Bahas Kemungkinan Lockdown Provinsi Banten, Gubernur: Kalau Mereka Menganggur, Apa yang Mau Mereka Makan?

Selasa, 31 Maret 2020 | 17:39
Acep Nazmudin / Kompas

Gubernur Banten Wahidin Halim saat ditemui di kediamannya

Laporan Wartawan Gridhot, Desy Kurniasari

Gridhot.ID - Pemerintah mempertimbangkan untuk melakukan karantina atau lockdown kawasan DKI Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek).

Hal tersebut menyusul DKI Jakarta sebagai penyumbang pasien positif terbesar di Indonesia.

Menurut laman covid19.go.id, sebanyak 698 kasus positif corona telah terkonfirmasi di DKI Jakarta.

Baca Juga: Bungkam Masyarakat yang Masih Sepelekan Virus Corona, Perawat Ini Langsung Posting Foto Kumpulan Jasad Pasien Terinfeksi dalam Kontainer Truk: Kita Sudah Kalah!

Disusul oleh Jawa Barat dengan 180 kasus dan Banten dengan 128 kasus terkonfirmasi.

Untuk memutus rantai penyebaran virus corona, Gubernur Banten, Wahidin Halim (WH), mengaku tengah membahas opsi isolasi wilayah atau lockdown di wilayahnya.

Melansir Wartakotalive.com, Gubernur Banten mengaku mendapatkan banyak pertanyaan dari warganya terkait lockdown Jakarta, meskipun masih simulasi.

Baca Juga: Namanya Melejit Usai Kritik Pemerintah, Dokter Tirta Miliki Rahasia Jaga Daya Tahan Tubuhnya di Tengah Wabah Virus Corona, Cukup Sederhana dan Mudah Didapat di Indonesia

Terlebih, Virus Corona di Banten kian meluas penyebarannya.

"Pemerintah Provinsi Banten sedang membahas masalah lockdown."

"Yang bertujuan untuk mencegah dan memutus mata rantai penularan Covid 19," ujarWahidin dalam keterangan tertulis kepada Wartakotalive, Senin (30/3/2020).

Menurutnya, lockdown tidak sesederhana yang dibayangkan, dan tidak sekadar menutup pintu.

Baca Juga: Dipakai Juga oleh Nagita Slavina, Orang-orang Langsung Buru Kalung Virus Shut Out yang Diklaim Mampu Cegah Corona, Dokter Mita: Di Negara Lain Dilarang, di Indonesia Malah Laris Manis

Juga, tidak sekadar menolak orang yang datang dari luar.

Apalagi, Banten sudah terintegrasi dengan Jakarta.

Sehari-hari, orang Banten cari pekerjaan, cari upah, dan cari penghidupan ke Ibu Kota.

Baca Juga: Jokowi Tolak Lockdown Tapi Pilih Darurat Sipil, Ini Definisi dan Sederet Peraturannya, Dipakai Pemerintah Hadapi Ancaman Virus Corona Padahal Biasanya Diterapkan Saat Kedaulatan Negara Diperkosa

"Jadi Banten-Jakarta itu daerah yang sudah menjadi kawasan yang terintegrasi, sehingga kita susah untuk memantau pergerakan. Termasuk kulturnya, tradisinya, dan kebiasaannya," imbuh pria yang akrab disebut WH itu.

"Kami sedang cari formulasi, format, bagaimana berhadapan dengan tuntutan dan permintaan masyarakat," ucapnya.

Tentunya, lanjut Wahidin, pihaknya harus hati-hati dengan pertimbangan sosial, politik, serta pertimbangan ekonomi, agar jangan sampai menambah pengangguran baru.

"Kalau mereka menganggur, apa yang mau mereka makan? Ada tanggung jawab negara di situ," kata Gubernur Banten itu.

Baca Juga: Suaranya Bergetar, Anies Baswedan Tak Kuasa Menahan Tangis Saat Sampaikan Data Korban Meninggal Dunia Akibat Virus Corona: 283 Itu Bukan Angka Statistik, Itu Adalah Warga Kita yang Bulan Lalu Sehat...

Ia menjelaskan, Tangerang disebut Kota Commuter karena orang Tangerang Raya rata-rata bekerja di Jakarta, cari makan di Jakarta, cari sesuap nasi pun di Jakarta.

Ada simbiosis mutualisme antara daerah ini.

"Tiap hari, bayangkan orang-orang dari Tangerang, Cilegon dan wilayah Banten lainnya sehari-hari berbondong-bondong dengan mobilitas tinggi ke Jakarta," ulasnya.

Baca Juga: Bujuk Rayu Tak Mempan, Guru di Jember Ngotot Gelar Arisan di Tengah Wabah Corona, Kapolsek Kaliwates Langsung Turun Tangan dan Semprot Panita Acara: Otakmu Dimana, Mati Aja Sana!

Oleh karena itu,Pemerintah Provinsi Banten menunggu sejauh mana Jakarta memperlakukan lockdown, menutup pintu bagi warganya.

Wahidin menyebutPemerintah Provinsi Banten harus bersiap-siap secara ekonomi supaya tidak punya ketergantungan.

Dari segi profesi dan pekerjaan, ketergantungan Banten kepada Jakarta tinggi.

"Posisi Banten juga sama dengan Jawa Tengah. Soal pulang mudik, setiap hari orang Banten pulang mudik," ujar Gubernur Banten.

Baca Juga: Buat Donald Trump Ngambek Sampai Ogah Bayari Uang Keamanannya yang Mahal, Pangeran Harry dan Meghan Markle Diam-diam Kabur ke Luar Negeri di Tengah Lockdown Wabah Virus Corona, Rumah Mewah Rp 229 Miliar Ditinggal Begitu Saja

"Tidak hanya dari transportasi bus dan kereta api, mereka juga menggunakan motor, lewat jalan-jalan dan gang kecil. Ini tidak bisa dibendung," tutur Gubernur.

Dalam kesempatan itu, Gubernur WH dari pengamatannya mengungkapkan, banyaknya ODP di Banten karena banyak orang Jakarta atau orang Banten yang tinggal di Jakarta pulang kembali ke Banten.

Baca Juga: Berhasil Laksanakan Rapid Test di Wilayah Kuasanya, Ridwan Kamil Malah Kaget dengan Hasilnya, 300 Orang Positif Positif Virus Corona Ada di Satu Kecamatan yang Sama

"Demikian juga dari data pasien positif yang saya temukan juga kalau berobat ke Jakarta."

"Begitu juga sebaliknya. Mungkin penuh, (sehingga) mereka bergeser ke rumah sakit di Tangerang atau yang ada di Banten," beber mantan Wali Kota Tangerang dua periode ini.(*)

Tag

Editor : Dewi Lusmawati

Sumber Wartakotalive.com, covid19.go.id