Nyalakan Tanda Bahaya Bagi TNI-Polri, Veronica Koman Keceplosan Sebut Posisi Pasukan KKB Papua, Sang Buronan Negara: 33 Kodap Sudah Berkumpul di Tembagapura

Kamis, 12 Maret 2020 | 18:42
SBS News/ facebook TPNPB

Veronica Koman kabarkan posisi pasukan KKB Papua

Gridhot.ID -Sekitar 1.572 warga Tembagapura dievakuasi ke Timika setelah mendapat teror dari Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua.

Pasalnya, KKB dari berbagai wilayah di pegunungan Papua sudah berada di sekitar kampung dan menebar teror.

Aksi yang dilakukan kelompok separatis tersebut tentu membuat warga merasa terancam.

Baca Juga: Saling Silang yang Mencurigakan, Kedok Veronica Koman Dibongkar Akun Ini, Masih Ada Hubungan dengan Pentolan OPM Benny Wenda, Hingga Sosok WNA Australia yang Kendalikan Keduanya

Tak hanya itu, warga juga sudah mulai sulit mendapatkan kebutuhan sembako dan layanan kesehatan.

Dikutip dari Kompas, keputusan ini diambil warga karena tidak menginginkan peristiwa November 2017 kembali terjadi.

Facebook TPNPB
Facebook TPNPB

TNI-Polri di Papua

Di mana, saat itu KKB sempat memasuki kampung mereka hingga akses keluar masuk kampung terputus.

Baca Juga: Minta Tarik Pasukan dari Nduga, Dokumen Tapol Papua yang di Kirim ke Jokowi Justru Disebut Mahfud MD Sampah, Veronica Koman: Menyakiti Hati, Boro-boro Dapat Keadilan

"Warga ketakutan karena kehadiran KKSB dari luar Timika masuk ke perkampungan mereka," kata Dandim 1710/ Mimika Letkol Pio L Nainggolan.

Menurut Kabid Humas Polda Papua Kombes AM. Kamal, dari keterangan warga, alasan mereka mengungsi ke Timika karena suasana di kampung sudah tidak nyaman.

KKB mengganggu masyarakat kampung lantaran meminta paksa makanan dan menodongkan senjata kepada warga.

Baca Juga: Dini Hari Lepaskan Tembakan Membabi Buta ke Markas TNI di Mimika, KKB Papua Tewaskan Satu Anggota Tentara, Nyawa Sertu La Ongge Tak Tertolong Akibat Luka Tembak di Telinga

Dari keterangan polisi, warga yang mengungsi itu berasal dari Kampung Longsoran, Kampung Batu Besar, dan Kampung Kimbeli.

Melansir dari Antara, Septinus Magal, salah satu warga Kampung Kimbeli mengatakan situasi dan kondisi keamanan di kampungnya kini sudah tidak kondusif lagi.

Istimewa
Istimewa

Anggota Polsek Tembagapura bersama Personil TNI-Polri Satgas Nemangkawi, Jumat (6/3/2020) membantu warga di pedalaman Timika yang mengungsi menyelamatkan diri dari kekejaman KKB.

Sejak kedatangan KKB beberapa hari lalu, katanya, barang maupun bahan kebutuhan pokok diambil secara paksa dari rumah-rumah warga setempat oleh KKB.

Baca Juga: 3 Tukang Ojek Ditembak Mati KKB Papua, Veronica Koman Salahkan Jakarta, Begini Cuitannya

"Kami di kampung sudah tidak aman, jadi kami kasih tinggal kampung untuk keselamatan nyawa kami. Selain itu bahan makanan kami juga sudah tidak ada, sehingga kami akan ke Timika untuk tinggal di rumah keluarga," ungkap Septinus Minggu.

Septinus mengatakan rata-rata warga yang minta dievakuasi ke Timika hanya membawa pakaian seadanya.

Sementara barang-barang lain, termasuk hewan ternak (babi) ditinggal begitu saja.

Baca Juga: Nilai Polisi Berlebihan Menetapkan Tersangka Provokator Kerusuhan Papua Jadi Buron, Usman Hamid: Veronica Koman Bukan Penjahat, Dia Mengabdi pada Masyarakat Miskin

"Nyawa lebih penting, hewan (babi) itu milik dunia, kami kasih tinggal dan itu sudah pasti akan diambil oleh mereka (KKB), biar Tuhan yang menghukum mereka," tutur Septinus.

Di sisi lain, informasi soal warga dari berbagai kampung di Tembagapura yang mengungsi ke Timika menarik perhatian Veronica Koman.

Tersangka provokasi kerusuhan Papua dan Papua Barat ini menyebut warga mengungsi karena terjepit situasi.

Dok Humas Polda Papua dan Kompas TV
Dok Humas Polda Papua dan Kompas TV

Veronica Koman dan ratusan warga dari Distrik Tembagapura yang tengah mengungsi di Kota Timika

Baca Juga: Dicurigai Sebagai Mata-mata, KKB Papua Pimpinan Joni Botak Utus Pasukannya Tembak Warga Sipil Tembagapura, Kini Putar Balik Fakta Sebut Jance Magai Tewas Diculik Aparat

Melalui akun Twitter pribadinya, Veronica membantah KKB melakukan teror dan intimidasi terhadap warga.

"Warga yang mengungsi dari Tembagapura ke Timika adalah sipil yang terjepit di tengah-tengah konflik bersenjata.

Narasi "teror OPM" menegasikan tanggung jawab pusat untuk menyelesaikan akar konflik. Mereka mengungsi karena trauma jadi salah sasaran aparat, bukan karena teror OPM," tulis @VeronicaKoman, Selasa (10/3/2020).

Baca Juga: Makin Biadab Usai Seenak Jidat Todongkan Senjata pada Warga Tembagapura, Beredar Kabar KKB Papua Tahan 2 Wanita, Ada Kemungkinan Diperkosa, Polisi Lakukan Investigasi Segera

Dari keterangan warga, aktivis HAM yang kini berada di Australia itu menyebut warga memilih mengungsi akibat mengalami trauma.

"Menurut beberapa warga Banti dan Opitawak yang kini sudah mengungsi ke Timika, ketika bicara dengan saya, mereka mengaku mengungsi atas inisiatif sendiri akibat trauma, bukan karena dipaksa OPM maupun aparat keamanan.

Mereka adalah sipil yang terjepit di tengah konflik bersenjata," lanjutnya.

Baca Juga: 'Nyawa Lebih Penting, Babi Itu Milik Dunia, Kami Kasih Tinggal dan Sudah Pasti Akan Diambil KKB, Biar Tuhan yang Menghukum Mereka'

Dalam cuitannya, Veronica mengatakan konflik di Papua sudah berulang kali terjadi dan tak ada yang bisa menyelesaikannya.

Twitter/@VeronicaKoman
Twitter/@VeronicaKoman

"Kejadian seperti krisis Tembagapura ini sudah berulang-ulang terjadi, bahkan masih berlangsung di Nduga dan Intan Jaya juga. Orang Papua sudah sampe hafal polanya.

Mau hingga kapan seperti ini? Siapa presiden yang akan berani menyelesaikan konflik sejak 1961 ini?"tulisnya.

Baca Juga: 2 Tahun Jadi Pimpinan Tertinggi Polisi di Papua, Tito Karnavian Bocorkan Strateginya Redam Teror KKB Saat Jadi Kapolda, Mendagri: Negara Tidak Boleh Kalah Apalagi dengan Senjata

Tak hanya itu, sehari berselang usai mengunggah postingan tersebut, Veronica Koman seolah menyalakan tanda bahaya bagi TNI-Polri lewat postingan akun Facebooknya.

"Memberitahu sipil yang akan terdampak akibat serangan bersenjata yang akan datang itu bukan teror, namun sesuai dengan hukum humaniter internasional (Pasal 57(2)(c) Protokol Tambahan I tahun 1977). Pemberitahuan oleh TPNPB kepada warga distrik Tembagapura juga tidak bersifat memaksa, tanpa kekerasan, dan didasarkan pada banyaknya contoh kasus sipil jadi salah sasaran aparat.

33 Kodap sudah berkumpul di Tembagapura, justru TPNPB akan jadi tidak bertanggungjawab bila tidak memberitahu sipil bahwa wilayah mereka akan terdampak.

(Analisa hukum humaniter internasional terhadap situasi konflik bersenjata ini bersifat akademis, bukan berarti mendorong adanya konflik bersenjata)," tulisnya lewat akun Veronica Koman pada 11 Maret 2020.

Baca Juga: Proyektil Panas Sempat Menyambar Lehernya, Anggota TNI Ini Berhasil Lolos dari Kebengisan KKB, Kini Tetap Keluar Masuk Pedalaman Papua Meski Pernah Jadi Korban Gerombolan Jefri Pagawak

Facebook Veronica Koman
Facebook Veronica Koman

Unggahan Veronica Koman

(*)

Tag

Editor : Dewi Lusmawati

Sumber Facebook, Twitter, Antara, kompas