Find Us On Social Media :

Kapal Perangnya Bakal Diluluhlantakan Amerika Serikat Jika Menganggu Operasi US Navy, Iran Tak Mau Tinggal Diam, Negeri Ayatollah Langsung Luncurkan Satelit Mata-mata

Iran memang sangat getol kembangkan rudal jelajah untuk tangkal segala ancaman

GridHot.ID - Ketagangan Amerika Serikat (AS) dan Iran sepertinya tak ada habisnya.

Terlebih saat Presiden AS Donald Trump menyuruh militernya menembak kapal-kapal perang Iran di Teluk Persia jika menganggu operasi US Navy di Timur Tengah.

Tak mau kalah gertak, Iran dengan bangga hati kemudian meluncurkan satelit mata-mata ke luar angkasa.

Baca Juga: Jauh Sebelum Iran Kepung Kapal Amerika, TNI AL Pernah Lakukan Hal Gila Sampai Buat US Navy Ketar-ketir Saat Kepergok Slonong Boy, Tak Gentar Giring Kapal Induk AS Keluar ZEE RI

Garda Revolusi Iran mengumumkan bahwa mereka telah berhasil meluncurkan satelit militer pertama mereka pada Rabu (22/4/2020), di saat ketegangan terjadi baru-baru ini dengan pasukan Amerika Serikat (AS) di Teluk.

Pasukan AS menuduh program satelit Iran untuk menutupi perkembangan misil mereka, sementara Iran sebelumnya bersikeras bahwa aktivitas luar angkasanya telah mematuhi kewajiban internasionalnya.

Dilansir dari media Perancis, AFP, Korps Garda Revolusi Iran telah memuji kesuksesan peluncuran satelit militer tersebut sebagai 'kesuksesan besar'.

Baca Juga: Dendam Kesumat Adu Kapal di Tengah Laut, Iran Lantang Akui Amerikat Serikat yang Duluan Cari Gara-gara di Teluk Persia: Berhenti Campuri Urusan Negaraku!

Ketegangan antara Iran dan AS meningkat minggu lalu di mana Departemen Pertahanan AS menuduh kapal Iran melecehkan kapal-kapal mereka di Teluk.

"Satelit pertama Republik Islam Iran telah berhasil diluncurkan ke orbit oleh Korps Garda Revolusi Islam," ungkap situs Garda Sepahnews.

Dikatakan, satelit yang dijuluki Nour itu telah diluncurkan dari peluncur dua tahap Qassed dari gurun Markazi, sebuah bentangan luas di dataran tinggi tengah Iran.

Baca Juga: 11 Kapal Perang Iran Sergap Kapal Amerika Serikat Saat Jalankan Operasi, Lakukan Kepungan Selama Sejam di Tengah Laut, Militer AS: Ini Berbahaya dan Provokatif!

Satelit itu "mengorbit bumi pada ketinggian 425 kilometer," kata situs web itu.

"Tindakan ini akan menjadi (hal) sukses besar dan perkembangan baru di bidang ruang angkasa untuk negara Islam Iran," tambah keterangan situs tersebut.

Operasi itu terjadi lebih dari dua bulan setelah diluncurkan Iran namun gagal untuk mengorbit satelit lain yang menurut keterangan dari Iran tidak memiliki tujuan militer.

Baca Juga: Amerika Serikat Ngaku Kapal Perangnya Dilecehkan di Laut Arab, Iran Justru Bela Diri Sampai Bongkar Kelakukan Licik Negara Paman Sam di Tengah Wabah Corona: Teroris Ekonomi!

Peluncuran satelit gagal pada dua bulan sebelumnya yakni pada 9 Februari dinamakan Zafar yang bermakna 'kemenangan' dalam bahasa Persia.

Tadinya ditujukan sebelum peringatan ke-41 Revolusi Islam Iran.

Musuh bebuyutan Iran dan Amerika Serikat tampaknya berada di ambang konfrontasi habis-habisan dua kali dalam setahun terakhir.

Baca Juga: Lantang Bongkar Kejahatan Terbaru Presiden Amerika, Iran: Trump Lebih Berbahaya dari Corona!

Pertikaian lama antara Teheran dan Washington diperburuk pada 2018 ketika Presiden AS Donald Trump secara sepihak menarik diri dari kesepakatan yang membekukan program nuklir Iran, sebelum mengeluarkan tuntutan baru bahwa Teheran membatasi pengembangan rudal balistiknya.

Ketegangan meningkat sejak AS membunuh Mayor Jenderal Qasem Soleimani, kepala unit operasi asing Garda, Pasukan Quds, dalam serangan pesawat tak berawak pada Januari silam.

Washington juga telah menyuarakan keprihatinan pada masa lalu tentang program satelit Teheran, dengan mengatakan peluncuran roket pembawa pada Januari 2019 sama dengan pelanggaran batas rudal balistiknya.

Baca Juga: Telan Mentah-mentah Informasi karena Panik, 300 Penduduk Iran Tewas dan Ribuan Lainnya Kritis, Penyebabnya Adalah Obat yang Diyakini Anti corona Ini

Iran menyatakan tidak berniat memperoleh senjata nuklir, dan mengatakan kegiatan kedirgantaraannya damai dan mematuhi resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB).

Republik Islam yang wabah virus corona termasuk memprihatinkan di dunia, menuduh AS sebagai "terorisme ekonomi" atas sanksi-sanksi yang diberikan pada mereka.

Sanksi-sanksi terhadap Iran telah menolak akses obat-obatan dan peralatan medis yang dibutuhkan untuk melawan virus yang menyebabkan penyakit Covid-19.

Iran mengatakan virus itu telah merenggut nyawa hampir 5.300 orang dan menginfeksi hampir 85.000 sejak wabah itu muncul pada 19 Februari.

Namun, jumlah orang Iran yang terbunuh dan sakit oleh virus secara luas dianggap jauh lebih tinggi.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Iran Berhasil Luncurkan Satelit Militer Pertama di Tengah Ketegangan dengan AS"

(*)