Laporan Wartawan Gridhot, Desy Kurniasari
Gridhot.ID - Sejak beberapa waktu lalu, kabar penyiksaan yang diterima oleh anak buah kapal (ABK) Indonesia di kapal milik China merebak di tanah air.
Kasus eksploitasi ini pertama kali terungkap ketika dibahas oleh YouTuber Korea Selatan Jang Hansol dalam kanal YouTube Korea Reomit miliknya.
Sejak itulah kasus eksploitasi ABK asal Indonesia di kapal China terus mendapat sorotan.
Dilansir Gridhot dari laman Instagram @undercover.id, baru-baru ini, seorang ABK Indonesia di kapal China memberikan pengakuan tentang penyiksaan yang dialaminya.
Adapun salah satu pengakuannya, yakni bekerja 20 jam sehari dan ketiadaan makanan yang layak.
"Baju sampai robek, mau makan disiksa. Gimana kebijakan kantor ini?," tanya seseorang yang merekam video.
Tampak bahwa seseorang yang terekam video mengenakan baju yang telah robek di bagian lengan atasnya.
Dinarasikan bahwa baju pria tersebut sobek karena berkelahi dengan awak kapal yang merupakan orang China.
"Muka saya lihat ini," ujar seseorang yang kemudian disorot video.
Ia menampilkan wajahnya yang tampak memiliki bekas luka dan bengkak.
"Matanya bengep, baju baru robek, tangan bengep, dipukuli sampe pingsan," terang perekam video sembari merekam awak kapal lain yang diduga juga mendapat perilaku serupa.
"Bar-bar (perlakuan awak kapal China)," ucap seseorang yang sebelumnya ditampilkan luka di wajahnya.
"Disiksa orang China, 4 orang melawan 8 orang," ucap seseorang yang pakaiannya tampak sobek karena berkelahi dengan awak kapal asal China.
Rupanya video tersebut diberikan kepada ibu dari ABK asal Indonesia yang kemudian diunggah.
Terdapat pula video sang ibu yang meminta agar anaknya segera dipulangkan.
"Saya adalah ibu dari Tedi Ari Setiawan yang sekarang bekerja di kapal ikan China. Saya hanya ingin minta bantuan. Anak saya sejak awal bekerja hingga saat ini mendapat siksaan terus dari ABK China. Anak saya bekerja selama 20 jam. Tidak ada jaminan menu makanan yang sehat. Minum cuma minum air keran," papar ibu dari ABK asal Indonesia tersebut.
Menurut penuturannya, anaknya hanya diberi menu makanan yang sama setiap hari.
Tak hanya itu, anaknya dipaksa bekerja terus dari pagi hingga malam, sedangkan ABK asal China hanya bersantai dan tidak melakukan pekerjaan berat.
"Setiap hari anak saya makan sayurnya sayur kol. Anak saya bekerja terus dari pagi sampai malam. Sementara yang bangsa China dia hanya nyantai-nyantai aja, gak ada pekerjaan yang capek seperti yang dirasakan anak saya," terangnya.
Lantas ibu dari ABK asal Indonesia itu pun memohon agar anaknya segera dipulangkan.
"Saya mohon bantuannya agar anak saya dipulangkan secepatnya," pintanya.
Tak hanya itu saja, ibu dari ABK tersebut mengatakan bahwa anaknya dimasukkan ke dalam freezer oleh ABK China.
"Dimasukkan ke dalam freezer. Rambut yang tadinya hitam sampe beku," katanya.
Mendengar penuturan buah hatinya yang mendapatkan siksaan sedemikian rupa, ia pun bertanya kepada pihak penyalur.
Akan tetapi, jawaban dari penyalur justru berbeda dengan apa yang dikatakan oleh putranya.
"Saya tanya sama PT penyalur tempat anak saya bekerja, bagaimana kabar anak saya. Tapi pihak kantor bilang anak ibu baik-baik saja. Saya tahu anak saya tidak baik karena malem Minggu kemaren anak saya isi bahan bakar di Singapore, dia telepon saya. Dia ceritakan dari awal bekerja sampai saat ini dia mengalami siksaan yang luar biasa dari ABK China. Semua yang dari Indonesia 4 orang dapat siksaan terus dari ABK China," terangnya.
Dalam video tersebut, ibu dari salah satu ABK asal Indonesia itu meminta agar putranya segera dipulangkan.
Menurut pengakuannya, ia tidak ingin anaknya diperlakukan seperti binatang.
"Saya gak terima anak saya diperlakukan seperti binatang. Dia tiap video call nangis terus. Dia minta istirahat sebentar aja ditendang pakai sepatu safety sampai dipukul kepalanya pakai helm proyek. Anak saya dilempar ke haluan selama dua hari sama ABK China," paparnya dalam video.
Ia pun mengatakan bahwa pihak penyalur seolah tutup mata dengan adanya kasus penyiksaan yang diterima oleh tenaga kerja yang disalurkan.
"Saya baru tahu kenyataannya bahwa anak saya selalu disiksa, tapi pihak kantor bilang baik-baik saja. Selalu menutupi," pungkasnya. (*)