Dia menambahkan, bahwa meteor berisi tertanam di dalamnya, monokultur partikel virus invektif 2019-nCoV yang bertahan di bagian dalam meteor pijar.
Meski demikian, klaim yang dibuat oleh Profesor Chandra Wickramasinghe ditolak oleh komunitas ilmuah.
"Bukti paling meyakinkan bahwa SARS-CoV-2 tidak berasal dari meteorit, adalah bahwa sangat erat kaitannya dengan virus corona lain yang diketahui," ujar Dominis Sparkes, dari Univesity of London.
"Ini terkait dengan virus SARS yang mewabah tahun 2000-an dan virus MERS yang masih muncul hingga saat ini," jelasnya.
SARS ditemukan dari kelelawar yang memindahkan virus ke musang lalu ke manusia, sementara MERS dari unta ke manusia.
"Jadi lebih baik berasumsi bahwa virus corona terkait erat ditularkan oleh makhluk semacam, kelelawar atau sejenisnya," sambungnya.
Namun, Profesor Chandra bersikeras bahwa argumen soal kekelawar dipertanyakan, dan perlu dianalisis ulang, sebelumnya para ahli menyebut virus ini dibawa melalui udara.
Sementara Pusat Pengendalian Penyakit AS menyebut Covid-19 hanya bisa bertahan selama 72 jam di permukaan dan jarak enam kaki adalah jangkauan paling aman menghindari dari virus ini.(*)
Artikel ini telah tayang di Intisari-Online.com dengan judul "Jejak Virus Corona Tak Pernah Terungkap Sampai Detik Ini, Ilmuwan Sebut Penyakit Tersebut Datang dari Luar Angkasa Meteor yang Jatuh di China Ini Menjadi Pemicunya"