Laporan Wartawan Gridhot, Desy Kurniasari
Gridhot.ID - Pemerintah Provinsi Papua resmi menetapkan status siaga darurat terhadap virus corona selama 14 hari atau dua pekan ke depan.
Oleh karenanya, seluruh aktivitas warga diimbau untuk dilakukan di rumah.
Hal ini seiring dengan bertambahnya jumlah pasien positif virus corona di Papua.
Melansir Antara, saat ini tercatat tujuh orang positif virus corona yang tersebar di Merauke dan Jayapura.
Secara keseluruhan, kondisi ketujuh pasien positif corona dalam keadaan stabil dan ditangani secara intensif di rumah sakit.
Selain itu, di Provinsi Papua jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) mencapai 43 orang sedangkan orang dalam pemantauan (ODP) mencapai 2.311.
Sementara itu, untuk membantu pemerintah dalam mengatasi warga yang masih beraktivitas di luar rumah, Lurah Vim memberi edukasi warganya.
Hal tersebut diunggah oleh akun Twitter @jayapuraupdate.
"Bapa Lurah VIM sedang mengedukasi Warga nya yg masih berkegiatan dgn kumpul2..
Sa suka bahasa nya...sederhana..lugas..dan langsung jolok jantung..," tulis akun tersebut.
Sembari duduk di atas motor dan menggunakan megaphone sebagai pengeras suara, Lurah Vim tersebut meminta perhatian warganya.
"Perhatian, mohon perhatian, khusus untuk warga perumahan cukup terakhir tadi pagi anak-anak main bola di lapangan basket, dengan cukup kah kemarin main bola di lapangan futsal," ujar lurah tersebut.
Pria yang mengenakan pakaian warna cokelat susu tersebut mengatakan bahwa virus corona tidaklah main-main.
"Saya kira kan su nonton, saya buatkan berita, kita bukan mendramatisir persoalan virus ini apa, tidak ada sama sekali," katanya.
Pria itu pun memberi contoh keadaan di Italia.
"Hari ini kami lihat di Itali sana itu, pusat pemerintahan Gereja Katholik, Paus pun berdoa 700 orang tiap hari mati. Tidak ada mukjizat yang terjadi hari ini di sana," ujar pria bertopi tersebut.
Oleh karena itu, ia mengharapkan agar warganya menaati himbauan Wali Kota Jayapura.
Lurah Vim itu mengatakan bahwa sore hari sebelumnya, ia bersama Babinkamtibmas sudah melarang kegiatan di lapangan.
Namun rupanya larangannya tidak diindahkan.
"Kemarin sore saya dengan Babinkamtibmas sudah larang jangan main bola di lapangan futsal, jangan main bola di lapangan basket. Tapi tadi pagi masih ada yang main di depan," katanya.
Ia pun menjelaskan pada warganya apabila suatu saat situasi di sekitar mulai berubah dengan banyaknya orang yang terdeteksi positif virus corona, hak asasi manusia yang dimiliki akan dicabut.
"Pemerintah akan lakukan tindakan tegas. Satu orang dalam satu rumah kena, satu rumah dikarantina. Tetangga sebelah dicurigai kena, dikarantina," tutur Lurah Vim sembari duduk di atas motornya.
Ia pun menjelaskan bahwa ketika isolasi mandiri mulai dilakukan, semua anggota keluarga akan sendiri-sendiri.
"Setelah itu apa? Bapak tidur sendiri, mama tidur sendiri, anak tidur sendiri," katanya.
Pria berbaju cokelat susu itu pun menjelaskan secara singkat ketika seseorang yang terserang virus corona meninggal.
"Bapak mati pemerintah isi dalam kantong plastik pa buang saja di tanah, tidak ada bilang pemerintah mau berdoa kah, pendeta mau berdoa, trada," ujarnya melalui megaphone yang digunakannya.
Ia pun berpesan kepada warganya agar menganggap remeh virus corona.
"Jadi jangan anggap diri hebat, anggap diri kuat terus jalan tar putar keluar. Kita tidak tahu begitu kena virus keluar tiap hari, 14 hari itu baru ketahuan. 14 hari itu udah sekian orang yang kena," kata pria tersebut mengingatkan warganya.(*)