Anak Buahnya Pakai Jas Hujan Plastik dan Sepatu Bot Tangani Suspect Corona, Wali Kota Tasikmalaya: Bukan Alatnya yang Sulit, Tapi Izinnya

Selasa, 10 Maret 2020 | 16:32
Kolase foto Kompas.com

Sebuah RSUD di Tasikmalaya gunakan jas hujan plastik dan sepatu bot untuk menangani pasien suspect corona

Laporan Wartawan Gridhot, Desy Kurniasari

Gridhot.ID - Baru-baru ini, Indonesia mengumumkan bahwa terdapat total 19 kasus positif virus corona di Indonesia.

Hal itu telah dipastikan oleh juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona, Achmad Yurianto, di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (9/3/2020).

Adapun untuk menangani pasien dengan kasus corona, tentu petugas kesehatan diwajibkan untuk mengenakan alat pelindung diri.

Baca Juga: Seakan Tak Mau Kalah dengan China, Pemerintah Indonesia Gerak Cepat Dirikan RS Khusus Corona Gunakan Bangunan Eks Kamp Vietnam, Tengok Fasilitas yang Disediakan!

Mengutip Wikipedia, Alat Pelindung Diri (APD) merupakan kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai bahaya dan risiko kerja.

APD wajib digunakan untuk menjaga keselamatan, baik untuk pekerja itu sendiri dan orang di sekelilingnya.

Hal ini tertuang dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per. 08/Men/VII/2010 tentang pelindung diri.

Baca Juga: Makin Buat Masyarakat Waspada, Jumlah WNI Positif Corona Bertambah Jadi 19 Pasien, Sebagian Besar Baru Kembali dari Luar Negeri

Adapun APD menurut peraturan menteri tersebut berupa pelindung kepala, pelindung mata dan muka, pelindung telinga, pelindung pernapasan beserta perlengkapannya, pelindung tangan, dan pelindung kaki.

Namun, ternyata tidak semua fasilitas kesehatan memiliki APD yang layak.

Dilansir Gridhot dari Kompas.com, RSUD Soekardjo Kota Tasikmalaya justru mengenakan jas hujan seadanya dan sepatu bot saat menangani pasien suspect virus corona.

Kejadian tersebut terlihat saat petugas RSUD Soekardjo memindahkan tiga pasien terduga suspect corona ke dalam ambulans.

Baca Juga: Negara di Dunia Berlomba-lomba Kembangkan Vaksin Virus Corona, Sosok Ini Sebut Urin dan Kotoran Sapi Bisa Sembuhkan Pasien Covid-19, Salah Satu Rumah Sakit Sudah Buktikan Keampuhannya

Pasien tersebut akan dirujuk ke RSU Gunung Jati untuk ditangani lebih lanjut, Sabtu (7/3/2020).

RSUD Soekardjo tangani pasien suspect corona dengan alat seadanya

Wali Kota Tasikmalaya Budi Budiman, membenarkan petugas di rumah sakit yang dikelola Pemkot Tasikmalaya itu mengenakan jas hujan sederhana dengan alasan minimnya ketersediaan APD.

"Memang untuk alat pelindung diri yang ada di ruang isolasi khusus sangat minim. Mengingat jas tersebut dipergunakannya hanya satu kali. Karena keterbatasan itu, kemarin tim terpaksa harus membeli jas hujan yang sederhana dan sepatu bot," kata Budi kepada wartawan, Minggu (8/3/2020).

Baca Juga: Usahanya Membuahkan Hasil, Seorang Peneliti Asal China Akhirnya Temukan Vaksin Vektor Adenovirus, Digadang-gadang Mampu Obati Pasien yang Terpapar Virus Corona

Menurutnya, RSUD Soekardjo telah kehabisan APD berstandar internasional.

Pihaknya berupaya meminta bantuan Kementerian Kesehatan untuk pengadaan APD karena alat tersebut sangat dibutuhkan.

"Kita sudah meminta bantuan ke Kementerian untuk pengadaan APD," jelas Budi.

Apalagi saat ini sudah ada tiga pasien yang sempat dirawat di RSUD Soekardjo.

Tiga orang itu adalah satu warga negara asing dari Filipina dan dua orang asal Jakarta dan Tasikmalaya.

Mereka mengalami gejala yang sama, yakni panas tinggi disertai batuk-batuk.

Baca Juga: Pakai Cara Tak Lazim Atasi Virus Corona, Kim Jong Un Ancam Tembak Mati Warga China yang Berkeliaran di Korea Utara, Tak Peduli Positif Covid-19 atau Tidak

RSUD Soekardjo juga kesulitan membeli alat pengukur suhu tubuh karena stok di pasaran habis.

"Untuk alat pendeteksi suhu badan juga sekarang ini sulit didapatkan karena banyak yang memborong. Kami selama ini masih berharap agar Kementerian Kesehatan bisa membantu," harap Budi.

Selain itu, untuk alat deteksi corona, pihaknya mengatakan ingin membeli namun ternyata harus mendapatkan izin terlebih dahulu dari World Health Organization (WHO).

Baca Juga: Kosong dan Sunyi Saat Tak Ada Jemaah Haji yang Mengelili Kabah, Penampakan Masjidil Haram Saat Diseterilkan Guna Cegah Virus Corona Jadi Sorotan, Begini Kata Pemerintah Arab Saudi

"Saya tadinya semangat sudah beli saja alat pemeriksaan virus corona Covid-19 untuk di laboratorium RSUD, jadi kalau ada pasien nantinya di Kota Tasikmalaya tak harus dirujuk ke rumah sakit lain.

Kalau sekitar Rp 1 sampai 2 miliar kita sanggup beli dari dana tanggap darurat cairkan. Tapi ternyata bukan alatnya yang sulit tapi izinnya harus di WHO," jelas Budi kepada wartawan, Jumat (6/3/2020). (*)

Tag

Editor : Dewi Lusmawati

Sumber Kompas.com, Wikipedia