Laporan Wartawan Gridhot, Desy Kurniasari
Gridhot.ID - Sejak awal kemunculannya, pandemi virus corona sudah dianggap menjadi catatan kelam.
Pasalnya setiap harinya virus ini berhasil menginfeksi ribuan orang.
Oleh karenanya, virus ini juga dianggap sebagai momok yang menakutkan.
Para ahli pun mulai menganalisis cara penyebaran virus corona atau covid-19 ini.
Banyak pula teori yang diklaim menjadi faktor penyebaran virus corona.
Melansir Kompas.com, selain orang lanjut usia dan orang-orang dengan penyakit penyerta, rupanya perokok dan pengguna vape (rokok elektrik) juga lebih berisiko mengalami infeksi virus corona.
Temuan ini didapatkan dari laporan terbaru publikasi ilmu pengetahuan Scientific American.
Kepada Express.co.uk, Imunolog Dr. Jenna Macciochi menyarankan para perokok dan pengguna vape untuk berhenti.
"Jika ada waktu yang paling tepat untuk berhenti merokok, itu adalah sekarang," katanya.
Merokok menekan fungsi kekebalan di paru-paru dan memicu peradangan.
Meskipun sekarang banyak yang beralih menggunakan vape sebagai alternatif dari rokok konvensional, tampaknya vape juga membawa risiko yang sama.
Seperti dilaporkan oleh Scientific American, perokok dan pengguna vape jangka panjang berisiko tinggi mengalami pengembangan kondisi paru-paru kronis, yang telah dikaitkan dengan kasus Covid-19 yang lebih parah.
Wakil Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Adib Khumaidi, pun turut mengemukakan pendapatnya mengenai salah satu sarana penularan corona.
Saat menjadi narasumber di acara Sapa Indonesia Pagi Kompas TV pada Senin (13/4/2020), Adib mengatakan bahwa asap rokok pun bisa menjadi sumber penularan virus corona.
Mulanya seorang penelpon bernama Herman bertanya apakah asap rokok yang keluar dari paru-paru seorang penderita Covid-19 bisa menyebar ke orang lain.
Apalagi jika si perokok tidak sadar bahwa dirinya terkena Covid-19 hingga tidak menjaga jarak dengan orang lain.
"Saya mau tanya penularan Virus Covid ini kan banyak caranya salah satu yang belum pernah saya dengar untuk perokok."
"Perokok di Indonesia ini kan cukup besar jumlahnya, maksud saya gini seorang perokok yang sudah terinfeksi virus itu dia merokok."
"Dia akan menyedot rokok dan masuk ke paru-paru, kemudian dikeluarkan lagi asapnya melalui paru-paru."
"Dan asapnya itu terbang kemana-mana apakah itu salah satu penyebab Virus Corona bagi bukan perokok aktif, perokok pasif kita bilang," tanya Herman.
Adib menjawab, pertama orang perokok sendiri rentan terinfeksi Covid-19 lantaran keadaan paru-parunya sudah tidak baik.
"Perokok ini sebenarnya dua buat diri sendiri dengan Covid ini makin membuat dia mempunyai faktor risiko untuk terkena Covid, karena dia sudah ada problem di paru-parunya karena dia seorang perokok," kata Adib.
Lalu, ia menjelaskan, jika perokok itu tak mengeluarkan droplet memang tak masalah.
Namun, jika ia merokok di suatu ruangan dan asapnya terhirup orang lain dalam suatu ruangan, maka orang lain itu berpotensi terkena Virus Corona.
"Kedua pada saat kemudian dia merokok dan itu di dalam satu ruangan selama dia tidak droplet sih enggak masalah."
"Kalau dalam satu ruangan tertutup sehingga asapnya bisa kemana-mana itu bisa juga menjadi sumber penularan ke orang lain," jelasnya.
Adib menegaskan sekali lagi bahwa asap rokok memang bisa menjadi sumber penularan.
"Bisa kalau dalam ruangan itu, jadi kalau umpanya di jarak dekat, satu meter kemudian dia menghirup asap rokok yang dihirupkan perokok yang memang dia ada positif katakanlah itu bisa juga menjadi sumber penularan," ucapnya.(*)