Diwawancara Stasiun TV Nasional Mesir, Ulama Dunia Paling Dihormati Ini Beri Kesaksian Hebatnya Presiden Pertama Indonesia, Sebut Soekarno yang Selamatkan Al Azhar Saat Hendak Ditutup Gamal Abdul Nasser

Senin, 27 April 2020 | 12:13
Tribunnews

Upaya pembunuhan Soekarno

Laporan Wartawan Gridhot, Desy Kurniasari

Gridhot.ID - Presiden pertama Indonesia, Soekarno, dikenal sebagai sosok yang akan dikenang sepanjang masa.

Tak hanya di Indonesia saja rupanya, Bung Karno juga kerap kali menorehkan jasa di tempat yang ia kunjungi.

Seperti halnya ketika ia berkunjung ke Mesir pada Juli tahun 1955 silam.

Baca Juga: Putranya Jadi Idola Kaum Hawa, Ayah Anjasmara Ternyata Punya Profesi yang Mulia Semasa Hidupnya, Mengabdi pada Negara Hingga Jadi Menantu Bung Karno

Jasa yang ditorehkan Bung Karno di Negeri Seribu Menara itu diungkapkan oleh Sheikh Ali Jumah.

Adapun Sheikh Ali Jumah adalah seorang Mufti Besar Mesir dan merupakan ulama Islam di peringkat antarbangsa yang paling dihormati.

Sheikh Ali Jumah adalah seorang ulama mazhab Syafi'i masa kini (kontemporari) yang pakar dalam bidang Syariah dan Usul al-Fiqh.

Baca Juga: Jadi Satu-satunya Benda yang Paling Berharga, Ashanty Diam-diam Simpan Cincin Berlian dari Bung Karno, Ngotot Tak Ingin Jual Meski Nilainya Rp 5 Miliar: Mau Aku Kasih Anakku!

Melansir unggahan akun Twitter @Haidar_Bagir, Sheikh Ali Jumah mengemukakan bahwa Bung Karno sempat menyelamatkan Al Azhar dari penutupan yang tadinya akan dilakukan oleh Presiden Gamal Abdul Nasser.

"Kalau bukan karena nasihat Presiden Soekarno kpd Presiden Gamal Abdul Naser, ketika keduanya bertemu di Bandung, maka Al-Azhar sdh akan ditutup oleh Presiden Mesir itu. Kesaksian syaikh Ali Jum'ah...," tulis akun Twitter tersebut.

"Suatu ketika, dia (Presiden Gamal Abdul Nasser) terpikir untuk menutup Al Azhar," tutur Sheikh Ali Jumah dalam sebuah potongan video wawancara jaringan televisi nasional Mesir.

Sang pembawa acara pun lantas kaget mendengar kesaksian Sheikh Ali Jumah itu.

Baca Juga: Banting Stir Jadi Youtuber, Istri Kelima Bung Karno Ini Sebut Sudah Lebih Dulu Nikmati Minuman Boba 60 Tahun Lalu Saat di Indonesia, Ratna Sari Dewi : Saya Pernah Coba Jauh Sebelum Orang Jepang Kebanyakan

"Menutup Azhar?" ucap sang pembawa acara.

Lantas mengungkapkan bahwa Presiden gamal Abdul Naser berkeinginan untuk menutup Al Azhar dan ingin mengembangkan dan membangun suatu hal yang baru.

"Dia punya pemikiran menutup Al Azhar, kemudian ingin mengembangkan dan membangun sesuatu yang baru," imbuh sang ulama.

Baca Juga: Terlanjur Emosi, Perwira TNI Bawa 30 Ribu Demonstran Kepung Istana Negara, Tak Disangka Massa Langsung Luluh Gara-gara Soekarno Katakan Ini, Ujung-ujungnya Justru KSAD yang Diganti

Sheikh Ali Jumah pun kemudian menjelaskan bahwa kemudian muncullah sosok Bung Karno yang ia sebut dengan nama Ahmad Soekarno.

"Dulu ada seorang bernama Ahmad Soekarno. Dia terkenal seorang yang sosialis, dia juga bukan seorang ang sibuk dalam politik Islam dan lain-lain," terang Sheikh Ali Jumah.

Ia juga mengungkapkan bahwa Bung Karno bukanlah seseorang yang mementingkan politik dan komunis.

Sheikh Ali Jumah menjelaskan bahwa hubungan antara Presiden Gamal Abdul Nasser dengan Bung Karno adalah sahabat.

Baca Juga: Ngambek Tak Mau Berangkat ke Amerika Tanpa Pramugari Pilihannya, Bung Karno Buat Ribet Satu Istana Hanya Gara-gara Sedang Jatuh Cinta, Padahal Hanya Berawal dari Lukisan

Suatu saat, ketika bertemu di Bandung, Abdul Nasser mengutarakan keinginannya untuk menutup Al Azhar.

Bung Karno pun lantas menanyakan alasan Abdul Nasser menutup Al Azhar.

"Apakah kamu mau menghilangka Nil? Apakah kamu juga bakal menutup Piramida? Kami tidak mengenal kalian (Mesir) sama sekali, kecuali dengan Al Azhar," ucap Sheikh Ali Jumah menirukan Bung Karno.

Baca Juga: Proklamasi Indonesia Bertepatan Bulan Ramadhan, Banyak yang Pertanyakan Soal Soekarno Tak Jalankan Ibadah Puasa Saat Kemerdekaan, Ternyata Ini Alasannya

"Kami (Indonesia) dan negara-negara lain, kami tidak begitu menghiraukan kalian (Mesir) dari segi hubungan perekonomian maupun kebudayaan. Sekalipun itu adalah tombak utama dalam perserikatan, karena yang kami kenal dari kalian (Mesir) hanya satu, yakni Al Azhar," imbuh Sheikh Ali Jumah masih menirukan Bung Karno.

Sheikh Ali Jumah kemudian mengungkapkan bahwa presiden pertama Indonesia itu memberi nasihat kepada Presiden Gamal Abdul Nasser.

Diceritakan olehnya pula bahwa Abdul Nasser memperhatikan dan mencermati nasihat dari Soekarno.

Pasalnya, pada saat itu Abdul Nasser pun masih merasa kebingungan tentang bagaimana membangun negara yang maju.

Baca Juga: 40 Tahun Ditutup Rapat-rapat, Pria Ini Akhirnya Tahu Bahwa Dirinya Anak Biologis Soekarno, Keluarga Sang Proklamator yang Terusik Langsung Meminta Tes DNA

"Ketika Soekarno hendak memberikan nasihat tentang kenegaraan, langsung disambut baik Abdul Naser," ungkap Sheikh Ali Jumah.

Ia pun lantas mengungkapkan nasihat tersebut.

"Nasihat Soekarno kepada Presiden Mesir 'Kamu harus mempertahankan, menyokong, dan mendukung Al Azhar'," papar pria tersebut.

Menurut penuturan Sheikh Ali Jumah, peristiwa itu terjadi pada tahun 1959.

Baca Juga: Selama Ini Hanya Dianggap Kutipan Sejarah, Om Hao Ungkap Sosok 10 Pemuda Harapan Ir Soekarno untuk Guncangkan Dunia,Punya Julukan 'Generasi Emas dan Kristal'

Setelah mendengar nasihat dari Bung Karno, Gamal Abdul Nasser kemudian menerbitkan Undang-undang Nomor 103 Tahun 1961 tentang Pengembangan Al-Azhar.

Rupanya undang-undang tersebut menegaskan bahwa peranan Al Azhar adalah menjadi negara rujukan keislaman seluruh dunia, bukan hanya sebatas Mesir itu sendiri.(*)

Tag

Editor : Dewi Lusmawati

Sumber Twitter