Find Us On Social Media :

Lagi, Siswi SMP Korban Bully Didapati Tak Bernyawa, Mayatnya Ditemukan di Gorong-gorong Sekolah dalam Balutan Seragam Pramuka, Ibunya Sebut Sang Putri Kerap Diejek Bau Lontong

Siswi SMP di Tasikmalaya ditemukan tak bernyawa di gorong-gorong sekolah.

Mayat perempuan berseragam Pramuka yang diketahui salah seorang pelajar SMP berusia 13 tahun di Tasikmalaya pernah mengaku sering di-bully dengan sebutan bau lontong oleh temannya di sekolah.

Pasalnya, selama ini ibu kandungnya berprofesi sebagai pedagang lontong dan berasal dari keluarga prasejahtera asal Kelurahan Linggajaya, Kecamatan Mangkubumi, Kota Tasikmalaya.

Saat diketahui jenazah anaknya ditemukan di drainase depan sekolahnya, ibu kandung bersama kerabat korban terlihat menangis histeris di Ruang Kamar Mayat RSUD dr Soekardjo, Kota Tasikmalaya, Senin (27/1/2020) petang.

Keterangan itu diungkapkan seorang kerabatnya, Ade Munir (56), saat mendampingi ibu kandung korban di rumah sakit.

Baca Juga: Siswi SMPN 147 Jakarta yang Tewas Lompat dari Gedung Sekolah Diduga Korban Bully, Keluarga Nadia Justru Dituding Lakukan Kekerasan Fisik, Sang Kakak: Jangan Sok Tau, Kalau Emang Peduli Kunjungi Makamnya, Doakan!

Menurut Ade, korban dikenal sebagai anak yang senang di rumah dan jarang bermain sampai sore, apalagi sampai tak pulang.

Dia menuturkan, berdasarkan keterangan ibundanya, korban terlihat murung dan senang berdiam diri sepekan sebelum diketahui hilang.

"Kata ibu korban, korban sering di-bully di sekolah. Dikatai bau lontong karena ibunya berdagang lontong," tutur Ade.

Ade menambahkan, korban tidak pulang sejak Kamis (23/1/2020) sore.

Baca Juga: Sebelum Lompat dari Gedung Sekolah, Nadia Sempat Kirim Pesan pada Sosok Ini, Siswi SMPN 147 Jakarta Itu Khawatirkan Hal Ini Daripada Nyawa Sendiri

Awal penemuan mayat itu sendiri berawal saat hujan dan air meluap ke jalan sehingga membuat warga curiga ada sampah yang menyumbat di drainase itu.

Nining (48), salah seorang warga setempat yang rumahnya berhadapan dengan SMPN 6 Tasikmalaya, mengungkapkan mangatakan, awalnya setiap hujan gorong-gorong di depan rumahnya airnya selalu meluap ke jalan.