Find Us On Social Media :

Pak Guru Avan: Bukan Masalah Rindu, Tapi Imbauan Mas Menteri Jelas Tak Bisa Saya Lakukan, Tak Semua Punya Smartphone dan TV

Cerita Pak Guru Avan

Gridhot.ID - Adaya pandemi Covid-19 berdampak pada berbagai aspek kehidupan, termasuk jalannya dunia pendidikan tanah air.

Demi menekan penyebaran virus corona, sekolah-sekolah diliburkan, diganti dengan belajar mengajar dari rumah yang umumnya dilakukan secara online.

Memanfaatkan internet dan ponsel pintar atau smartphone, para guru di sejumlah sekolah melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan para siswa.

Baca Juga: 36 Ribu Narapidana Dihadiahi Program Asimilasi di Tengah Pandemi, Belasan Diantaranya Kembali Lakukan Aksi Kriminal Usai Dibebaskan, Yasonna Laoly: Ini Bukti Koordinasi Pengawasan Berjalan Baik

Kebijakan lain, pemerintah menyediakan sarana belajar melalui media TVRI.

Namun, kebijakan tersebut belum dapat diakses merata dengan keadaan ekonomi masyarakat.

Potret tersebut tergambar dari cerita seorang guru beranama Avan Fathurrahman yang viral di media sosial Facebook.

Baca Juga: Heboh Belasan Pria Gay Terciduk Mandi Bareng, Satpol PP Gerebek Aksi Tak Biasa Para Pria Pagi Dini Hari, Petugas Kaget Lihat Isi Ponsel Para Tersangka

Avan terpaksa "melanggar imbauan pemerintah" bekerja dari rumah guna memastikan anak didiknya mendapat pelajaran.

Ia mendatangi satu-satu muridnya lantaran tidak semua murid memiliki smartphone maupun televisi.

"Sudah beberapa minggu saya berada dalam posisi yang dilematis. Bukan masalah rindu. Tapi tentang imbauan Mas Menteri, agar bekerja dari rumah. Ini jelas tidak bisa saya lakukan, karena murid saya tidak punya sarana untuk belajar dari rumah. Mereka tidak punya smartphone, juga tidak punya laptop. Jikapun misalnya punya, dana untuk beli kuota internet akan membebani wali murid," tulisnya, Kamis (16/4/2020).

Avan terkejut saat ada wali murid yang akan mencari pinjaman uang untuk membeli smartphone agar sang anak bisa belajar, karena mendengar informasi rata-rata para siswa belajar melalui smartphone.

"Saya terkejut mendengar penuturannya. Lalu pelan-pelan saya bicara. Saya melarangnya. Saya memberikan pemahaman bahwa belajar di rumah, tidak harus lewat HP," ungkapnya.

Baca Juga: Menegangkan! Aksi Kejar-kejaran Tim Rajawali Buru Begal di Bekasi, Pelaku Tetap Tancap Gas Meski Tertembak Peluru Petugas

Avan menjelaskan siswa bisa belajar dari buku-buku paket yang sudah dipinjami dari sekolah.

"Saya bilang, bahwa sayalah yang akan berkeliling ke rumah-rumah siswa untuk mengajari," ungkapnya.

Mendengar hal tersebut, Avan menyebut raut wajah wali murid tersebut memancarkan kegembiraan.

Baca Juga: Demi Luluhkan Hati Sarita Abdul Mukti, Faisal Harris Sampai Sebut Jennifer Dunn Sebagai Wanita Murahan, Kok Bisa?

Ia pun merasa lega.

"Jadi, di masa pandemik ini, saya memang harus keliling ke rumah-rumah siswa, setidaknya 3 kali dalam seminggu. Medan yang saya tempuh juga lumayan jauh," ujarnya.

Ia mengungkapkan selain jarak antar rumah siswa memang jauh, jalan menuju ke masing-masing rumah siswa bisa dibilang kurang bagus.

"Bahkan jika hujan, saya harus jalan kaki ke salah satu rumah siswa," ungkapnya.

Avan menyadari apa yang ia lakukan melanggar imbauan pemerintah agar tetap bekerja dari rumah.

Baca Juga: 2 Bulan Kepergian Ashraf Sinclair, Ibu Mertua Bunga Citra Lestari Ungkap Harapannya pada Menantu dan Cucunya, Dida Sinclair: Teruskan Cinta Almarhum

"Tapi mau gimana lagi? Membiarkan siswa belajar sendiri di rumah tanpa saya pantau, jelas saya kurang sreg. Bukan tidak percaya pada orang tua mereka. Tapi saya tahu, bahwa sekarang mereka sibuk. Ini masa panen padi," ungkap Avan.

Avan menjelaskan, setiap hari orang tua siswa harus bekerja ke sawah, ikut gotong-royong panen padi dari tetangga yang satu ke tetangga yang lain..

"Kebiasaan ini mereka bilang 'otosan'. Jadi anak-anak harus belajar sendiri. Malam, mereka ke langgar. Maka sayalah yang harus hadir untuk mendampingi mereka begiliran meski sebentar," ungkapnya.

Baca Juga: Rasa Sayangnya Begitu Besar, Thalia Menangis Histeris Saat Ditinggal Pergi Jauh oleh Betrand Peto, Ruben Onsu Tenangkan Putri Sulungnya: Kalau Kangen Kita Temui Kakak...

Saat bertemu dengan muridnya, Avan menjelaskan materi, memberikan petunjuk tugas, mengoreksi tugas yang diberikan, termasuk memberikan apresiasi pada pekerjaan mereka.

Sedikit Lega Adanya Tayangan Edukasi TVRI

Avan mengaku sedikit lega saat TVRI menyediakan tayangan edukasi untuk siswa.

Avan pun menjelaskan pada siswa dan orang tuanya untuk mengikuti pelajaran di TVRI itu.

"Tapi, lagi-lagi saya harus menelan ludah. 3 dari 5 siswa saya tidak punya Televisi di rumahnya. Dan saya tidak melanjutkan kampanye nonton TV pada siswa yang lain. Biarlah," ungkapnya.

Baca Juga: Luna Maya Tak Masuk Perhitungan, Ternyata Ini Alasan Reino Barack Cepat-cepat Menjadikan Syahrini Sebagai Istri, Denny Darko: Murni Cinta, Murni Ingin Bersatu, Tak Ada Hal yang Negatif

Avan pun tetap melanjutkan kegiatan mengajarnya dengan mendatangi rumah masing-masing siswanya.

"Awalnya saya tidak foto-foto setiap ke rumah siswa. Tapi, kemudian pengawas sekolah meminta pertanggungjawaban. Guru harus membuat laporan bekerja dari rumah disertai foto tugas siswa," jelasnya.

Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur

Diketahui, Avan merupakan guru SD Negeri Batuputih Laok 3, Sumenep, Madura, Jawa Timur.

Ia mengajar kelas VI.

Baca Juga: Ditutup-tutupi dari Dunia Internasional, Siapa Sangka Amerika Serikat Punya Andil Besar dalam Melatih China Mendirikan Laboratorium Tempat Virus Corona Diciptakan, Seperti Apa?

Dilansir Kompas.com, Avan mengungkapkan sekolahnya berada di pelosok Sumenep, kabupaten paling timur di Pulau Madura.

"Sekolah saya kan agak pelosok. Kalau kelas VI-nya sendiri 5 orang, sedikit. Kelas V itu 4 (siswa), kelas III, 3 (siswa). Kalau siswanya (dari kelas I-VI) enggak sampai 20, karena bener di pelosok," kata Avan.

"Kalau gurunya itu yang PNS itu 4. Jadi kepala sekolah 1, guru agama 1, guru olahraga 1, saya guru kelas," lanjut dia.

Avan menjelaskan aktivitas belajar dari rumah mulai berjalan pada awal Maret 2020.

Avan telah menyadari tak semua orangtua siswa memiliki kemampuan ekonomi yang baik untuk menyediakan fasilitas belajar online.

Baca Juga: Anak Istrinya Terancam Kelaparan di Tengah Pandemi, Pekerja Serabutan Ini Terpaksa Jual Ponsel Bekasnya untuk Beli Beras: Nggak Ada yang Ngasih Saya Kerja

Awalnya Avan berpikir situasi ini tidak akan lama.

"Ternyata diperpanjang, diperpanjang. Terus gimana dengan tugas itu? Gimana dengan mereka? Karena teman-teman (guru) yang lain, rata-rata yang mengajar di kota itu bisa berkomunikasi melalui gadget, bisa melalui video conference, dan lain-lain," ujar Avan.

Namun, kondisi tersebut tidak bisa dilakukan pada siswanya.

Baca Juga: Simpan Rasa Sakit Hati Usai Posisinya Digantikan Ashanty, Syahrini Terang-terangan Akui Anang Hermansyah Miliki Arti Tersendiri: Perjumpaan Ini Sangat Tak Biasa

"Untuk siswa saya, ini tidak mungkin dilakukan, saya bisanya telepon. Bahkan telepon anak-anak itu kan orangtuanya yang punya (handphone). Kadang pernah telepon dan tidak diangkat, karena orangtuanya sedang kerja di luar," lanjut dia.

Kondisi inilah yang membuat pria berusia 39 tahun ini harus melakukan kegiatan mengajar keliling ke rumah-rumah siswa.(*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul "VIRAL Guru Datangi Satu-satu Rumah Siswa Beri Pelajaran: Tidak Semua Punya Smartphone dan TV"