Find Us On Social Media :

Belakangan Kerap Provokasi China dengan Kekuatan Militernya, Trump Ketahuan Melunak Jelang Dekati Masa Pemilu, Dikabarkan Minta Bantuan Xi Jinping agar Menang Pilpres

Presiden AS Donald Trump

Alasannya, buku itu berisi informasi rahasia dan akan membahayakan keamanan nasional.

Kutipan dari buku berjudul “The Room Where It Happened: A White House Memoir” diterbitkan di Wall Street Journal, New York Times, dan Washington Post.

Reuters memberitakan, baru empat bulan yang lalu, Senat yang dikuasai Partai Republik memilih untuk membebaskan Trump atas tuduhan yang diajukan oleh Dewan Perwakilan Rakyat yang dipimpin Demokrat terkait dari transaksi dengan Ukraina.

Baca Juga: 3 Bulan Dinikahi Duda, Mantan Istri Deddy Corbuzier Ketahuan Hapus Semua Foto Sang Suami, Netizen Langsung Ketar-ketir: Semoga Baik-baik Aja!

Ini merupakan kejadian ketiga kalinya dalam sejarah AS bahwa seorang presiden telah dimakzulkan.

Tuduhan Bolton memberikan amunisi baru kepada para kritikus sebelum pemilihan presiden AS yang akan berlangsung 3 November mendatang, termasuk percakapan di balik layar Trump dengan Xi, yang dalam satu kasus menyinggung topik pemungutan suara AS.

"Trump kemudian, secara menakjubkan, mengalihkan pembicaraan ke pemilihan presiden AS mendatang, menyinggung kemampuan ekonomi China dan memohon kepada Xi untuk memastikan dia menang," tulis Bolton, seperti yang dikutip dari bukunya yang diterbitkan di Wall Street Journal.

Baca Juga: Niat Hati Beri Ucapan Ulang Tahun pada Sang Bunda, Salmafina Sunan Justru Disebut Anak Durhaka, Janda Taqy Malik Ketahuan Lakukan Hal Ini pada Orang Tua

Dituliskan pula, "Dia menekankan pentingnya petani dan meningkatkan pembelian kedelai dan gandum China dalam hasil pemilu."

Bolton mengatakan bahwa Demokrat salah dalam penyelidikan impeachment mereka dengan hanya berfokus pada Ukraina, mengingat apa yang dia katakan adalah jumlah percakapan yang tak terhitung banyaknya di mana Trump menunjukkan "perilaku fundamental yang tidak dapat diterima yang mengikis legitimasi kepresidenan."

"Seandainya mereka meluangkan waktu untuk bertanya lebih sistematis tentang perilaku Trump di seluruh kebijakan luar negerinya, hasil impeachment mungkin berbeda," tulis Bolton dalam Wall Street Journal.