Find Us On Social Media :

Nasib Nelangsa TKI Ilegal di Tengah Lockdown Malaysia, Sambung Hidup dengan Makan Tikus untuk Pangkas Biaya Belanja, Ini Tanggapan Kemenlu

Pekerja migran asal Indonesia di Malaysia berharap bantuan pemerintah, Kamis (26/3/2020).

Gridhot.ID - Sejumlah pekerja migran ilegal Indonesia ikut merasakan imbas lockdown Malaysia.

Mereka berjuang untuk hidup di antara kenestapaan kehabisan bahan pokok makanan.

TKI Ilegal di Malaysia bahkan sampai rela makan tikus berhari-hari demi memangkas biaya kebutuhan dasar.

Baca Juga: Ucapannya Jadi Bumerang, Ria Ricis Ngemis-ngemis pada Deddy Corbuzier untuk Hapus Video YouTube, Mantan Suami Kalina Oktarani: Lain Kali Mikir Dulu Sebelum Ngomong!

Kisah tersebut disampaikan oleh Mujianto, pekerja migran resmi yang bekerja di sebuah pertambangan batu di Serawak, Malaysia.

Melansir Kompas.com, Mujianto yang berasal dari Blitar, Jawa Timur ini mendapat cerita dari seorang temannya yang merupakan pekerja migran Ilegal.

Dalam situasi kuncian Nasional, migran ilegal di Negeri Jiran tak mendapat gaji penuh dari majikannya.

Baca Juga: Sidang Perceraiannya Terlunta-lunta, Jennifer Dunn Harus Gigit Jari Lantaran Gagal Ceraikan Bobby Michael Reza, Panitera Pengadilan Agama Ungkap Alasannya

Beberapa dari mereka sampai makan tikus demi bertahan hidup.

Nasib pilu itu juga dialami teman Mujianto asal Flores, NTT, yang merupakan TKI Ilegal.

Mujianto bahkan mempertontonkan foto tikus dibakar di atas pemanggang, bukti ia tak mengada-ada.

"Sampai ada yang seperti ini, Mas, keadaan teman di Sarawak untuk mengurangi biaya belanja," ujar Mujianto memperlihatkan foto itu, dikutip dari Kompas.com, Rabu (8/4/2020).

Menurut Mujianto, para TKI Ilegal yang bekerja di Malaysia, umumnya mendapat upah harian dari sektor informal.

Baca Juga: Sosok Ini Lantang Katakan Indonesia Bakal Dapat Bantuan Luar Biasa dari China, Keluarkan Prediksi Kapan Berakhirnya Pandemi Corona, Wabah Diterawang Bakal Berakhir Sebelum Vaksin Ditemukan

Mereka bekerja sebagai sopir truk, tukang potong buah, dan hal-hal serupa dengan upah yang didapat adalah sumber pemasukan utama bagi migran ilegal.

Kendati demikian, ia dan rekan-rekan migran resmi ikut turun tangan membantu nasib sesama warga Indonesia.

Mujianto mengungkapkan, perwakilan RI di Malaysia masih belum melakukan pertolongan apapun, baik untuk TKI resmi, maupun ilegal.

Baca Juga: Jadi Favorit Para Pekerja Selama Masa Wabah, Zoom Justru Ditolak Beberapa Negara Besar, Taiwan Sampai Larang PNS Mereka Gunakan Aplikasi Tersebut, Ternyata Ini Alasannya

Adapun Malaysia telah melakukan kuncian Nasional alias lockdown sejak 18 Maret 2020.

Demi mengurangi laju sebaran virus corona, pemerintah Malaysia akan memberlakukan aturan lockdown hingga 14 April mendatang.

Lockdown akibat Covid-19 ini telah menyebabkan kota-kota di Negeri Jiran dijaga ketat oleh polisi dan tentara.

Otoritas setempat juga memberlakukan izin belanja hanya boleh dilakukan pada jam-jam tertentu sesuai kebijakan pemerintah.

Sementara itu, Kementrian Luar Negeri (Kemenlu) segera bergerak cepat seusai menerima informasi adanya TKI Malaysia yang kekurangan bahan pokok.

Baca Juga: Sudah THR-nya Terancam Dipangkas, Para PNS Dapat Ancaman Hukuman Tegas, Sanksi Disiplin Keras Jika Nekat Lakukan Mudik Sampai Liburan Luar Kota

Plt Juru Bicara (Jubir) Kemenlu Teuku Faizasyah mengatakan, perwakilan RI di Malaysia telah menghubungi salah seorang TKI di Sarawak.

"Sebagai info, Konjen kita baru saja mengontak Pak Jihan (Mujianto, TKI di Sarawak) dan Konjen merencanakana akan segera menemui mereka," ujar Faizasyah, Selasa (7/4/2020).

Menurut Faizal, perwakilan RI di Malaysia telah bekerjasama dengan tokoh wilayah setempat guna mengidentifikasikan WNI yang terdampak lockdown.

Baca Juga: Hilang Bak Ditelan Bumi, Usai 7 Tahun Pacaran, Artis Cantik Ini Nekat Datangi Negara Asli Sang Kekasih, Berhasil Dipinang Tapi Ada Permintaan Berat

Faiza mengatakan, Pemerintah Indonesia melalui perwakilannya telah mengirimkan sebanyak 49.394 paket sembako sebagai bantuan untuk WNI yang telah tercatat.

Sebaliknya, adanya pekrja migran yang masih kesulitan makan menunjukkan bahwa distribusi bantuan belum terjangkau sepenuhnya.

"Informasi ini menunjukan masih ada yang belum terjangkau karena satu dan lain hal," katanya. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Perjuangan TKI Ilegal Menyambung Hidup saat Lockdown di Malaysia, Berutang hingga Terpaksa Makan Tikus"