Laporan Wartawan Gridhot.ID, Desy Kurniasari
Gridhot.ID - Helikopter MI - 17 milik TNI Angkatan Darat (AD) dilaporkan hilang kontak pada pukul 11.49 WIT.
Helikopter tersebut hilang kontak pada pukul 11.49 WIT dalam penerbangan dari Oksibil ke Jayapura, Papua, Jumat (28/6/2019).
Hingga saat ini, pencarian masih terus dilakukan.
Dilansir Gridhot dari Kompas.com, helikopter MI - 17 tengah melakukan misi pendorongan logistik ke Pos Udara Pengamanan Perbatasan di Distrik Okbibab.
Dilaporkan terdapat 12 penumpang dalam helikopter tersebut.
Penumpang tersebut terdiri dari 7 orang kru dan 5 personel Satgas Yonif 725/Wrg yang akan melaksanakan pergantian pos.
Melansir Antara, Komandan Kodim 1715 Yahukimo, Letkol Inf Eko Budi mengakui, hingga kini belum ada informasi tepat tentang keberadaan helikopter MI -17.
Sampai saat ini belum ada petunjuk atau informasi yang memastikan lokasi keberadaan helikopter seperti yang diposting di media sosial, aku Budi kepada Antara, Jumat (7/2/2020).
Diakui, sejak beredarnya foto yang diklaim sebagai reruntuhan helikopter yang mengangkut 12 penumpang termasuk crew itu, pihaknya sudah mengefektifkan kembali upaya pencaharian.
Namun, hingga kini belum ada petunjuk termasuk di kampung Oksob.
"Kami saat ini terus melakukan komunikasi dengan berbagai pihak termasuk tokoh masyarakat dan tokoh agama untuk mengumpulkan kembali informasi guna menemukan keberadaan helikopter tersebut," aku Budi seraya mengakui.
Pencarian akan dilakukan ke kampung di sekitar Distrik Oksob.
Wilayah Distrik Oksob terdiri dari enam kampung, termasuk Oksob.
Menurut penuturan warga, hanya tiga kampung saja yang berpenduduk, sedangkan tiga kampung lainnya tidak berpenghuni dan dibilang kampung sakral, termasuk kampung Mirin.
Tim pencarian helikopter memang tidak melakukan pencarian di kampung Mirin, aku Dandim Yahukimo yang wilayahnya membawahi Kabupaten Pegunungan Bintang dan Nduga.
Sebelumnya, sebuah foto bangkai pesawat helikopter beredar di dunia maya, Selasa (4/2/2020).
Helikopter MI-17 milik TNI AD hilang kontak sejak 28 Juni 2019 sekitar pukul 11.49 WIT dalam penerbangan Oksibil, Pegunungan Bintang, Papua.
MI 17 dengan nomor registrasi HA-5138 itu membawa 12 penumpang dari 7 orang kru dan 5 personel Satgas Yonif 725/Wrg yang akan melaksanakan pergantian pos.
Melansir dari Intisari, helikopter MI-17 produksi Rusia ini juga menjadi andalan saat Perang Dingin.
MI-17 dioperasikan oleh pasukan Pakta Warsawa bisa mengangkut 30 pasukan bersenjata lengkap.
Helikopter MI-17 juga bisa digunakan untuk mengangkut logistik sebanyak 5.000 kg.
Sebagai heli transportas militer yang bisa digunakan untuk menerjunkan pasukan dari udara (airborne), MI-17 bisa mendarat di mana saja di tempat atau lapangan berumput tanpa mengalami kesulitan.
Oleh karena itu, dalam misi operasional untuk kepentingan perang dan non perang, pasukan TNI yang berada di tempat-tempat terpencil sangat mengandalkan MI-17, terutama untuk memasok logistik.
Logistik dalam jumlah besar bisa dimasukan ke dalam kabin heli MI-17 melalui pintu belakang heli (ramp door) yang bisa dibuka tutup secara hidrolik dan manual.
Tak hanya itu, pintu belakang heli cukup luas dan bisa digunakan kongko-kongko para personel TNI atau kru heli saat istirahat.
Biasanya para kru heli yang terdiri atas tiga orang, pilot, kopilot dan seorang teknisi serta para personil yang bertugas mengirim logistik butuh istirahat saat mendarat.
Di tengah hutan atau lokasi operasional militer di mana pun, bagi kru heli MI-17 untuk istirahat yang paling istimewa adalah di ramp door.(*)