Find Us On Social Media :

Covid-19 Menghantui Indonesia, IDI Kepri Mendadak Tulis Surat Terbuka, Ancam Tak Layani Pasien Corona, Ternyata Ini Penyebabnya

Ilustrasi - Dokter merawat pasien virus corona.

Gridhot.ID - Jumlah kasus virus corona atau Covid-19 di Indonesia semakin hari terus bertambah. 

Namun, Alat Pelindung Diri (APD) tim medis untuk penanganan pasien yang terpapar Covid-19 di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) justru minim hingga kosong.

Hal itu membuat Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kepri membuat surat terbuka berisi pernyataan sikap yang ditujukan ke pimpinan daerah.

Baca Juga: Krisdayanti Asyik Plesiran ke Eropa di Tengah Wabah Corona, Yuni Shara Berharap Adiknya Pulang dengan Selamat: Tidak Tahu Keadaan Akan Seperti Ini, Mungkin Ingin Nyenengin Anaknya

"Surat terbuka itu benar adanya, bahkan kami pastikan tidak akan memberikan pelayanan apabila APD tidak segera dipenuhi," kata Ketua IDI Provinsi Kepri dr Rusdani melalui pesan WhatsApp, Senin (23/3/2020) malam.

Rusdani mengaku saat ini pihaknya benar-benar membutuhkan APD untuk keselamatan rekan sejawat dalam melakukan pekerjaan memberikan pelayanan kesehatan terhadap pasien terinveksi virus corona.

"Saat ini APD sangat sulit didapat dan harganya tak terjangkau," ungkap Rusdani.

Baca Juga: Hukuman untuk Warga yang Nekat Keluyuran dan Berkumpul di Tengah Virus Corona, Pemerintah DKI Jakarta Bakal Beri Sanksi Pidana, Anies Baswedan Sudah Siapkan Skenarionya

Bahkan Rusdani berharap agar surat terbuka ini bisa ditanggapi serius oleh kepala daerah, khusunya Plt Gubernur Kepri.

Enam permintaan IDI Kepri

Ada enam poin dalam surat terbuka yang dikeluarkan IDI Kepri.

Pertama, IDI Kepri minta Pemprov Kepri membuat penegasan pembatasan mobilisasi penduduk dari satu wilayah ke wilayah lainnya.

Baca Juga: Ambil Jalan Pintas Sebrangi Langit Natuna, Pesawat Hercules TNI AU Sukses Mendarat di Shanghai, Armada Perang Virus Corona Kiriman Prabowo Subianto Bawa Pulang 9 Ton Alat Kesehatan untuk Indonesia

"Walau pun mungkin berdampak ekonomi tetapi kami siap puasa bahkan kelaparan dari pada seluruh bangsa ini tertular Covid19," katanya.

Kedua, perintahkan aparat yang berwewenang menindak tegas setiap pelanggaran kebijakan atau edaran yang sudah dibuat, banyak khususnya social distancing dan pengumpulan massa lebih dari 10 orang.

Ketiga, kegiatan perkantoran termasuk sidang-sidang di pengadilan untuk ditunda.

Baca Juga: Perjuangan Menembus Langit China Tak Sia-sia, Pesawat Hercules TNI AU Akan Tiba Besok di Indonesia, Angkut 9 Ton Obat dan Alat Kesehatan untuk Tangani Virus CoronaKeempat, lengkapi seluruh RS ,Puskesmas , klinik dan praktek pribadi dengan APD standar.

Kelima, laboratorium pemeriksaan standar RT PCR (Real Time Reverse Transcriptase Polymerase) disediakan di ibukota Provinsi agar diagnosis segera dilakukan kurang dari 24 jam.

Keenam, mambuka data pasien untuk memudahkan tracing.

Baca Juga: Baru 3 Bulan Duduk di Kursi Menteri, Terawan Mendadak Diminta Mundur Gara-gara Anggap Enteng Penyebaran Virus Corona, Sekkab: Sudah Didengar Langsung Oleh Bapak Presiden

"Dan terakhir mohon untuk membuka data pasien untuk memudahkan tracing ODP," jelas Rusdani.

Jangan sampai ada dokter yang gugur tangani Covid-19

Rusdani menambahkan jangan sampai ada lagi dokter yang meninggal hanya karena orang-orang yang tidak mau mengikuti aturan yang telah dikeluarkan pemerintah.

Sebab saat ini sudah ada 7 orang dokter yang meninggal yang disebabkan dari minimnya alat kesehatan, sementara dituntut optimal dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien yang tepapar virus corona.

Baca Juga: Langit Bumi dengan Indonesia yang Tak Nurut dengan WHO, Rusia Justru Petik Buah Kesuksesan dalam Hentikan Penyebaran Virus Corona di Negerinya, Anti Ngeyel Jadi Rahasia Utama

"Jika enam poin tersebut Bapak Plt Gubernur Kepri tidak bisa menjalankannya, kami mohon maaf tidak akan memberikan pelayanan, terutama terhadap stok APD yang tidak tersedia," pungkas Rusdani.

Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepri, Tjetjep Yudina mengaku bisa memaklumi atas enam point yang diajukan IDI Kepri, bahkan Tjetjep sepakat dengan keluhan yang disampaikan oleh IDI Kepri.

"Saya sependapat dengan IDI Kepri, sebab terkait kelangkaan APD saat ini adalah masalah nasional," jelas Tjetjep melalui pesan WhatsApp, Senin (23/3/2020).

Baca Juga: Terpukau dengan Usaha Korea Utara Melindungi Rakyatnya, Donald Trump Kirim 'Surat Cinta' untuk Kim Jong Un, Tawarkan Bantuan untuk Lawan Virus Corona

Tangani 1 positif corona, butuh 15 APD

Bahkan Tjetjep mengaku meski hari ini pihaknya mendapatkan bantuan 250 set APD dari Kemenkes, namun jumlah tersebut jauh masih kurang.

Sebab satu orang yang positif corona, pelayanannya membutuhkan sekitar 15 APD.

Oleh karena itu, Tjetjep mengatakan Pemprov Kepri sudah menganggarkan untuk 500 APD, dan mudah-mudahan stok barang didistributor ada dan segera dapat memenuhi kebutuhan yang diperlukan.

Baca Juga: Nyawa 180 Tentara Korea Utara Melayang Akibat Corona, Kim Jong Un Ngotot Jadikan Sosok Ini Sebagai Kambing Hitam, Kelakuan Sang Diktaktor Bikin Geleng-geleng Kepala

"Dari 250 set itu sebagian sudah kami distribusikan ke rumah sakit yang memberikan pelayanan PDP dan positif covid19," jelas Tjetjep.

Tjetjep kembali menegaskan, bahkan jika tidak ada halangan dalam waktu dekat akan ada penambahan APD, yang merupakan bantuan dari China.

"Setidaknya masalah APD akan segera dapat diatasi dalam beberapa hari ini, APD yang dibutuhkan Insyaallah dimudahkan, kami akan segera menjemputnya ke Jakarta bantuan dari China yang diberikan melalui Menteri Pertahanan," pungkas Tjetjep.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: "APD Tim Medis Kosong, IDI Kepri Ancam Tak Layani Pasien Corona."

(*)