GridHot.ID - Mantan Menteri KesehatanSiti Fadilah Supari divonis empat tahun penjara oleh majelis hakim pada Pengadilan Tipikor Jakarta, Jumat (16/6/2017).
Siti Fadilaf juga diwajibkan membayar denda Rp 200 juta subsider 2 bulan kurungan.
Menurut majelis hakim, Siti Fadilah terbukti menyalahgunaan wewenang dalam kegiatan pengadaan alat kesehatan (alkes) guna mengantisipasi kejadian luar biasa (KLB) tahun 2005, pada Pusat Penanggulangan Masalah Kesehatan (PPMK) Departemen Kesehatan.
Sekarang ini, Siti Fadilah sedang terbaring sakit di saat menjalani hukuman di penjara atas vonis korupsi yang dilakukannya.
Hal itu disampaikan Deddy Corbuzier lewat akun Intagramnya, Kamis (21/5/2020).
Deddy berkisah, ketika dia menjenguknya, dia menyaksikan Siti Fadilah dalam kondisi terkulai lemas.
"Ibu Siti Fadilah saat ini terbaring sakit di rumah sakit. Dipindahkan dari penjara sejak kemarin. Saat malam ketika suara hujan masih menggerutu, saya menjenguknya di rumah sakit," tulis Deddy dalam akun Instagramnya dikutip Wartakotalive.com, Kamis (21/5/2020).
Deddy tak menjelaskan di rumah sakit mana dia menemui Siti Fadilah
Hanya saja, begitu dia masuk ke dalam ruang perwatan, dia menyaksikan wajah Siti Fadilah yang senang atas kedatangannya.
Ya, Siti Fadilah memang ingin sekali bertemu dengan Deddy.
Bahkan, Siti Fadilah lebih dulu menghubungi Deddy untuk menyampaikan kegelisahannya selama ini.
Rupa-rupanya,Siti Fadilah tahu jika Deddy kerap membelanya serta membenarkan argumennya soal konspirasi vaksin.
"Sesampainya saya di sana, disambut nya dengan senyum seorang ibu. Dan mulutnya langsung berucap. Saya tidak korupsi pak. Saya mati untuk bangsa. 'Saya lah satu satunya orang di dunia saat itu yang berhasil menyetop pandemi.. Dan saya sekarang di penjara..."
Mendengar cerita Siti, Deddy tak kuasa membendung air mata.
Pria kekar itu menangis, sebuah tangisan atas dorongan nalurinya.
"Saya menatapnya. Mendengar nya bercerita. Dan Saya menangis.Banyak yang beliau tak berani sampaikan. Perjuangan nya, siksaan batin nya.. Hidup nya," cerita Deddy.
Deddy Corbuzier menegaskan, permintaan wawancara itu berasal dari Siti Fadilah sendiri
"Wawancara ini terjadi atas permintaan Ibu Siti Fadilah, mantan Menkes kita yang pernah berjuang melawan WHO dll dan berhasil menghentikan Pandemi flu burung bukan hanya di Indonesia. Tapi dunia. Beliau dituduh korupsi (tidak terbukti) dan di jebloskan dalam penjara hingga saat ini," unjar Deddy.
Dalam rekaman video yang diunggah, Siti Fadilah menegaskan bahwa dia tidak bersalah.
"Musuh saya besar jadi saya kalah. Saya bukan salah, tapi saya kalah. Saya akan buktikan, kalau virus saya tidak menular," ujar Siti Fadilah.
Baca Juga: Ekonomi Lumpuh Gara-gara Virus Corona, Utang Indoneisa Kini Bengkak 2 Kali Lipat, Begini Rinciannya
Deddy Corbuzier bela Siti Fadilah
Nama Siti Fadilah memang mencuat di tengah pandemi Virus Corona ini.
Terutama soal kemungkinan adanya simpang siur teori konspirasi dalam penanganan Covid-19.
Lebih spesifik lagi, konspirasi pengadaan virus.
Dari dalam penjara atas kasus dugaan korupsi yang membelitnya, Siti Fadilah menyarankan pemerintah tidak menggunakan vaksin Covid buatan perusahaan farmasi yang terkait dengan Bill Gates.
Terkait hal itu, Deddy Corbuzier termasuk orang yang selama ini mendukung pernyataan Siti Fadilah.
Deddy pun ikut mendorong agar mantan menkes itu dibebaskan dari penjara untuk membantu penanganan Virus Corona di Indonesia.
"Habib Bahar di bebaskan.. Di tangkap lagi.. Ya sudah.. Ga masalah... Ibu Siti Fadillah Kapan Pak di asimilasi.. Udah tua loh.. Pahlawan pula.. Korupsi 6 M? Gotong royong deh kita balikin uang nya," tulis Deddy dikutip Wartakotalive.com dari akun Twitternya, Selasa (19/5/2020).
Jangan tunggu vaksin
Seperti diketahui, beberapa waktu lalu, Siti Fadilah juga menulis surat terbuka untuk Presiden Joko Widodo, Sabtu (16/5/2020) kemarin.
Berbeda dengan surat sebelumnya untuk Presiden Jokowi yang ditulisnya langsung, suratnya dari dalam Rumah Tahanan (Rutan) Pondok Bambu ditulis oleh teman napi sekamarnya, karena Siti Fadilah sudah tidak kuat menulis.
Surat itu kemudian ditandatangani sang mantan menteri kesehatan, dan agar lebih jelas, diketik ulang di luar penjara.
Kuasa hukum Siti, Achmad Cholidin, membenarkan bahwa surat sebanyak 9 lembar itu dibuat oleh dokter ahli jantung berusia 70 tahun itu dari dalam tahanan.
Dalam surat yang diberi judul "Bangkitlah Indonesia Sekarang Juga, Jangan Tunggu Vaksin" itu, Siti fadilah menyoroti efektivitas Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang telah diputuskan oleh Presiden Jokowi.
Menurutnya, masyarakat kini harus berada di antara itu, bangkit dari keterpurukan ekonomi tetapi juga selamat dari corona.
"Ayo kita bangkit sekarang juga bangsa Indonesia, gerakkan warga dengan cara yang sehat dan aman untuk gerakan pembangunan ekonomi rakyat yang mandiri. Kita harus hidup yang lebih baik lagi," kata Siti Fadilah.
Siti Fadilah mengatakan, pandemi virus Corona memiliki dampak yang luar biasa bagi perekonomian dunia.
Tak hanya negara berkembang, negara maju seperti Amerika Serikat hingga negara-negara di Eropa juga terkena dampak pandemi Corona.
Namun, dia menyebut negara-negara tersebut kini perlahan mulai bangkit dari keterpurukan.
"Saat ini mereka semua mulai menggeliat sadar mereka harus bangun dari ketakutan dan kekhawatiran. Mereka harus bangun dari keterpurukan ini untuk memulai kehidupannya lagi," ujar Siti.
Siti Fadilah juga menyinggung soal rencana Bill Gates yang akan membuat vaksin untuk menghentikan pandemi Corona ini.
Selain itu, dia mengatakan banyak pendapat dari pakar dari WHO yang menyebutkan bahwa kemungkinan besar tidak akan pernah ada vaksin yang efektif untuk Corona.
Untuk itu, dia meminta pemerintah Indonesia harus berhati-hati dengan vaksin-vaksin yang sedang getol diuji coba oleh sejumlah negara.
Lebih lanjut, Siti Fadilah mengatakan berdasarkan hasil penelitian, karakter virus yang ada di Indonesia berbeda dengan negara-negara yang sedang melakukan uji coba vaksin.
"Menurut saya, andaikan vaksin dari Bill Gates dkk benar siap, kita harus ingat ketika Eijkman melakukan sequencing virus strain Indonesia ternyata karakter virus kita berbeda dengan virus yang beredar di negara yang sedang getol mengadakan uji coba vaksin yang akan diproduksi besar-besaran untuk sedunia," papar Siti.
"Kita harus hati-hati di sini. Berarti vaksin yang sedang mereka bikin berasal dari virus yang karakternya berbeda dengan virus yang ada di Indonesia, maka tidak akan kompatibel dengan kita (tidak cocok sehingga tidak akan efektif)," imbuhnya.
Siti Fadilah mengatakan harusnya Indonesia meniru China dalam menghadapi pandemi virus Corona.
Menurutnya, China bisa bangkit dari keterpurukan akibat pandemi Corona tanpa harus menunggu ada vaksin.
"Kalau kita melihat negara China, Wuhan, telah kembali memulai kehidupan baru setelah Corona dengan tanpa vaksin, tapi menggunakan obat tradisional.
China menunjukkan ketangguhannya dalam menghadapi Corona dari awal, terus lockdown dan kemudian Corona terhenti. Setelah itu ekonomi sudah mulai bangkit kembali. Tidak perlu heran, karena China negara dengan asas otoritarian.
Maka dalam menghadapi emergency seperti wabah Corona ini, decision making sangat efektif, komunikasi searah sangat cepat tanpa kendala, sangat dibutuhkan. Dan ini hampir tidak mungkin terjadi di negara-negara yang menganut asas demokrasi, yang selalu ada pro-kontra sehingga suatu keputusan makan waktu lebih banyak.
China dengan jelas menunjukkan kepada dunia bahwa dia bisa bangkit tanpa vaksin dan mereka siap dengan gelombang kedua dengan virus yang berbeda pula," terangnya.
Siti Fadilah menilai kebijakan pemerintah yang menetapkan melonggarkan PSBB dengan maksud agar memulihkan dan mengembalikan kegiatan sosial serta membangun perekonomian Indonesia sudah tepat.
Sebab, menurutnya, jika memperpanjang PSBB, maka perekonomian Indonesia akan makin terpuruk.
"Kita harus perpanjang PSBB diam saja di rumah, ekonomi kita akan nyungsep lebih dalam lagi sampai tahun 2021 berakhir. Apakah itu yang kita pilih? Nunggu vaksin yang belum tentu jadi dan belum tentu cocok. Berpikirlah saudaraku se-Tanah Air," kata dia.
Karena itu, Siti Fadilah berharap bangsa Indonesia mampu menyudahi masa-masa keterpurukan akibat pandemi virus Corona ini.
"Kita harus bangkit dari keterpurukan ini. Tapi kita juga selamat dari corona. Sudah cukup kita diam di rumah sudah cukup kita tidak bekerja normal tidak sekolah seperti biasanya, sampai kapan kita harus mulai?"
Pak Presiden sudah tiup peluit, memukul genderang untuk bergerak tapi semoga aturan pemerintah tidak bertambah banyak. Misalnya, boleh naik kapal terbang tapi saratnya banyak dan akhirnya yang bisa terbang sedikit. Dari segi ekonomi tidak menguntungkan."
Kalau mau melonggarkan PSBB itu ya longgarkan saja aturan-aturan yang sudah ada. Jangan bikin aturan baru, lakukan dengan bertahap," tandasnya. (Feryanto Hadi)
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul "Dijenguk Deddy Corbuzier saat Sakit, Siti Fadilah Bantah Korupsi: Musuh Saya Besar, Jadi Saya Kalah"
(*)