Find Us On Social Media :

Bantu Lima Daerah Bisa Turun Status Jadi Zona Kuning, Khofifah Tak Tanggung-tanggung Beri Apresiasi ke Kodim dan Polres, 100 Motor Siap Diberikan

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indah Parawansa

Laporan Wartawan Gridhot, Desy Kurniasari

Gridhot.ID - Pandemi virus corona diketahui telah masuk ke Indonesia sejak awal Maret lalu.

Bahkan hingga hari ini, kasus penularan virus corona di Indonesia terbilang cukup tinggi.

DKI Jakarta hingga kini masih menjadi daerah dengan penularan terbanyak, disusul oleh Jawa Timur.

Baca Juga: Viral, Petantang-petenteng Tantang Mau Cium Pasien Covid-19, Taufik Monyong Akhirnya Diperiksa Polisi, Begini Alasannya

Seperti kita tahu, Surabaya kini menjadi black zone alias zona hitam kasus Covid-19 di Indonesia.

Akan tetapi, rupanya pemerintah Provinsi Jawa Timur tidak gentar untuk mengatasi pandemi global ini di daerahnya.

Melansir Kompas.com, menurut Epidemiolog FKM UI, Pandu Riono, terjadinya tren peningkatan jumlah kasus di luar DKI Jakarta yang bergeser ke Jatim dan wilayah luar Pulau Jawa bisa terjadi karena dua faktor.

Baca Juga: Vaksin dan Obatnya Belum Ditemukan, Satu Keluarga di Malang Berhasil Sembuh dari Virus Corona, Ternyata Lakukan Cara Ini untuk Pengobatan

"Dua faktor yang berpengaruh karena banyak orang yang mudik atau mudik balik, dan peningkatan kapasitas tes pada penduduk yang berisiko," kata Pandu, Minggu (31/5/2020).

Sementara itu, menurut Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo, peningkatan kasus di Jawa Timur disebabkan oleh aktifnya empat klaster yang menjadi sumber penularan Covid-19 di sana.

"Jawa Timur ini termasuk daerah yang potensi dari klaster tertentu sangat tinggi. Antara lain dari Gowa, kemudian jemaah tabligh, termasuk juga yang berasal dari dalam, yaitu Pesantren Temboro dan pabrik Sampoerna," ujar Doni, seperti diberitakan Kompas.com, Rabu (27/5/2020).

Menindaklanjuti temuan itu, Gugus Tugas beserta Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur terus melacak orang-orang yang terlibat kontak dengan empat klaster tersebut.

Baca Juga: Gerah Pemda Jatim Tak Serius Tangani Corona, Pangdam Brawijaya: Beri Aturan yang Tegas, Nggak Usah Lain-lain!

Pemerintah pusat juga memberikan dukungan agar kurva penularan Covid-19 di Jawa Timur bisa melandai.

Dukungan dari pemerintah pusat berupa dua mobile unit polymerase chain reaction (PCR) laboratorium yang masing-masing berkapasitas empat mesin.

Kedua mobile unit PCR laboratorium itu bisa mengetes 800 spesimen dalam sehari yang berarti peningkatan dalam hal kapasitas tes yang bisa dilakukan.

Baca Juga: Status Surabaya Meningkat Jadi Zona Hitam hingga Dijuluki Wuhan ke Dua, Tri Rismaharini Justru Panen Pujian dari Ketua Gugus Covid-19: Langkah Penanganannya Strategis dan Cerdas

Dilansir dari Surya.co.id, lima daerah di Jawa Timur telah berubah statusnya dari zona merah (berisiko tinggi penularan virus Corona atau Covid-19) menjadi zona kuning (berisiko rendah penularan Covid-19).

Lima daerah tersebut adalah Kabupaten Trenggalek, Kota Pasuruan, Kabupaten Ponorogo, Kabupaten Lumajang dan Kota Blitar.

Kelima daerah tersebut ditetapkan BNPB sebagai daerah berisiko rendah penularan Covid-19 karena adanya kontrol yang baik dari pemerintah, TNI Polri dan masyarakat.

Untuk itu, secara khusus Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa memberikan hadiah 100 unit motor trail kepada lima Komando Distrik Militer (Kodim) dan lima Kepolisian Resor (Polres) yang berhasil menurunkan status risiko penyebaran Covid-19 menjadi zona kuning dari sebelumnya berstatus zona merah.

Baca Juga: Tanggapi Kemarahan Tri Rismaharini Soal Mobil Lab PCR Corona, Khofifah Indar Parawansa: Justru yang Kasihan Itu yang di Luar Surabaya

"Ini bagian dari apresiasi Pemprov Jatim kepada TNI/Polri yang sudah kerja keras, bahu membahu memutus mata rantai penularan Covid-19 di Jatim," ungkap Khofifah, Sabtu (13/6/2020).

Dikatakan Khofifah, tidak mudah mengedukasi sekaligus menggugah kesadaran masyarakat untuk bersama-sama melawan Covid-19.

Masih banyak masyarakat yang belum paham apa itu Covid-19 dan akibat serta bahaya yang ditimbulkan.

Baca Juga: Kesal Lihat Orang-orang Susah Pakai Masker, Mantan Pasien Corona Ini Curhat Soal Biaya Perawatan yang Bikin Kantong Bolong, Unggah ke Medsos Kuitansi Total Berobat hingga Rp 70 Juta

Termasuk di antaranya, bagaimana cara pencegahannya.

Tidak heran, kata dia, jika masyarakat banyak yang menyepelekan pandemi ini.

"Covid-19 ini kan virus baru, sementara kita berburu dengan waktu agar mata rantai penularannya bisa putus. Nah, peran mengedukasi masyarakat inilah yang banyak diperankan oleh para anggota TNI/Polri. Khususnya, melalui program Kampung Tangguh," imbuhnya.

Khofifah mengatakan, perubahan status zona di lima kabupaten/kota tersebut menjadi bukti bahwa program Kampung Tangguh berhasil menurunkan kurva penularan Covid-19.

Baca Juga: Sempat Pecah Rekor Sampai Buat Masyarakat Ketar-ketir, Jubir Jokowi Kalem Sebut Kasus Baru Corona Cuma Sedikit: Belum Sampai 20 Ribu Perhari

Faktor pendorong utama adalah keterlibatan penuh masyarakat berbasis RT-RT yang kemudian direkatkan oleh RW.

"Sehingga rentang kendalinya atau spent of control-nya sangat bergantung kepada Dandim dan Kapolres sampai dengan babinsa dan babinkabtibmas setempat," ujarnya.

Lebih lanjut, Khofifah meminta kepada seluruh jajaran TNI-Polri di Jatim untuk terus memperkuat dan memperluas kampung tangguh melalui maksimalisasi dari koordinasi, konsolidasi dan sinergitas di lini paling bawah.

Baca Juga: Minta Negara-negara di Dunia Tak Menyerah Perangi Virus Corona, WHO: Ini Masih Jauh Akan Berakhirnya Pandemi

“Pak Pangdam dan Pak Kapolda sangat bersemangat mendirikan dan mengembangkan Kampung Tangguh di Jatim. Menurut data yang disampaikan pak Kapolda saat ini telah berdiri 637 Kampung Tangguh di Jatim. Hasilnya menunjukkan ada signifikansi dari Kampung Tangguh terhadap penurunan Covid-19,” ucapnya.

Ini sekaligus menjadi bagian dari penguatan yang tidak sekedar memasuki transisi menuju new normal, tetapi untuk mengawal ketika pada saatnya memasuki new normal yang sebenarnya.

Penguatan Kampung Tangguh ini, tambah Khofifah, menjadi salah satu faktor yang menentukan keberhasilan Jatim dalam menangani pandemi Covid-19.

Baca Juga: Anies Baswedan Diagung-agungkan Media Asing dalam Penanganan Corona, Gubernur Jakarta Disebut Pantas Jadi Presiden 2024 Hingga Saingi Prabowo Subianto

Berdasarkan data dari infocovid19.jatimprov.go.id per 12 Juni 2020, attack rate atau tingkat serangan Covid-19 di Jatim masih berada pada angka 14,5.

Sementara Surabaya menjadi wilayah yang paling beresiko dengan attack rate nya mencapai 107,6.

Baca Juga: Cuma Nambah 7 Kasus, Australia Pede Total Negaranya Bakal Bebas Corona di Bulan Juli, Warganya Sudah Boleh Olahraga di Luar Lagi

Artinya, setiap 100.000 populasi warga Surabaya, sebayak 107 di antaranya beresiko positif Covid-19. (*)