Laporan Wartawan Gridhot, Desy Kurniasari
Gridhot.ID - Pemerintah Provinsi Papua resmi menetapkan status siaga darurat terhadap virus corona selama 14 hari atau dua pekan ke depan.
Oleh karenanya, seluruh aktivitas warga diimbau untuk dilakukan di rumah.
Melansir Kompas TV, pengumuman siaga darurat terhadap virus corona diumumkan setelah Pemerintah Provinsi Papua menggelar rapat koordinasi dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah atau DPRD Provinsi Papua, Polda Papua, dan forum pimpinan daerah di Kota Jayapura, Papua.
Selama siaga darurat diberlakukan, seluruh siswa belajar di rumah, aparat sipil negara atau ASN juga bekerja dari rumah.
Sementara itu, pekerja kantor di 29 kabupaten/kota di Papua diliburkan.
Masyarakat juga diimbau untuk tidak banyak bergaul ataupun keluar rumah dan menjauhi tempat-tempat keramaian.
Siaga darurat ini dilansir akan berlaku hingga 17 April 2020 dan akan diperpanjang jika pasien positif virus corona bertambah.
Mengutip Kompas.com, dua pasien dalam pengawasan (PDP) yang diisolasi di RSUD Merauke dinyatakan positif virus corona.
Dua pasien itu merupakan kasus pertama virus corona baru atau Covid-19 di Bumi Cenderawasih.
"Iya, kan sudah diumumkan di nasional. Kondisi mereka sakit sedang, artinya tidak perlu menggunakan alat bantu," kata juru bicara Satgas Covid-19 Papua, Silwanus Sumule, melalui sambungan telepon, Minggu (22/3/2020).
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Merauke sedang melacak (tracing) jejak kedua pasien itu.
Silwanus mengatakan, butuh waktu yang cukup panjang untuk melacak orang-orang yang pernah melakukan kontak dengan dua pasien tersebut.
Unggahan Guntur Fonataba mengenai Jubir Satgas Covid-19 Papua
Dilansir Gridhot dari akun Twitter @fonataba_guntur, saat ini Papua hanya memiliki 7 dokter spesialis paru-paru.
Sementara itu, ventilator yang dimiliki hanya sekitar 60 buah saja.
"Jubir Satgas Covid Papua bilang kita punya dokter paru cuman 7,ventilator sekitar 60 saja,kita papua tidak mampu hadapi wabah ini.Kita yang tahu keadaan kita,Jakarta tidak tahu,jadi Tito Karnavian ikut arus saja," tulis akun tersebut.
Dalam video yang diunggah, tampak Silwanus yang mengenakan baju merah sedang berbincang.
"Dokter paru hanya 7 se-Papua. Kita punya ventilator tu hanya 60-an," tutur Jubir Satgas Covid-19 Papua itu.
Ia pun mengatakan bahwa virus corona terdapat beberapa tingkatan.
"Orang kena covid itu ada yang ringan, sedang, berat. Itungan kami kalau anda ikut kemarin, yang berat itu 8 ribu," ujarnya.
"Delapan ribu itu semuanya membutuhkan ventilator, baru kami punya ini (ventilator) cuma 60-an. Terus sisanya mau ke mana," tambahnya.
Ia pun menghimbau supaya tidak mendatangi Bumi Cenderawasih apabila ingin selamat dari paparan virus corona atau Covid-19.
"So (jadi), kalau anda mau selamat, jangan datang di Papua. Stay at your town (tinggallah di kotamu), jangan datang ke Jayapura" tegasnya.
Ia pun menambahkan bahwa akses menuju Tanah Papua sudah ditutup.
"Kita sudah tutup (akses) ya. Tapi untuk sementara jangan datang di Papua," ujarnya sembari bersadakap.
Silwanus mengatakan bahwa petugas medis di Papua tidak mampu bila harus menghadapi lonjakan pasien.
"Tidak mampu kita hadapi anda. Menghadapi kami punya masyarakat saja kami tidak mampu, apalagi anda mau datang ramai di sini," pungkas Jubir Satgas Covid-19 Papua.(*)