Find Us On Social Media :

Tiongkok Santai Latihan Perang Pakai 2 Kapal Induk di Laut China Selatan, Taiwan Ketar-ketir Langsung Ngadu ke Amerika Serikat, Pasukan Donald Trump Kirim Pesawat Pembom dan Mata-mata untuk Intimidasi Negeri Panda

A pair of B-1B Lancer bombers soar over Wyoming in an undated file photo. Staff Sgt. Steve Thurow/U.S. Air Force/Handout via REUTERS

Gridhot.ID - Amerika Serikat kini makin ikut campur dalam konflik Laut China Selatan.

Bahkan negeri Paman Sam sampai kirimkan persenjataan canggih ke wilayah konflik tersebut.

Angkatan Udara Amerika Serikat (AS) sekarang menerbangkan pesawat pembom B-1B dan pesawat mata-mata Global Hawk di atas Laut China Selatan dan area lain di pasifik.

Baca Juga: Diajak Amerika dan Rusia Lakukan Gencatan Senjata Nuklir, China Malah Bolos Undangan Perundingan, Ngerasa Superior karena Punya Rudal yang Lebih Canggih

Penerbangan pesawat ini adalah sebagai strategi yang lebih luas dalam mempertahankan misi pengawasan dan pencegahan di wilayah tersebut, menyusul meningkatnya ketegangan AS dengan China.

Mengutip Foxnews, Kamis (11/6), Angkatan Udara menerbangkan pesawat pembom B-1B dari Guam dalam mendukung Komando Indo-Pasifik dan secara khusus menjalankan misi di Laut China Selatan.

Pada waktu yang sama, Angkatan Udara AS juga menerbangkan drone global Hawk ke pangkalan udara di Jepang yang disebut Yokota.

Baca Juga: Ruben Onsu Gigit Jari, Sosok Ini Jadi Pemilik Sah Merek 'Bensu', Gugatan 6 Merek Dagang Milik Suami Sarwendah Ikut Dibatalkan MA

Ini merupakan sebuah langkah yang semakin meningkatkan kehadiran militer AS di wilayah tersebut.

Misi ini dinilai menjadi misi urgensi terbaru AS mengingat munculnya laporan bahwa China telah melakukan di wilayah tersebut dengan dua kapal induknya.

Latihan kapal induk China di wilayah tersebut telah meningkatkan kegelisahan Taiwan bahwa mereka kemungkinan akan diinvasi China.

Baca Juga: Batang Hidung Menkes Terawan Tak Nampak di Hadapan Publik Sejak Awal PSBB, Najwa Shihab Tanya Langsung ke Ketua Gugus Tugas Covid-19, Wiku Adisasminto Jawab Begini

Drone Global Hawk, bersama dengan Angkatan Laut AS yang berbasis di Guam, telah direkayasa dengan alogaritma canggih yang dapat menghadirkan otonomi tingkat baru.

Dengan demikian, pesawat ini secara mandiri dapat melakukan penyesuaian dengan keadaan dalam satu waktu, yang memungkinkan komandan AS untuk meningkatkan dan memperluas ruang lingkup misi mereka di wilayah tersebut dan mungkin memberikan keamanan di wilayah tersebut.

Program teknis, untuk otonomi udara yang lebih besar, memungkinkan drone ini untuk membentuk jaringan "mesh" dengan lebih baik melalui node udara dan darat untuk melakukan berbagai fungsi yang lebih luas tanpa perlu dikoordinasikan oleh pembuat keputusan manusia berbasis darat.

Baca Juga: PNS Akan Dikenakan Kerja Sif, Menteri PAN-RB Koordinasi dengan PT KAI, Tjahjo Kumolo: Mengurangi Penumpujan Calon Penumpang di Masa PSBB

Sistem yang disebut Distributed Autonomy Responsive Control (DARC) ini, kini dikembangkan oleh Northrop yang berupaya untuk mendistribusikan tindakan otonomi yang lebih besar ke dalam pesawat itu sendiri.

"Daripada menerbangkannya, katakan saja apa efek yang Anda inginkan di suatu daerah," Scott Winship, wakil presiden, Northrop, mengatakan kepada Warrior dalam sebuah wawancara.

Misalnya, Global Hawk dapat memanfaatkan kecepatan pemrosesan di atas kapal untuk mengumpulkan, mengatur, dan menganalisis sejumlah besar data ISR (Intelijen, Pengawasan, dan Pengintaian) seperti umpan video, menentukan relevansi informasi spesifik, dan mentransmisikan data yang disederhanakan ke keputusan manusia. pembuat.

Baca Juga: Ngeri! Begini Kronologi Kematian Misterius Satu Keluarga dalam Rumah dengan Kondisi Mayat Terpencar, Ayahnya Gantung Diri dan Anak Balitanya Tenggelam dalam Drum Air

Aset pengawasan udara jaringan yang lebih baik dapat menawarkan cara lain untuk mengatasi tantangan geografis yang disajikan oleh Pasifik, dengan memungkinkan drone untuk bertukar data yang sangat relevan di seluruh wilayah operasi yang berbeda.

Artikel ini telah tayang di Kontan dengan judul Angkatan Udara AS terbangkan pesawat mata-mata dan Pembom B-1B di Laut China Selatan.

(*)