Find Us On Social Media :

Panic Buying Bukan Gara-gara Wabah Corona, Warga Korea Utara Justru Banyak Belanja Karena Takut Jika Kim Jong Un Beneran Meninggal, Ternyata Ini Alasannya

Kim Jong Un

Gridhot.ID - Panic Buying atau belanja kebutuhan dalam keadaan panic karena suatu musibah kini dialami Korea Utara.

Namun panic buying yang terjadi di Korea Utara ternyata terjadi bukan gara-gara wabah corona yang sedang mendunia.

Spekulasi kabar meninggalnya pemimpin Korea Utara Kim Jong-un telah memicu panic buying di negara tersebut, pada awal pekan beberapa hari lalu.

Baca Juga: Nasibnya Morat-marit di Penjara, Saipul Jamil Justru Dapat Pujian dari Inul Daratista, Akui Mantan Dewi Perssik Kini Makin Tampan Selama Jalani Hukuman

Laporan Washington Post dikutip The Sun, Senin lalu, menyebut ketidakpastian nasib Kim Jong Un sepanjang pekan membuat rak-rak toko di ibukota Pyongyang kosong dari barang-barang penting seperti makanan dan deterjen serta elektronik dan alkohol.

Produk-produk yang diimpor dari luar negeri paling laris, tetapi ada juga barang-barang yang diproduksi di Korea Utara seperti rokok dan ikan kaleng.

Bahkan para ahli sempat memperingatkan bahwa kekosongan kekuasaan yang ditinggalkan oleh Kim Jong Un bisa mengakibatkan kerusuhan atau perang saudara antara pusat-pusat kekuatan saingan di dalam rezim negara dan militer.

Baca Juga: Ditinggal Kawin 2 Kali, Luna Maya Mulai Khawatir Hidup Menjomlo di Usia Nyaris Kepala Empat, Curhat ke Dian Sastro, Mantan Reino Barack Keceplosan Bongkar Rencananya Nikah Tahun 2020

Ketakutan akan kerusuhan diyakini telah memicu panic buying.

Pertanyaan pertama muncul tentang kesehatannya pada 15 April setelah dia tidak menghadiri The Day of the Sun, sebuah perayaan penting untuk menandai ulang tahun Kim Il-Sung, kakeknya dan pendiri negara itu.

Kim terakhir terlihat empat hari sebelumnya pada pertemuan dengan pejabat pemerintah.

Baca Juga: Hasil Rapid Test Covid-19 Warga Satu Kampung Bikin Syok Bupati Bali, 315 Orang Dinyatakan Reaktif, Indikasi Transmisi Lokal?

Laporan dari Korea Selatan menunjukkan bahwa Kim menjalani operasi jantung pada 12 April dan sakit parah. Sebuah surat kabar Jepang kemarin mengatakan dia dalam keadaan vegetatif, sementara seorang jurnalis di Hong Kong mengklaim telah diberitahu oleh "sumber yang sangat kuat" bahwa dia telah meninggal.

Pejabat pemerintah Korea Selatan secara konsisten mengatakan dinas intelijen mereka telah mengambil laporan "tidak ada konfirmasi" tentang kesehatannya yang buruk, dan hari ini mengatakan bahwa ia "hidup dan sehat".

Kekhawatiran tentang kerusuhan ketika kematian Kim telah dipicu oleh kurangnya garis suksesi yang jelas.

Baca Juga: Dibongkar Putra Mantan Kepala BIN, Tabiat Ahok Usai Miliki Anak dari Puput Nasititi Devi Terkuak, BTP Disebut-sebut Punya Kebiasaan Baru

Adik perempuannya telah disebut-sebut sebagai orang yang paling mungkin untuk menggantikannya, meskipun ada sejumlah pejabat lain yang bisa mencoba merebut kekuasaan.

Hari ini, kantor berita Korea Utara CNA melaporkan Pemimpin Kim Jong Un menghadiri peresmian pabrik pupuk di wilayah Utara Pyongyang. Ini laporan pertama kegiatan publik Kim sejak 11 April lalu.

"Pemimpin Kim Jong Un menghadiri upacara pada Jumat (1/5) dan semua peserta bersorak sorai, hore! ketika Pemimpin muncul," kata KCNA seperti dikutip Reuters.

Artikel ini telah tayang di Kontan dengan judul Panic buying warga Korut terpicu ketidakjelasan nasib Kim Jong Un.

(*)