Dalam penelitian, tikus yang diberi air fruktosa selama dua bulan mengalami lonjakan berat badannya ketimbang tikus yang diberi air gula.
Tikus-tikus itu juga memiliki kadar lemak berbahaya dalam aliran darah dan kondisi arteri yang tidak sehat.
Ahli makanan Profesor Marta Alegret dari University of Barcelona menyarankan orang untuk menghindari produk dengan tambahan fruktosa.
Menurutnya, jumlah fruktosa yang tertelan dalam buah-buahan alami biasanya lebih rendah dari yang dikonsumsi dalam minuman manis.
"Fruktosa dalam makanan dan minuman olahan merupakan jenis gula yang dapat memicu penyakit metabolik dan penyakit pembuluh darah," ujarnya.
Prof Alegret dan rekan peneliti juga menemukan fruktosa memiliki efek pada bagaimana arteri utama tubuh, aorta, bekerja.