Find Us On Social Media :

China Akui Buang Sampel Virus Corona Saat Awal Mula Wabah Meluas, Tak Terima Disebut Sembunyikan Fakta, Ternyata Ini Alasannya

Sebuah ilustrasi satire muncul di sebuah surat kabar di Denmark yang mengubah lima bintang bendera China dengan virus corona

Gridhot.ID - China memang menjadi awal mula penyebaran virus corona yang kini mewabah di seluruh dunia.

Kini negeri panda tersebut mengeluarkan pernyataan mengejutkan.

Hal mengejutkan, China mengaku sudah menghancurkan beberapa sampel virus corona saat awal kemunculan pandemi ini.

Walaupun begitu, China menampik tuduhan Amerika Serikat ( AS) jika hal tersebut dilakukan untuk menutup-nutupi.

Pernyataan tersebut disampaikan oleh Liu Dengfeng seorang pengawas di divisi sains dan pendidikan Komisi Kesehatan Nasional China, dalam konferensi pers pada Jumat (15/5/2020) di Beijing.

Baca Juga: Usai Buka Peti Mati dan Mandikan Jenazah Corona, 15 Warga Sidoarjo Dilaporkan Positif Covid-19, Pak Bupati Mengaku Kecolongan: Kejadiannya Sudah Dua Pekan Lalu

Liu Dengfeng menyampaikan, pemerintah China sudah mengeluarkan perintah pada 3 Januari untuk membuang sampel Covid-19 di fasilitas tertentu yang tidak memenuhi persyaratan.

Hal ini dikarenakan penyakit ini menular dan sampelnya dibuang untuk "mencegah risiko terhadap keamanan biologis laboratorium, dan mencegah bencana sekunder yang disebabkan oleh patogen tak dikenal".

Dilansir Tribunnewswiki dari Newsweek Jumat (15/5/2020), Liu menjelaskan,keputusan tersebut diambil usai SARS-CoV-2, digolongan sebagai Kelas II menurut penelitian dan rekomendasi para ahli.

Liu juga mengungkapkan jika hal tersebut mengharuskan "persyaratan yang jelas tentang pengumpulan, transportasi, penggunaan eksperimen, dan penghancuran patogen" guna menghindari kemungkinan kecelakaan atau kebocoran.

Baca Juga: Kabur Saat Kasusnya Mencuat ke Permukaan, Oknum Perwira Polisi yang Gelapkan 71 Mobil Rental Akhirnya Berhasil Diamankan, Ditreskrimun Polda Kepri Jelaskan Kronologi Penangkapan

Menurut Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo sejak bulan lalu, perintah pada 3 Januari itu adalah upaya untuk menutupi tingkat penyebarannya.