Gridhot.ID - Virus corona masih menjadi momok di dunia Internasional.
Pasalnya, korban terinfeksi sudah menyentuh angka diatas 20.000 orang.
Diumumkan ke publik pada 31 Desember 2019, hingga Rabu (5/2/2020), virus corona telah meningkatkan angka kematian sebanyak 493 korba jiwa.
Berbagai negara termasuk Indonesia telah melakukan langkah antisipatif untuk mencegah penyebaran virus corona, salah satunya dengan mengevakuasi warganya dari China.
Indonesia telah berhasil mengevakuasi 245 WNI yang berada di Wuhan, China pada Sabtu (1/2/2020).
Sementara hingga kini, seluruh WNI dari China sedang dikarantina di Natuna.
Bukan hanya Indonesia, Timor Leste juga berencana mengevakuasi warganya dari China.
Namun tampaknya, evakuasi Timor Leste menemui kendala.
Negeri yang melepaskan diri dari Indonesia tersebut, dilaporkan tidak memiliki peralatan yang cukup memadai untuk mengkarantina warganya dari China.
Sehingga Timor Leste pun meminta bantuan pada pemerintah Indonesia.
Timor Leste Minta Izin Karantina Warganya di Bali namun mendapat penolakan.
Melepaskan Diri dari Indonesia
Seperti diketahui, Timor Leste telah memutuska untuk memisahkan diri dari Indonesia sejak 20 tahun silam.
Pada 30 Agustus 1999, hampir 80 persen rakyat Timor Timur memilih berpisah dari Indonesia.
Referendum yang didukung PBB itu mengakhiri konflik berdarah sekaligus mengakhiri kependudukan mereka sebagai Warga Negara Indonesia.
Memberikan jalan bagi rakyat Timor Leste untuk meraih kemerdekaan.
Dilansir dari AFP via Kompas.com, pendudukan Timor Leste memantik aksi penindakan memilukan selama 24 tahun yang menelan nyawa 250.000 baik karena perang, kelaparan, hingga penyakit.
Namun kegembiraan berubah menjadi duka setelah militer Indonesia dan milisinya menyerbu dengan menghancurkan infrastruktur mereka, serta memaksa ratusan ribu orang mengungsi, dan membunuh 1.400 orang.
Timor Leste, negara yang sebagian besar dari 1,3 juta penduduknya memeluk agama Katolik, baru diakui secara internasional tiga tahun setelah pemungutan suara.
Sosok Dilepaskannya Timor Leste dari Indonesia
Mungkin tak banyak yang tahu siapa sosok yang telah melepaskan Timor Leste dari Indonesia dan menjadi sebuah negara.
Ialah bapak teknologi Indonesia BJ Habibie.
Bahkan bapak Habibie mendapat gelar kehormatan.
Dan namanya dijadikan nama jembatan di Timor Leste.
Jembatan B.J. Habibie berdiri di Desa Bidau Sant'ana.
Dibangun Badan Usaha Milik Negara Timor Leste dengan anggaran 3,9 juta dolar AS.
Tahun 1999 silam, Presiden Habibie kala itu memutuskan melepaskan Timor Timur dari Indonesia.
Dikutip dari WIkipedia Referendum pemisahan diri Timor Timur diizinkan Presiden B. J. Habibie.
Setelah pengunduran diri Presiden Soeharto, kesepakatan yang disponsori PBB antara Indonesia dan Portugal diijinkan untuk sebuah referendum dalam pengawasan PBB pada bulan Agustus 1999.
Pemungutan suara yang jelas untuk kemerdekaan Timor Timur disambut dengan kampanye kekerasan milisi pro-integrasi Timor-Leste dengan dukungan dari Indonesia.
Dengan izin dari Indonesia, pasukan penjaga perdamaian multi nasional yang dipimpin Australia ditempatkan sampai situasi pulih.
Pada akhir 1999, administrasi Timor diambil alih oleh PBB melalui Pemerintahan Transisi Perserikatan Bangsa-Bangsa di Timor Leste.
Alasan mendasar yang disampaikan adalah karena setiap bangsa berhak untuk menentukan nasibnya sendiri.
Setelah 23 tahun bergabung dengan Indonesia, rakyat Timor Timur memilih menentukan jalannya sendiri.
Melalui jajak pendapat pada 30 Agustus 1999 sebanyak 78,5 persen masyarakat Timor Timur menolak tawaran status khusus dengan otonomi luas.
Sesuai ketentuan pasal 6 Perjanjian New York, antara lain disebutkan bahwa apabila rakyat Timor Timur menolak tawaran status khusus dengan otonomi luas, maka pemerintah Indonesia harus mengambil langkah-langkah konstitusional untuk melepaskan Timor Timur secara damai dan terhormat.(*)
Artikel ini telah tayang di tribun-timur.com dengan judul "Sosok Dibalik Lepasnya Timor Leste dari Indonesia, Kini Minta Bantuan Tapi Ditolak"