Laporan Wartawan Gridhot, Desy Kurniasari
Gridhot.ID - KKB Papua selama ini sering kali menjadi dalang dari ragam krisis keamanan di Papua dan Papua Barat.
Dikutip dari Sosok.id, KKB Papua, baik yang dipimpin Lekagak Telenggen atau Egianus Kogoya semuanya pelanggar HAM berat.
Selama ini mereka merasa pihak benar padahal melakukan pelanggaran HAM serius berupa pembantaian dan pengacauan keamanan sehingga membuat masyarakat Papua sendiri resah.
Apa pasal KKB yang mengaku sebagai gerakan pembebasan rakyat Papua malah membuat huru-hara membunuhi saudara-saudaranya sendiri di tanahnya sendiri.
Maka gerakan pengacau keamanan ini bukan membawa cita-cita luhur tapi api pertikaian yang didompleng pihak asing demi mengeruk keuntungan dari darah tertumpah anak-anak Ibu Pertiwi.
Namun rupanya KKB Papua tak hanya melakukan serangan fisik, kini mereka juga sering menyerang TNI-Polri menggunakan fitnah dan propaganda.
Melansir Surya.co.id, berikut rangkuman fitnah keji KKB Papua kepada TNI-Polri :
1. Penembakan Karyawan Freeport
Ketika TNI-Polri sudah hampir mengusut dan menindak kasus teror KKB Papua pada tragedi penembakan karyawan PT Freeport, tiba-tiba beredar video hoax yang menyebut seolah-olah penembakan itu disebabkan oleh TNI-Polri.
Polri menengarai beredarnya video penyerangan Freeport itu adalah cara licik KKB Papua dan simpatisannya untuk mengadu domba antara TNI dengan Polri.

:quality(100)/photo/2020/04/10/1367405706.jpg)
Detik-detik 2 Anggota KKB yang Serang Freeport Disergap Aparat di Tempat Persembunyannya Hingga Tewas
Padahal, sudah jelas-jelas aksi penembakan tersebut dilakukan oleh KKB Papua pimpinan Abubakar Kogoya.
Dirangkum Surya dari Antara, Kapolda Papua, Irjen Polisi Paulus Waterpauw, akan memproses hukum siapapun pelaku penyebar berita bohong alias hoaks yang menuding aparat TNI-Polri berada di balik penembakan karyawan PT Freeport Indonesia (PTFI) di Kuala Kencana pada 30 Maret 2020.
"Saya memberi waktu 3 x 24 jam para pihak yang mengatakan kekerasan yang terjadi di Kuala Kencana itu dibuat oleh TNI dan Polri.
Saya minta dengan hormat agar segera mengklarifikasi hal itu.
Bila tidak, kami akan proses hukum, siapapun dia karena sudah sangat subyektif menuding seakan-akan perbuatan itu dilakukan oleh kami," kata Irjen Waterpauw.
Kapolda menyebut ada pihak-pihak tertentu sengaja melemparkan isu, bahkan terkesan memutarbalikan fakta terhadap kejadian tersebut.
"Mereka menuding bahwa kejadian itu karena rebutan periuk nasi antara satuan tugas yang ada yaitu TNI dan Polri.
Bila tidak segera diralat atau diklarifikasi, kami akan proses hukum," kata Irjen Waterpauw.
Kapolda menjelaskan, kekerasan bersenjata yang terjadi di Kompleks Perkantoran PTFI Kuala Kencana pada 30 Maret 2020 itu secara terang-benderang dilakukan oleh KKB Papua pimpinan Abubakar Kogoya.
Kelompok tersebut mendapatkan informasi dan gambaran tentang situasi dan kondisi pengamanan di Perkantoran PTFI Kuala Kencana dari seorang petugas pengamanan internal (security) PTFI bernama Ivan Sambom alias Indius Sambom.
2. Propaganda KKB Papua ke Pemerintah Indonesia
Aksi keji KKB Papua tak sebatas teror bersenjata, tapi juga menyebarkan berita hoax dan propaganda untuk menyerang pemerintah Indonesia.
Salah satunya seperti yang mereka lakukan baru-baru ini.
KKB Papua menyerang Freeport.
KKB Papua berusaha mencari-cari kesalahan pemerintah Indonesia di tengah mewabahnya virus corona.
Melalui akun Facebook Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB), KKB Papua menyebarkan propaganda seolah-olah merasa risau dengan merebaknya virus corona.
KKB Papua juga mengkritisi pemerintah Indonesia yang tetap membuka akses masuk ke Indonesia dengan tetap membuka bandara dan pelabuhan.
KKB Papua menuding Indonesia menganggap remeh wabah virus corona dan melarang lockdown daerah di Indonesia.
Di paragraf awal, KKB Papua menyebut kalau pemerintah Indonesia tak mampu mengatasi virus corona.
Mereka menyebut pemerintah tak sanggup mengurus nusantara.
KKB Papua
KKB Papua juga membandingkan penanganan virus corona di Indonesia dengan negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia.
KKB Papua juga menyinggung soal Omnibus Law dengan menganggap pemerintah malah sibuk debat soal Omnibus Law di tengah wabah corona.
Di paragraf akhir, semakin tampak tujuan asli KKB Papua adalah untuk membubarkan NKRI dengan alasan pemerintah Indonesia tak mampu melindungi warganya.
3. KKB Papua Tuduh TNI-Polri Jadi Penyebab Warga Ngungsi
KKB Papua menuduh TNI-Polri lah yang membuat warga Tembagapura berbondong-bondong mengungsi.
Melalui Juru Bicara TPNPB-OPM, Sebby Sembom membantah kalau warga Tembagapura mengungsi karena ulah KKB Papua.
Menurut Sebby, warga mengungsi bukan karena takut dengan KKB Papua, melainkan takut dengan kejahatan yang dilakukan oleh aparat TNI-Polri.
MengutipSurya, Sebby menyebut, warga di Tembagapura merupakan keluarga dari pasukan KKB Papua, sehingga tidak mungkin mereka melakukan teror.
Menurut Sebby, cara yang digunakan oleh TNI-Polri adalah cara yang sama seperti kejadian tahun 2017 di Banti.
"Kami mempunyai catatan bahwa di tahun 2017, militer dan polisi Indonesia yang sengaja hasut masyarakat untuk mengungsi ke Timika."
"Setelah berhasil evakuasi masyarakat ke Timika, mereka mau lakukan operasi dengan menggunakan roket dan serangan helikopter ke kampung-kampung guna lumpuhkan kekuatan Pasukan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat."
Kebohongan KKB Papua yang dilontarkan Sebby Sembom ini jelas berbanding terbalik dengan keterangan TNI-Polri.
Kenyataannya, ribuan warga yang bermukim di pegunungan sekitar areal tambang PT Freeport Indonesia mengungsi karena tak tahan dengan aksi keji KKB Papua.
Menurut keterangan warga yang mengungsi, mereka tak nyaman lagi tinggal di pemukiman karena KKB Papua mulai meneror dan menggangu mereka.
Bahkan ada anggota KKB Papua yang memaksa meminta makanan dengan menodongkan senjata.
"Dari keterangan warga, alasan mereka ingin mengungsi ke Timika dikarenakan suasana di kampung sudah tidak nyaman, terkait adanya KKB Papua yang sudah menempati dan mengganggu masyarakat kampung, bahkan meminta makanan dengan paksaan dan menodongkan senjata," ungkap Kepala Bidang Humas Polda Papua, Kombes Ahmad Mustifa Kamal.(*)