GridHot.ID - Pasukan elit untuk memberantas terorisme bernamaKomando Operasi Khusus Gabungan(Koopssusgab) dibentuk oleh mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) TNI Moeldoko pada Juni 2015.
Koopssusgab terdiri atas sekitar 90 personel, yang para anggotanya berasal dari personel terbaik pasukan khusus Denjaka (TNI AL), Sat 81 Kopassus (TNI AD) dan Sat Bravo 90 (TNI AU).
Ketika Koopssusgab dibekukan terkait dengan masa jabatan Panglima TNI Jenderal (Purn) TNI Moeldoko yang sudah berakhir (pensiun 2015), para personelnya yang semula bermarkas di Sentul Bogor, Jawa Barat, kemudian kembali ke kesatuannya masing-masing dan tetap menjalani latihan-latihan perang standar pasukan khusus.
Diketahui, Koopssusgab dilengkapi beragam peralatan tempur mulai dari helikopter transportasi Bell-412, SA-330 Puma, helikopter angkut serbu Mi-35, serta ada kemungkinan dilengkapi dengan helikopter serang terbaru TNI AD, AH-64 Apache Guardian.
Apabilahelikopeter AH-64 Apache benar-benar disertakan untuk mendukung operasi Koopssusgab, maka daya gempurnya akan sangat mematikan, yang mana bisa menjadikan Koossusgab setaraf dengan kemampuan pasukan super elit AS, Delta Force.
Selain sejumlah helikopter tempur, Koopssusgab juga dilengkapi dengan puluhan ranpur kendaraan lapis baja, mulai dari kendaraan angkut personel hingga sejumlah tank.
Dengan kekuatan sekitar 90 personel, sejumlah helikopter, ranpur lapis baja, dan sejumlah tank, atau bahkan kapal perang, Koopssusgab memang membutuhkan markas khusus yang bisa berfungsi secara terintegrasi.
Misalnya saja untuk menaruh sejumlah helikopter dan tank, markas Koopssusgab harus dilengkapi dengan pangkalan dan hangar yang memadai, sehingga masih butuh waktu untuk membangunnya.
Namun, meski markas khusus untuk Koopssusgab belum terwujud dan para personelnya masih berada di satuan masing-masing, anggota Koopssusgab yang diaktifkan lagi untuk sementara, sudah dalam kondisi siap diperintahkan kapan saja (stand by call).