya BIN juga merekrut para lulusan perguruan tinggi atau orang-orang dari instansi-instansi tertentu, contoh militer.

Namun, menurut Ketua STIN, Tri Yoga Susilo, secara kuantitas jumlahnya tidak bisa memenuhi kebutuhan SDM.

Selain itu standarnya juga berbeda dengan STIN.

Baca Juga: Berjalan Kaki Bagai Roda Besi, KKB Papua Sebut TNI Bisa Mati Jika Mengejarnya, Lekagak Telenggen dan Pasukannya Tampak Menyusuri Hutan dan Pegunungan, Videonya Beredar di Media Sosial

"Misalnya, keseimbangan antara kemampuan inteligensia dan fisik," ujar Tri Yoga.

Dulu intelijen Indonesia hanya membutuhkan individu yang kuat, mampu membuntuti orang, dan bisa bertahan dalam segala macam kondisi.

"Sekarang kita butuh intelijen yang juga mampu menganalisa dan memprediksi yang akan terjadi pada masa mendatang. Ini sesuai dengan slogan kita, yaitu Cendikia Waskita," tambah Wahyudi Adisiswanto, Pembantu Ketua III STIN.

Baca Juga: Sembunyikan Engkelop di Tengah Hutan Papua, Anggota KKB Ini Pilih Serahkan Diri Secara Sukarela, Ngaku Ingin Hidup Normal Usai Komandannya Ditembak Mati oleh TNI