Find Us On Social Media :

Digalaki Indonesia dan Malaysia, WHO Langsung Lembek dan Hapus Imbauan Sesatnya, Ternyata Ini yang Buat Pemerintah Marah Besar

Pertemuan WHO

"Infografis WHO menyesatkan dan tidak akurat. Minyak sawit adalah minyak nabati yang paling banyak dikonsumsi di dunia," tulis CPOPC dalam penjelasan resminya.

Ketua Umum Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI), Derom Bangun, bersyukur bahwa WHO telah merevisi himbauan negatif dalam infografis tersebut.

“Saat ini palm oil atau minyak sawit tidak ada tertulis lagi. Kalau minyak kelapa yang semula tertulis sekarang masih tertulis," kata Derom Bangun.

Baca Juga: Masa Depan Terjamin, Betrand Peto Disebut-sebut Juga Bakal Dapat Warisan Seabrek, Begini Kesaksian Kuasa Hukum Ruben Onsu

Derom mengharapkan, ke depan organisasi dunia seperti WHO tidak lagi mengulang pernyataan negatif yang berpotensi merusak industri sawit sebagai indutri strategis Indonesia terutama ditengah pandemi saat ini.

“Minyak sawit sehat karena punya kandungan berimbang antara saturated dan monounsaturated,” kata Derom Bangun

Guru Besar Departemen Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM), Sri Raharjo mengatakan minyak sawit merah alami atau Virgin Red Palm Oil (VRPO) punya kandungan asam palmitat yang merupakan lemak jenuh dan salah satu komponen dominan di dalam minyak sawit.

Baca Juga: Laurens Singgung Keperawanan, Ayah Angkat Ngaku Punya Sebarek Bukti Kelamnya Masa Lalu Syahrini, Istri Reino Barack: Tuhan Sudah Mengetahui

Asam palmitat berperan penting dalam memberikan perlindungan terhadap paru-paru yang sehat dan merupakan komponen utama dari senyawa fosfolipida yang melapisi dinding bagian dalam rongga alveoli paru-paru.

Artikel ini telah tayang di Kontan dengan judul Indonesia & Malaysia protes keras, WHO cabut imbauan sesat industri sawit.

(*)