Maret merupakan waktu yang biasa bagi Korea Utara untuk melakukan latihan militer, termasuk uji coba rudal balistiknya.
Namun, selama dua tahun terakhir, Korut telah menghindari peluncuran semacam itu di tengah pembicaraan denuklirisasi dengan Amerika Serikat.
Kini perundingan-perundingan itu telah terhenti.
Serangkaian tes dan latihan militer tahun ini tampaknya bertujuan untuk menggarisbawahi kembalinya Korea Utara ke kebijakan garis keras, kata Ankit Panda, seorang rekan senior di Federasi Ilmuwan Amerika yang berbasis di Washington.
"Ada elemen memproyeksikan citra bisnis-seperti-biasa di tengah situasi COVID-19, tapi saya pikir itu tidak mengesampingkan," katanya.
"Tes-tes ini memungkinkan Kim Jong Un untuk menunjukkan bahwa dia berpegang teguh pada kebijakan garis keras yang dia buat pada Desember 2019," pungkasnya.
Dilansir dari Antara, aksi penembakan rudal itu merupakan aksi termutakhir yang oleh Korea Selatan dikecam sebagai "tak patut" di tengah pandemi virus corona global.