"Saya salah satu anak Pak Yani, yang mungkin, apa ya, merasakan betul secara hati nurani saya."
"Ketika ibu saya selalu bilang begini, Kenapa bapakmu dibunuh, salah apa dia?"
"Setiap hari pembicaraannya itu terus, seperti tidak ada jawaban."
"Dan, kemudian, saya mencari jawaban itu dengan menulis."
"Saya mulai mewawancarai Pak Nasution (AH Nasution), Pak Sarwo Edhie, Pak Soemitro,"
"Semua saya wawancara. Saya tanya, seperti apa ayah saya sebetulnya, lalu kenapa harus dibunuh."
"Di situ saya (juga) mulai membuka agenda bapak saya. Di situ ada beliau mengatakan, "Kenapa saya jadi prajurit?," ungkap Amelia.