Find Us On Social Media :

Situasi Pandemi Corona di Italia Belum Mereda, Seorang Warga Beri Kesaksian Kondisi Memprihatinkan saat Pemakaman Korban Covid-19: Mereka Dikuburkan Tanpa Didampingi Orang-orang Tercinta

Para pekerja medis membawa seorang pasien di bawah perawatan intensif ke rumah sakit sementara Columbus Covid 2 yang baru dibangun pada 16 Maret 2020 untuk para pasien coronavirus di Gemelli di Roma. Wabah Virus Corona di Italia Makin Parah, Orang Berusia 80 ke Atas akan Dibiarkan Mati jika Kondisinya Kritis.

Gridhot.ID - Jumlah kasus di Italia terkait virus corona mencapai 41.035.

Melansir dari Kompas.com, angka kematian ini melampaui jumlah korban meninggal dunia di China.

Badan Perlindungan Sipil Italia menyebutkan, angka pertumbuhan itu menjadi yang tercepat dalam tiga hari terakhir.

Baca Juga: Citranya Sebagai Negara Paling Kuat Hadapi Corona Mulai Tumbang, Rusia Mulai Nampak Gelagapan Siapkan Sistem Pencegahan, Vladimir Puttin: Kami Masih Mampu Menahannya

Dengan data tersebut, Italia menjadi negara dengan kasus virus corona terbesar kedua setelah China.

Salah satu warga Italia, Alfredo Visioli mengembuskan napas terakhirnya setelah terjangkit Covid-19.

Penyakit ini merenggut nyawanya di usia 83 tahun.

Baca Juga: Ngaku Sudah Temukan Obat Virus Corona yang Tepat, Presiden Jokowi Langsung Pesan 2 Juta Butir Avigan, Terbukti Mampu Sembuhkan Pasien di Wuhan, Ternyata Ini Khasiat Utamanya

Melansir dari Tribunnews.com, Alfredo dimakamkan di tanah kelahirannya yakni Kota Cremona, Italia Utara.

Tidak ada keluarga maupun orang-orang terdekat Alfredo pada acara penguburannya.

Bahkan upacara pemakaman pun tidak dilaksanakan sebagaimana lazimnya.

"Mereka menguburnya seperti itu, tanpa pemakaman, tanpa orang-orang yang dicintainya, hanya dengan doa dari pendeta," kata cucu Alfredo, Marta Manfredi yang juga tidak hadir dalam pemakaman kakeknya itu, dikutip dari Reuters.

Apalagi kalau bukan isolasi yang memaksanya untuk tetap tinggal di rumah.

Baca Juga: Sesumbar Sudah Nyicipi Virus Corona Sampai Nyebut, Ningsih Tinampi Akhirnya Kena Semprot Robby Purba, Kecewa Berat dengan Omongan Sang Paranormal, Rekan Roy Kiyoshi: Cukuplah Ibu Terselip Lidahnya Memerintah Nabi

"Ketika ini semua berakhir, kami akan memberinya pemakaman yang nyata," kata Manfredi.

Pandemi global corona ini mengubah semua tradisi bahkan sampai pada penghormatan terakhir untuk seorang almarhum.

Seakan tidak ada lagi ruang tanpa Covid-19 di Italia, sebab ritual kuno untuk menghormati orang meninggal dan menghibur keluarga yang berduka dipangkas karena takut justru malah menjadi malapetaka sendiri.

Baca Juga: Langsung Tersambar Karma Instan, Niat Hati Senang-senang dengan Pelakor, Konglomerat Ini Malah Positif Terjangkit Virus Corona, Dokter: Orangnya Selamat Tapi Pernikahannya Tidak

Virus yang telah menewaskan lebih dari 10.000 orang di dunia ini secara tidak langsung mengubah perspektif manusia atas kematian.

Dari mulai karena terjangkit infeksi Covid-19 yang serius hingga mungkin terkait spiritual yang lama ditinggalkan.

Ketakutan jenazah Covid-19 bisa menularkan wabah pun sudah dirasakan Iran.

Seperti diberitakan beberapa waktu lalu, pemerintah Iran menaburkan bubuk putih di areal pemakaman.

Disinyalir itu adalah kapur untuk mencegah penularan lebih lanjut kepada petugas pemakaman.

Baca Juga: Rumah Tangganya Makin Porak Poranda, Laudya Cynthia Bella Pernah Kepergok Tak Lagi Gunakan Cincin Kawin, Mbak You Malah Sebut Artis-artis yang Bakal Bernasib Sama, Inisialnya Diucap Lantang

Irlandia juga demikian, pemerintah mengimbau pekerja kamar mayat untuk memakaikan masker untuk mayat-mayat tersebut.

Tujuannya tentu untuk mengurangi resiko penularan kepada yang mengurus jenazah ini.

Sementara itu perusahaan pemakaman di Italia menyiarkan prosesi pemakaman agar keluarga yang sedang dikarantina bisa mengikuti penguburan tersebut.

Baca Juga: Kepalsuan Syahrini Kembali Dibongkar, Nikita Mirzani Singgung Kebohongan Publik yang Dilakukan Istri Reino Barack Selama Ini, Nyai: Mana Ada 12 Juta, Cuma 12 Ribu

Sama halnya dengan Korea Selatan, angka infeksi yang sempat melonjak drastis menyebabkan penurunan angka pelayat di sejumlah jasa pemakaman.

Di sisi lain Italia, Bergamo, menyediakan sedikit waktu upacara penguburan.

Bergamo sendiri termasuk dalam wilayah dengan kasus Covid-19 yang cukup banyak.

Otoritas Pemakaman di Bergamo, Giacomo Angeloni, mengaku setiap jam krematorium tidak henti diisi jenazah baru.

Padahal wilayah dengan 120.000 penduduk ini biasanya hanya menangani 5 sampai 6 orang meninggal pada hari-hari normal.(*)

Artikel ini telah tayang di Suar.ID dengan judul "Angka Kematian Sudah Melebihi China, Seorang Warga Italia Beberkan Kondisi Memprihatinkan saat Pemakaman Korban Virus Corona"