Dulu Cuma Kuli Bangunan, Pria dari Pulau Kalimantan Ini Malah Jadi Salah Satu Dewa Judi Paling Berbahaya di Dunia, Sekali Taruhan Sampai Rp 15 Miliar Hingga Jadi Incaran FBI

Minggu, 26 Januari 2020 | 17:13
via Intisari

Paul Phoa

Gridhot.ID - Berjudi memang sebuah kegiatan permainan yang cukup berbahaya.

Bukan karena fisiknya, namun pertaruhan materi yang bisa membuat para pemainnya gila jika kalah dalam jumlah besar.

Namun di dunia ini ada beberapa dewa judi yang sangat mahir bermain permainan ala kasino.

Baca Juga: Dapat Serangan Balik dari Kucing Liar yang Berusaha Dia Usir, Wanita Ini Malah Mendapatkan Serangan Brutal, Dicakar Hingga Jari Tangannya Putus

Salah satu dewa judi itu datang dari pulau Kalimantan.

Meski berasal dari Kalimantan, Phua bukan orang Indonesia, melainkan Malaysia.

Phua disebut sebagai salah satu bandar taruhan terbesar di dunia, dan selama bertahun-tahun ia telah memberikan pengaruh besar pada perjudian dunia.

Baca Juga: Rekaman CCTV Jadi Bukti, Artis FTV Ini Terciduk 2 Hari Ngamar di Hotel Bareng Napi Korupsi, Kini Hanya Diam Seribu Bahasa Usai Diperiksa KPK

Melansir dari ESPN, Phua adalah sosok yang sederhana selama berkecimpung di dunia judi, ia telah mendirikan kerajaan perjudian di Hong Kong, Las Vegas, London dan Melbourne.

Awal mulanya ia hanyalah seorang pekerja kontruksi atau kuli bangunan, namun ketika ia hidup dengan perjudian kecil di Kuala Lumpur ia menemukan lingkungan yang menguntungkan.

Dikatakan ia telah menghasilkan kekayaan sebesar 400 juta dolar AS (sekitar Rp6 Triliun).

Baca Juga: Hati-hati! Pijat Saat Kondisi Hamil Ternyata Berbahaya Bagi Jabang Bayi, Tak Banyak yang Tahu, Dokter Ini Ungkap Bahayanya Memijat Perut Bagi Wanita

Awalnya ia hanyalah seorang operator jamuan makan VIP di Macau.

Pada 2006 ia bekerja dengan Steve Wynn dan membuka Whynn Macau dan memperluas bisnis tersebut dan menjadi pemain poker.

Pada 2010, permainan judi Las Vegas mulai bergerak ke Macau, pemain seperti Tom Dwan, Phil Ivey, Chau Giang, Patrik Antonius, dan John Juanda pun pindah ke sana.

Baca Juga: Akan Buat 17 Pulau di Lepas Pantai Dalam Bentuk Garuda, Belanda Ingin Selamatkan Jakarta dari Kemungkinan Tenggelam Tahun 2050, Butuh Biaya Capai Rp 555 Triliun

Pada 2011, pemain poker profesional lainnya telah bergabung di Macau.

via Intisari
via Intisari

Paul Phoa

Phua juga ikut bermain pada pertandingan ini pada tahun 2012. Phua memasuki World Series of Poker 2012 sebesar 1.000.000 dolar AS (sekitar Rp15 miliar) Big One untuk satu acara Drop.

Pada 2012, Phua memenangkan Aspers 100 ribu poundsterling (sekitar Rp1,9 miliar) High Roller.

Baca Juga: Masih Ribet Urus Misteri Kepergian Ibundanya, Rizky Febian Kembali Mendapatkan Terawangan Tak Enak dari Mbak You, Diprediksi Ribut Hingga Hubungannya Kandas

Di London setelah mengalahkan Richard Yong ia mendapatkan uang terbesarnya, sebesar sekitar Rp24 miliar.

Selama pertandingan uang tunai di Milies Aussie 2014, Phua terlibat dalam pot senilai 991 ribu dolar AS (sekitar Rp15 milliar) melawan sesama pemain poker Macau, Lo Shing Fung.

Namun pada 2014 dirinya menjadi salah satu buruan FBI karena sepak terjangnya yang membahayakan.

Baca Juga: Aurel dan Azriel Hermansyah Pergoki Krisdayanti Ngamar dengan Pria Lain, Peramal Ini Ungkap Alasan Sang Diva Tak Bisa Tinggalkan Raul Lemos: KD Sudah Terlanjur Berharap Banyak dari Pria Timor Leste Itu

Pada 5 Agustus 2014, Paul Phue berada di podium ruang sidang, saat dirinya diadili.

Ia diadili oleh Departemen Kehakiman karena ia, bersama tujuh orang lainnya, menjalankan perusahaan ilegal dalam taruhan Piala Dunia tahun 2014.

Tapi sama seriusnya dengan melanggar hukum game AS, kasus Phua lebih dari sekadar taruhan dalam pertandingan sepakbola.

Baca Juga: Lalapan yang Bukan Hanya Pelengkap, Sayur Kol Nyatanya Tak Sekadar Hiasan Makanan Utama, Jadi Malaikat Penyelamat dalam Sepiring Pecel Lele, Begini Penjelasannya

Pasalnya aktivitas Phua merupakan indikasi meningkatnya kekhawatiran pemerintah AS tentang bagaimana, dan dari mana, uang mengalir ke Las Vegas dan sistem keuangan AS.

Namun, setelah penangkapan tersebut ia tidak benar-benar diadili karena FBI mengumpulkan bukti tanpa memperhatikan perlindungan konstitusi Paul Phua.

Dengan kata lain mereka tidak memiliki surat perintah untuk menangkap Phua, alhasil ia berhasil membuktikan keridakbersalahannya.

Baca Juga: Datangi Polrestabes Bandung dengan Tujuan Tanyakan Hasil Autopsi Jasad Istrinya, Teddy Justru Hampir Pingsan Saat Lihat Kondisi Jenazah Lina: Tak Kuat Lihat Gergaji yang Buat Bedah

Namun, dalam keterangan lain ada campur tangan pemerintah yang membuatnya bisa lolos dari jerat hukum.

Artikel ini telah tayang di Intisari Online dengan judul Kisah Dewa Judi dari Pulau Kalimantan yang Diburu FBI karena Membuat Pemerintah AS Khawatir.

(*)

Tag

Editor : Angriawan Cahyo Pawenang

Sumber intisari online