Find Us On Social Media :

Berkedok Stasiun Cuaca, China Diam-diam Simpan Rencana Tak Terduga, Bikin Pangkalan Militer yang Jaraknya Cuma 651 Km dari Wilayah Kedaulatan Indonesia

Pangkalan militer China yang dibangun cukup dekat dengan WIlayah Kedaulatan Indonesia.

GridHot.ID – Klaim China terhadap Laut China Selatan membuat negeri Tirai Bambu tersebut harus berhadapan dengan Vietnam, Filipina, Malaysia, Taiwan, serta Brunei.

Untuk keperluan tersebut, China langsung membangun postur angkatan perangnya agar semakin kuat.

Selain membangun berbagai alutsista, China juga harus menjaga kehadiran mereka di kawasan sengketa dengan melakukan patroli baik dari AL maupun Coast Guardnya.

Baca Juga: Cuma Berjarak 100 Meter Kapal Perang China dan AS Saling Todong di Perairan Laut China Selatan, Sekali Tarik Peluru Bakal Bikin Heboh Dunia

Selain itu China juga membangun berbagai pangkalan militer di sana dan salah satunya bernama Fiery Cross Reef atau Yongshu Reef.

Mengutip Time, Fiery Cross Reef ialah terumbu karang yang terletak di Kepulauan Spratly.

Awal mula bercokolnya China disitu saat UNESCO pada tahun 1987 sepakat agar negeri Panda membangun Sistem Pengamatan Permukaan Laut Global (GLOSS).

Baca Juga: Terus Dipepet Kekuatan PLA Navy di Perairan Natuna, Analis Militer Ungkap Indonesia Tak Butuh Bantuan Negara Lain untuk Usir China, Taktik Jitu Ini Jadi Pegangan

Konstruksi pembangunan stasiun cuaca itu lantas selesai pada Agustus 1988 dan memang digunakan untuk kepentingan kemanusiaan.

Namun sialnya UNESCO tak sadar jika kemauan China membangun stasiun cuaca disitu karena ada udang di balik batu yakni memperkuat posisi mereka di masa depan ketika mengklaim LCS adalah milik mereka.

Usai terlanjur, lambat laun China melakukan reklamasi besar-besaran di Fiery Cross Reef untuk membuat pulau buatan.

Tujuannya jelas, mengubah atau menambah kapasitas agar menjadi pangkalan militer modern.

Baca Juga: Tiongkok Jiper, AS Kerahkan 3 Kapal Induk ke Laut China Selatan, Tunjukkan pada Dunia Bahwa Kekuatan Militernya Benar-benar Tak Bisa Diremehkan

Maka pada tahun 2014, China mulai proses pembangunan Fiery Croos Reef sebagai pangkalan militer.

Mereka membuat landasan udara sepanjang 3.300 meter, pelabuhan laut, serta garnisun militer.

Sekarang ada 200 orang tentara China yang menjaga pulau itu.

Baca Juga: Seakan Sia-sia Bangun Markas Raksasa Super Canggih, Tiongkok Dianggap Tak Bakal Bisa Kalahkan Amerika Serikat di Laut China Selatan, Perdana Menteri Singapura Bongkar Borok Negeri Panda

Selain di Fiery, China juga membangun pangkalan militer di Mischief dan Subi Reef dengan kapasitas hampir sama.

Pembangunan Fiery Cross Reef selesai pada tahun 2016 dan setelah selesai Harian Tentara Pembebasan Rakyat China langsung mendaratkan pesawat tempurnya sebagai uji coba landasan udara di pulau tersebut.

Tak puas hanya dengan pesawat tempur, China juga mendaratkan pesawat komersil dari Hainan Airlines.

Tujuan didaratkan pesawat sipil itu bukan mengangkut wisatawan tetapi untuk uji coba pendaratan pesawat pembom jarak jauh AU China, Xian H-6N.

Baca Juga: Takut Kecolongan Invasi China, AS Lakuan Misi Urgensi, Terbangkan Pesawat Pembom B-1B untuk Patroli di Perairan Laut China Selatan

Bomber itu mampu membawa Rudal Balistik Dongfeng -21D atau rudal supersonic CJ-100.

Xian H-6N dapat terbang sejauh 6.000 km dengan combat radius mencapai 1.800 km.

Sedangkan dua rudal diatas mampu menerjang sasaran sejauh 1.500 km jauhnya.

Baca Juga: Tiongkok Makin Tak Terhentikan, Amerika Serikat Bareng Sekutu Kewalahan Lenyapkan Ketangguhan Negeri Panda, NATO Bongkar Konflik Sengketa Laut China Selatan Tak Ada Apa-apanya Dibanding Misi Utama Mereka

Letak pangkalan militer ini nyatanya amat dekat dengan pulau Natuna milik Indonesia.

Jarak Fiery Cross Reef hanya 405 Nautical Miles atau sekitar 651 km dari Natuna.

Jika yang ada disana adalah pesawat pembom Xian H-6 dengan tentengan rudal balistiknya, maka Indonesia patut waspada. (Seto Aji/Sosok.ID)

Artikel ini telah tayang di Sosok.id dengan judul "Bisa Didarati Pesawat Pembom, Ini Dia Pangkalan Militer Modern Milik China di Pasifik, Hanya Berjarak 651 Km dari Wilayah Kedaulatan Indonesia"

(*)