Laporan Wartawan Gridhot, Desy Kurniasari
Gridhot.ID - Demi memutus mata rantai penyebaran virus corona, pemerintah Kerajaan Arab Saudi resmi menutup sementara ibadah umrah.
Arab Saudi juga menutup pusat perbelanjaan, kecuali toko makanan dan apotek serta melarang menyajikan makanan di restoran dan kafe.
Meski demikian, Saudi tetap mengizinkan layanan pengiriman dan penjemputan.
Pertemuan di tempat umum, baik yang terbuka dan tertutup, termasuk taman, pantai dan sejenisnya juga telah dilarang.
Melansir Antara, berdasarkan keterangan Kementerian Luar Negeri RI pada jumpa pers, pemerintah Arab Saudi memfasilitasi pemulangan sejumlah jemaah ibadah umrah asal Indonesia.
Mereka sekaligus mendeportasi beberapa warga negara Indonesia yang terbukti melakukan pelanggaran keimigrasian.
Rencananya kepulangan WNI itu akan tiba pada Kamis (9/4/2020) malam.
Namun, di antara warga negara Indonesia (WNI) yang dipulangkan tersebut, ada yang memiliki kisah mengharukan di baliknya.
Dikutip dari Kompas.com, kisah mengharukan itu datang dari salah seorang WNI yang telah hilang selama 31 tahun diArab Saudi.
Bahkan dikabarkan sebelumnya, saat ditemukan oleh tim dari Kedutaan Republik Indonesia (KBRI), wanita asli Cirebon tersebut sudah tak mengenali bahasa ibu atau bahasa daerah tempat ia lahir dan juga bahasa Indonesia.
Baca Juga: Gunung Anak Karakatau: Si Kecil yang Sedang Mengumpulkan Energi untuk Mengamuk Kembali
Ia pun sempat membuat geger lantaran pihak keluarga sempat hampir menyerah selama 31 tahun kehilangan anggota keluarganya tersebut.
Namun sang ayah yang kini telah menginjak usia lanjutlah yang pertama kali mengenali sosok putrinya yang telah hilang puluhan tahun tersebut.
KBRI Riyadh, Arab Saudi memulangkan 97 WNI jemaah umrah dan petugas haji yang sempat tertahan di Arab Saudi karena kebijakan penghentian ibadah umrah sementara negara tersebut.
Duta Besar RI untuk Arab Saudi, Agus Maftuh Abegebriel mengatakan, seorang di antara mereka yang dipulangkan merupakan WNI yang sebelumnya dinyatakan hilang selama 31 tahun.
"Di antara WNI yang dipulangkan, terdapat seorang WNI yang hilang selama 31 tahun, Carmi, pekerja migran asal Desa Bandengan, Kecamatan Pangenan, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat," kata Agus, Jumat (10/4/2020).
Tak dijelaskan secara rinci bagaimana Carmi akhirnya ditemukan dan ikut pulang ke kampung halaman bersama jemaah umroh dan petugas haji.
Sementara tentang keseluruhan WNI yang dipulangkan, Agus menjelaskan, awalnya jumlah jemaah umrah dan petugas haji yang akan dipulangkan sebanyak 1.226 orang.
Ini merujuk pada nota diplomatik dari Kementerian Luar Negeri Kerajaan Arab Saudi.
Namun, WNI yang mendaftar untuk dipulangkan hanya sebanyak 60 orang.
KBRI pun melobi agar petugas haji dan seorang WNI yang sempat dinyatakan hilang turut dapat dipulangkan.
Akhirnya, permohonan itu disetujui.
"Berbagai pihak untuk bisa menerbangkan para WNI, khususnya mereka yang selama satu sampai tiga tahun berada di rumah singgah KBRI Riyadh sebanyak 97 orang, termasuk satu WNI yang pernah hilang selama 31 tahun," papar Agus.
Agus pun berterima kasih kepada pemerintah Kerajaan Arab Saudi yang berkenan memulangkan para WNI di tengah suasana lockdown akibat pandemi virus corona (Covid-19).
"Di suasana lockdown dan di saat semua bandara ditutup, Arab Saudi juga memberikan izin khusus para WNI yang akan pulang ke Indonesia dengan pengawalan khusus," ucap Agus.
Para WNI dipulangkan dengan Pesawat Saudia dari Bandara King Khalid Riyadh pukul 11.20 waktu Arab Saudi dan dijadwalkan tiba pada tengah malam waktu Indonesia.(*)