Laporan Wartawan Gridhot, Desy Kurniasari
Gridhot.ID - Virus corona yang sedang mewabah di dunia tak hanya meresahkan masyarakat terkait kesehatan.
Di tengah mewabahnya virus corona di Indonesia, beberapa waktu lalu masyarakat Kendari dihebohkan dengan sebuah video yang merekam kedatangan puluhan warga negara asing (WNA) asal China di Bandara Haluoleo.
Melansir Kompas.com, WNA asal China yang tiba pada hari Minggu (15/3/2020) sekitar pukul 19.35 WITA terlihat membawa koper dan menggunakan masker.
Mereka berjalan beriringan keluar dari ruang kedatangan Bandara Haluoleo.
Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Sulawesi Tenggara (Sultra) Brigjen Pol Merdisyam membenarkan video tersebut.
Ia mengatakan, tenaga kerja asing (TKA) asal China itu datang dari Jakarta usai mengurus perpanjangan visa dan izin kerja.
Selanjutnya, mereka akan kembali bekerja di perusahaan smelter yang ada di Sultra.
“Mereka baru datang dari Jakarta, bukan dari China. Memang selama ini belum pernah pulang ke China. Mereka akan ke Morosi untuk bekerja kembali,” ungkap Kapolda saat dikonfirmasi di Rumah Jabatan (Rujab) Gubernur Sultra, Minggu (15/3/2020) malam.
Namun, hal yang berbeda dikatakan oleh Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) Sulawesi Tenggara.
Kanwil Kemenkumham Sulawesi Tenggara menyatakan, 49 tenaga kerja asing (TKA) asal China yang tiba di Bandara Haluoleo pada Minggu (15/3/2020), bukan datang dari Jakarta untuk memperpanjang visa kerjanya.
Warga China itu adalah TKA baru yang berasal dari Provinsi Henan untuk bekerja di Sulawesi Tenggara.
Kepala Kanwil Kemenkumham Sulawesi Tenggara Sofyan mengatakan.
TKA ini sempat transit di Thailand sebelum tiba di Indonesia.
Mereka sempat menjalani karantina di Bangkok, Thailand, sebelum diperbolehkan melanjutkan perjalanan ke Jakarta.
"Berdasarkan cap tanda masuk imigrasi Thailand yang tertera pada paspor mereka tiba di Thailand, pada 29 Februari 2020, tapi mereka juga telah dibekali dengan hasil medical certificate atau surat kesehatan dari Pemerintah Thailand,” kata Sofyan di rumah jabatan Gubernur Sulawesi Tenggara, Senin (16/3/2020) malam.
Menanggapi hal tersebut, Anggota Fraksi Partai Demokrat, Hinca Pandjaitan meminta Kapolri, Idham Aziz, untuk memberikan kebenaran atas situasi membingungkan tersebut.
Dilansir Gridhot dari akun Twitter @hincapandjaitan, permintaan politikus Partai Demokrat itu pun mendapat respon positif dari Kapolri Idham Aziz.
"Saya sudah chat ke Kapolri, dan beliau sudah respon. Intinya, saya menyampaikan kebingungan publik atas informasi bias Kapolda Sultra terkait kedatangan TKA & meminta agar Polri utk "klarifikasi ulang" kebenaran situasi di sultra.
Beliau bilang "baik bang hinca" (pukul 23.25 WIB)," cuit Sekretaris Jenderal Partai Demokrat itu.
Mengutip Tribunnewsbogor.com, Kapolda Sulawesi Tenggara Brigjen Merdisyam, meminta maaf atas informasi yang disampaikannya mengenai 49 tenaga kerja asing (TKA) asal China di Bandara Haluoleo Kendari pada Minggu (15/3/2020).
"Permohonan maaf kepada rekan-rekan sekalian dari saya sebagai Kapolda Sultra," kata Merdisyam dalam keterangan pers di Media Center Mapolda Sultra, Selasa (17/3/2020).
Terkait pernyataan itu, Merdisyam pun menjelaskan awalnya hanya menerima laporan dari pengelola Bandara Haluoleo, mengenai adanya 49 TKA yang baru tiba dari Jakarta.
Sambungnya, kemudian pihak pengelola Bandara Haluoleo menyampaikan kepada dirinya, kalau seluruh warga asing itu sudah mengantongi visa dan sertifikat kesehatan.
Hanya saja, kata Merdisyam, pengelola Bandara Haluoleo tidak menjelaskan riwayat perjalanan puluhan warga asing itu sebelum bertolak dari Jakarta.
Terkait informasi itu, Merdisyam mengaku sudah menghubungi PT VDNI, tempat para TKA itu bekerja.
Namun, perusahaan itu mengatakan para TKA yang baru masuk adalah pekerja lama.
"Karena tidak ada TKA baru yang datang. Dan saat itu juga kami peserta rapat kaget dengan video yang beredar, dan informasi yang kami sampaikan juga mendadak," kata Merdisyam.
Dikutip dari ANTARA, kabar terkini dari ke 49 TKA asal China itu diisolasi dan harus menjalani karantina selama 14 hari di lokasi pabrik pertambangan nikel milik Virtue Dragon Nickel Industry (VDNI), di Kecamatan Morosi, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara.
Mereka dalam keadaan baik diawasi secara ketat oleh tim kesehatan dan dokter, serta brimob.
Puluhan TKA asal China itu tidak diizinkan bekerja hingga masa karantina selesai.
(*)