Gridhot.ID - China telah memicu kekhawatiran akan terjadinya konflik militer dengan India.
Pasalnya, kedua negara tersebut terlibat sengketa perbatasan bersama di wilayah Ladakh.
Kekhawatiran terjadinya perang dua negara pun terus terjadi.
Ya, saat ini India mungkin sedang terlibat konfrontasi dengan China di perbatasan negaranya.
Menariknya, kedua negara ini merupakan negara dengan penduduk terpadat di dunia, sekaligus negara terbesar di Asia.
Meski demikian, China dianggap negara yang jauh lebih maju daripada India.
Namun, bukan berarti India bisa diremehkan, pada kenyataanya jika melihat kekuatan militer India, negara ini ternyata memiliki trio kekuatan militer yang sangat kuat.
Untuk memastikan integritas teritorial, India secara agresif mengembangkan senjata nuklir.
Saat ini diketahui, India memiliki trio senjata nuklir, di darat, laut, maupun udara.
Program senjata nuklir India berasal dari tahun 1948, setahun setelah kemerdekaan dari Inggris, pemerintah India pada saat itu menganggap nuklir sebagai sumber energi berlimpah.
Tahun ini, India membentuk Komisi Energi Atom untuk mengawasi program senjata nuklir mereka.
Namun, karena kekurangan uranium, India beralih menggunkan plutonium.
India sudah membangun reaktor nuklir pertama pada tahun 1956, dengan bantuan dari Inggris.
New Delhi awalnya membangun peralatan nuklir yang merusak untuk membantu membangun pelabuhan, mengekploitasi gas alam, menciptakan proyek pertambangan.
Pada saat itu, India belum berpikir untuk mnggunakan tenaga nuklir untuk pencegahan, setelah perang perbatasan dengan China pada tahun 1962, India berubah pikiran.
Para pemimpin India mengatakan tidak mungkin untuk trus diam jika China dan Pakistan juga menantang untuk berperang.
Kemudian, 18 Mei 1974, India menguji uji coba nuklirnya di gurun Rajastan untuk pertama kalinya.
Perangkat nuklirnya disebut dengan "Senyum Sang Budha" menciptakan kekuatan destruktif 6-15 kiloton, setara dengan bom atom Amerika yang dijatuhkan di kota Hiroshima dan Nagasaki, Jepang.
Tes ini dilakukan di bawah tanah, untuk meminimalkan dampak radiasi, India menggambarkan uji coba itu berlangsung aman.
Namun, karena China juga membuat bom nuklir pada 1964, dapat dipastikan India tak tinggal diam mereka kembali menguji bom nuklir untuk kepentingan Nasional.
Tahun ini, India termasuk dalam kelompok negara pemegang senjata nuklir bersama, AS, Uni Soviet, Inggris, Prancis, dan China.
India membatasi pengujian senjata nuklir hingga 24 tahun kemudian, namun sebelumnya 11 November 1998, India sudah menguji tiga kali senjata nuklirnya.
Sebagian adalah perangkat nuklir bertenaga rendah, yang mungkin ditunjukkan untuk menguji senjata nuklir taktis.
Salah satu senjata yang diledakan adalah bom termonuklir, dengan kekuatan destruktif 45 kiloton.
Saat ini India memiliki 520 kg plutonium, yang cukup untuk membuat 100-120 senjata nuklir, New Delhi mengatakan senjata itu digunakan sebagai senjata pencegahan jika China dan Pakistan nekat menyerang mereka.
India mempertahankan strategi untuk tidak menggunakan senjata nuklirnya terlebih dahulu, namun jika mereka diserang, India siap mengeluarkan trio senjata nuklirnya, di darat, laut dan udara.
Di Atas tanah India sudah memiliki rudal balistik taktis Prithvi, dengan hulu ledak jangka panjang mencapai 5.800 km bisa menjangkau tempat paling strategis di China.
Di bawah laut, India memiliki kapal selam yang dilengkapi rudal balistik Arihant kelas India, yang siap diluncurkan dengan hulu ledak jangka panjang mencapai 700-3.500km.
Jika diluncurkan di teluk Bengala dan dilindungi kapal induk INS Vikramaditya, kapal selam ini bisa meluncurkan rudal hingga ke Beijing.
Bisa dikatakan, India memiliki kekuatan yang kuat setara dengan AS dan Rusia, namun memiliki keterbatasan dalam jangkauan dan kekuatan destruktif.
Tapi jika untuk melawan China dan Pakistan senjata milik India ini sudah sangat mumpuni.
Artikel ini telah tayang di Intisari dengan judulJangan Remehkan India, Punya 520 Kg Plutonium India Sanggup Ciptakan 100 Lebih Senjata Nuklir, Jika Nekat Berperang China Bisa Babak Belur Dibuatnya(*)