Find Us On Social Media :

Waspada! NASA Sebut Matahari Memasuki Masa-masa Lockdown, Bumi Bakal Kena Dampak Kelaparan, Gunung Api Meletus, hingga Cuaca Dingin yang Ekstrim, Simak Penjelasan Ahli

Matahari saat mengalami ekuinoks

Gridhot.ID - Lockdown menjadi salah satu kebijakan yang dipilih beberapa negara untuk menghentikan penyebaran virus corona (Covid-19).

Lockdown atau penguncian berarti menghentikan segala aktivitas luar seperti penerbangan, transportasi umum, hingga membuat orang hanya berada di rumah.

Ada beberapa negara yang berhasil menerapkannya.

Baca Juga: Terbukti Keluarkan Imbauan Menyesatkan Tak Sesuai Fakta Medis, WHO Matikan Industri Negara, Indonesia Ngamuk Habis-habisan Hingga Kirim Wakil Menteri untuk Buat Perhitungan

Namun ada juga yang mengalami masalah akibat lockdown.

Nah, bicara soal lockdown, menurut para ahli saat ini Matahari kita juga mengalami 'lockdown'.

Wah, apa maksudnya?

Baca Juga: Putranya Belum Selesai Ngomong, Mama Amy Gercep Kirimi Sule Makanan, Sang Komedian: Kalau Sudah Jodoh Kita Gak Bisa Nolak

Dilansir dari nypost.com pada Sabtu (16/5/2020), Matahari kita, yang merupakan pusat tata surya saat ini telah berada dalam periode 'solar minimum' atau 'minimum Matahari'.

Artinya aktivitas di permukaannya telah turun secara drastis.

Dengan kondisi ini, maka para ahli percaya bahwa kita akan memasuki periode terdalam dari 'resesi' sinar Matahari, yang pernah tercatat sebagai bintik Matahari telah menghilang.

"Solar Minimum sedang berlangsung dan ini sangat dalam," kata astronom Dr. Tony Phillips.

"Dalam hitungan, kondisi Matahari saat ini adalah salah satu yang terdalam pada abad ini."

Baca Juga: Pasang Badan Bela Ahmad Dhani, Anang Hermansyah Tohok Jerinx yang Omong Besar di Media Sosial: Berani Melawan Penguasa dan Dipenjara Baru Kamu Selevel Dengannya!

"Di mana medan magnet Matahari menjadi lemah, memungkinkan sinar kosmik ekstra ke tata surya."

Apakah kita harus waspada?

Jawabannya ya. Sangat.

Baca Juga: Masa Bodoh dengan Covid-19, Beauty Vlogger Ini Tuai Kecaman, Indira Kalistha: Wallaualam, Lu Kena Corona Kek, Penyakit Apa Kek, Semua Bisa Mati

Sebab, ada beberapa dampak besar yang bisa terjadi.

"Hal ini dapat menimbulkan bahaya kesehatan bagi para astronot dan mereka yang berada di kutub."

"Lalu juga memengaruhi elektro-kimia atmosfer di atas Bumi dan dapat membantu memicu petir."

Belum selesai.

Ilmuwan NASA itu khawatir bahwa kondisi ini bisa mengulang kejadian antara tahun 1790 dan 1830 yang disebut Dalton Minimum.

Di mana kondisi tersebut mengarah pada periode musim dingin yang brutal, kehilangan panen yang mengakibatkan kelaparan, dan letusan gunung berapi yang kuat.

Baca Juga: Niat Hati Tegur Pelaku Pemukulan, Anggota TNI AD Malah Dianiaya Menggunakan Senjata Tajam, Tewas Seketika dengan Sekujur Tubuh Penuh Bacokan

Saat itu, kondisi suhu merosot hingga 2 derajat Celcius (3,6 derajat Fahrenheit) selama 20 tahun dan menghancurkan produksi pangan dunia.

Pada 10 April 1815, letusan gunung berapi terbesar kedua dalam 2.000 tahun terjadi di mana Gunung Tambora di Indonesia meletus dan menewaskan sedikitnya 71.000 orang.

Ini juga menyebabkan 'Tahun Tanpa Musim Panas' pada tahun 1816 dan ada salju di bulan Juli.(*)

Artikel ini telah tayang di Intisari-Online.com dengan judul "Peringatan! Ilmuwan NASA Ini Sebut Matahari Memasuki Periode 'Lockdown', Bisa Sebabkan Kelaparan, Gunung Api Meletus, hingga Cuaca Dingin yang Ekstrim"