Find Us On Social Media :

China Ngaku Warganya Jadi Bulan-bulanan Orang Australia, Tiongkok Ogah Ambil Resiko Lagi, Peringatkan Rakyatnya Pakai Travel Warning ke Negeri Kanguru

Ilustrasi

"Sebagai contoh, beberapa politisi dan media Australia menyebut virus corona sebagai 'virus China' dan secara jahat merusak bendera nasional Tiongkok dan lambang nasional. Banyak warga Tionghoa perantauan di Australia telah dihina atau bahkan diserang secara verbal. Keluarga mereka hancur dan mereka menderita perlakuan tidak adil dalam pekerjaan sehari-hari mereka," kata Hua.

"Grafiti rasis yang menargetkan China terlihat di Sydney, Melbourne, Brisbane dan kota-kota Australia lainnya," katanya.

Baca Juga: Curiga Gempa Pembuka Selat Sunda, 9 Kali Guncangan dalam Satu Malam Bikin BMKG Waspada, Ini Alasannya

Menurut Hua, data dari Komisi Hak Asasi Manusia Australia menunjukkan bahwa pada kuartal pertama 2020, ratusan warga Asia mengeluhkan diskriminasi rasial, yang merupakan 25% dari pengaduan.

Australian Broadcasting Corp melaporkan bahwa ada tiga serangan rasis terhadap keluarga Tiongkok dalam satu minggu di bulan April. Negara bagian New South Wales menerima 241 pengaduan diskriminasi rasial antara Januari dan April 2020, sementara polisi di Queensland menerima 22 laporan serupa dari Maret hingga awal Mei.

"Bukankah laporan-laporan ini cukup persuasif?" tanya Hua.

Baca Juga: Dapat Siksaan Tak Berkesudahan, 2 ABK Indonesia di Kapal China Ini Putuskan Lompat di Perairan Karimun, Begini Tanggapan Kemenlu

Dia menambahkan, pemerintah China selalu mengambil sikap bertanggung jawab dan mengingatkan warga negara China untuk menjaga keamanan mereka sendiri.

"Kami juga mendesak pihak Australia untuk menghadapi masalah dan mengambil langkah nyata untuk menjaga keselamatan dan hak-hak warga China di Australia," kata Hua.

Artikel ini telah tayang di Kontan dengan judul Warganya diserang, China keluarkan travel warning ke Australia.

(*)